29. Sehari Sukacita

1.4K 163 72
                                    

"Kenapa kau menangkap ikan sebanyak ini?" Tanya Renjun dengan wajah datar melihat wadah berisi di hadapan nya. "Kau ingin merubah kita menjadi keturunan ikan?"

"Memangnya keturunan ikan itu ada, ya?" Tanya Jisung dengan wajah penasaran menatap ikan di dalam wadah.

"Tentu saja ada!" Seru Haechsn semangat dan merangkul Jisung. "Kau tidak tahu saja bahwa aku sudah pernah bertemu dengan keturunan ikan tersebut." Ujarnya jumawa.

Jisung bergumam kagum. "Dimana kau bertemu dengan keturunan ikan tersebut?! Kenapa kau tidak mengajakku?!" Rengek Jisung menggoyang kencang lengan Haechan.

"Apakah tidak berbahaya membiarkan si kulit arang itu meracuni otak kecil Jisung?" Bisik Chenle kepada Jeno.

Jeno menarik napas pelan. "Biarkan saja, kita lihat sejauh mana kemampuan Haechan untuk ber-imajinasi." Balas Jeno malas.

"Haechan, berhenti membodohi Jisung." Tegur Mark melihat tingkah Haechan yang sangat bersemangat membuat Jisung tersesat.

Haechan berdecak keras. "Kau ini, kenapa tidak percaya denganku, sih?" Gerutu nya dan menatap Jisung. "Tenang saja, bungsu. Suatu saat nanti aku akan membawamu ke kerajaan laut untuk bertemu para keturunan ikan tersebut." Ujar Haechan tersenyum ceria.

Jisung tersenyum tak kalah sumringah. "Aku harus memanggil keturunan ikan tersebut dengan nama apa?" Tanya Jisung menggali informasi lebih dalam.

"Kau bisa memanggil mereka.." Haechan maju beberapa langkah, dengan tiba-tiba ia berbaring menyamping di tanah sambil menopang kepala dan menggerakkan kaki nya. "Putra duyung."

Raut wajah Jisung berubah drastis. Matanya menatap datar dengan hidung yang kembang kempis. "KAU MEMBOHONGIKU!" Teriaknya nyaring dan melempari Haechan menggunakan rumput basah di dekat kaki nya.

Haechan tertawa puas dan segera berlari menghindari Jisung yang mengejarnya. "KENAPA KAU SANGAT BODOH, JISUNG?!" Gelak Haechan heboh dengan tawa yang begitu puas.

"Haechan. Berhentilah mengganggunya," tegur Mark lagi namun kedua Pangeran itu tidak mendengarkan dan berakhir kejar - kejaran di area sungai.

"KEMARI KAU, HAECHAN!" Teriak Jisung dengan emosi yang membara.

"TANGKAP AKU JIKA BISA!" Ledek Haechan menjulurkan lidah ke arah Jisung.

"Apa tidak masalah membiarkan mereka berlari di bebatuan sungai ini? Mereka bisa saja terluka," heran Jaemin yang sedari tadi membersihkan sisik ikan bersama Renjun dan Chenle.

"Biarkan saja," balas Renjun malas. "Aku lebih masalah dengan ikan-ikan ini yang sedari tadi tidak ada habisnya!" Gerutu Renjun dengan brutal membersihkan sisik ikan. "Kau benar-benar menguras makhluk hidup di sungai ini, Jaemin." Lanjut nya kesal.

Jaemin terkekeh ringan. "Rasanya menyenangkan ketika menangkap ikan seperti ini," balas Jaemin santai dan memberikan wadah ikan yang sudah bersih dari sisik nya kepada Mark. "Kau ingin membakar nya sekarang?" Tanya Jaemin penasaran melihat Mark dan Jeno yang menyiapkan beberapa kayu bakar.

Mark mengangguk ringan. "Sarapan di pinggir sungai bukan ide yang buruk," ia tersenyum kecil sambil mengusap pelan kepala Jaemin. "Kami akan mencari beberapa jamur, Renjun akan membuatkan sup untukmu." Kekeh nya dan berjalan mendekati Jeno.

Chenle yang sedari tadi membersihkan sisik ikan tanpa banyak bicara akhirnya menghela napas panjang. "Demi otak kecilnya Haechan, aku sudah lelah!" Kelakar Chenle melempar kasar ikan yang telah ia bersihkan.

"Oh, ayolah. Ini hanya tinggal 10 ikan lagi," balas Jaemin jengah dan terus membersihkan sisik ikan dengan semangat.

"Na Jaemin," panggil Renjun dengan wajah datar. "Sedari tadi, aku sudah membersihkan hampir 20 ikan dan sampai saat ini.. KENAPA RASANYA IKAN-IKAN INI SEMAKIN BERTAMBAH?!" Teriak Renjun frustasi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[ii] The Seven Sons, D² (Delight & Dolour) || NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang