Byurrr...
"Jangan melepaskan talinya seperti itu, bodoh!" Tegur Chenle kepada Haechan. "Jika kapal kayu ini rusak bagaimana?" Seloroh nya kesal.
Haechan mendelik malas. "Kau lihat saja dibawah sana. Kapal nya baik-baik saja, kau yang terlalu berlebihan," balas nya sewot.
"Tidak bisakah kalian akur dan diam sebentar saja?" Keluh Mark menatap malas. "Lebih baik kalian mengambil tas masing-masing dan segera turun. Jeno sudah bersiap untuk membakar kapal ini," ujar Mark dan mengambil alih tali yang menahan kapal kecil di bawah supaya tidak terbawa ombak.
Haechan dan Chenle tidak protes. Mereka mengambil tas masing-masing dan berdiri di samping Mark.
"Cepatlah turun," titah Mark mengendikkan bahu untuk segera turun.
Haechan dan Chenle terdiam. Menatap ke bawah kapal dengan tatapan ngeri. Ombak laut mulai besar, suasana di sore hari juga terlihat gelap pertanda akan hujan.
"Kalian takut?" Tanya Jisung heran.
"Tidak." Balas Haechan tegas dan segera memegang tali yang diberikan Mark. "Apakah tali ini tidak akan putus?" Tanya Haechan pelan seraya memegang tali dengan cemas.
"Akan putus jika aku memotongnya," balas Renjun menatap malas. "Cepatlah turun. Kita harus segera sampai di daratan Roma sebelum badai terjadi." Seloroh Renjun kesal.
Haechan berdecih dan segera memegang kuat tali nya. Namun sebelum ia akan turun, Jeno menahan pundak nya dan mengambil tas milik Haechan yang ada di punggung Pangeran ke-4 itu.
"Cepatlah turun. Aku akan membawa tasmu," seloroh Jeno datar dengan tangan kiri yang sudah membawa tas Haechan dan tangan kanan yang membawa obor.
Haechan tak membalas, ia segera turun dengan bergelantungan kepada tali yang ia pegang. Mark menahan tali lainnya supaya kapal kecil di bawah tidak bergerak.
"Sudah?" Tanya Jaemin sambil melihat ke bawah.
"AKU TAKUT! TALINYA SEPERTI MAU PUTUS!" Teriak Haechan yang masih ber-gelantungan di bagian tengah badan kapal besar.
Renjun menggeram kesal. "CEPAT TURUN SEBELUM AKU BENAR-BENAR MEMOTONG TALI INI!" Teriaknya kesal dengan pandangan marah.
Mendengar itu, Haechan terkejut dan melepaskan tali nya secara mendadak.
"HEY! BODOH!" Teriak Jeno panik melihat Haechan yang sudah tergeletak di atas kapal kecil. "KENAPA KAU MELEPASKAN TALINYA?!" Geram Jeno membentak.
"AKU TERKEJUT!" Balas Haechan kesal dan mengusap bagian punggung nya yang terasa sakit karena menghantam bagian kapal. "CEPATLAH TURUN!" Teriak nya keras.
Satu persatu dari Pangeran lainnya mulai turun hingga tersisa Mark dan Jeno yang berada di atas kapal besar.
"APAKAH SUDAH SEMUA?" Tanya Mark dari atas kapal besar.
"TURUNLAH! KAMI AKAN MEMEGANG TALINYA!" Teriak Renjun dari bawah sambil memegang tali yang di gunakan untuk turun ke bawah.
Mark mengangguk dan mengikat tali yang sedari tadi ia pegang ke tiang kapal. Setelah memastikan talinya terikat kuat, ia mendekati Jeno yang memegang obor.
"Berapa waktu yang kita butuhkan untuk sampai ke daratan Roma?" Tanya Jeno menatap laut lepas.
"Sekitar 1 jam dengan kapal kecil itu," jawab Mark seraya melihat daratan Roma melalui teropong. "Namun, kita harus cepat." Lanjut nya.
Jeno mengangguk. "Badai akan tiba lebih cepat dari perkiraan kita dan jika lautan bersahabat, semoga saja kita tidak tenggelam." Seloroh Jeno mendongakkan kepala, merasakan rintikan hujan yang mulai jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] The Seven Sons, D² (Delight & Dolour) || NCT DREAM
FanfictionMasa lalu adalah bagian dari masa depan dan masa kini. Sama seperti 7 dari mereka yang masih mencari arti dari sebuah kehidupan. Bersama, dalam 7 jiwa yang hancur secara perlahan. Kita akan kembali kepada masa yang tak lekang oleh waktu. Masa yang m...