Jaemin mendengus pelan ketika kepala nya terasa sangat sakit akibat membaca catatan Namkoong Min. Ia terdiam sejenak di tengah hening nya dini hari, menatap datar ke arah halaman yang baru saja ia baca.
Kita dengan marga Na memiliki takdir untuk hidup berulang kali. Sejauh apapun lingkaran waktu nya, kita tetap akan hidup sampai salah satu dari reinkarnasi kita berhasil memutus dendam para pendahulu.
Na Jaemin, setiap memori yang terlintas di ingatanmu merupakan peristiwa penting. Jangan meragukan kekuatan suatu ingatan.
Jika kau sudah mendapatkan akhir dari gambaran nya, maka.. kejadian itu yang akan menjadi akhir dari kehidupanmu sebagai Na Jaemin.
Na Jaemin, segeralah bertindak. Jangan menyiksa diri terlalu lama karena kutukan ini tidak akan hilang sebelum dendam di hatimu benar-benar bersih.
Aku berharap, kau mengambil keputusan yang tepat untuk akhir cerita kita sebagai keturunan Sparta dengan marga Na.
"Lalu, kejadian Haechan yang membunuh kami semua akan menjadi nyata?" Gumam Jaemin dengan tarikan napas lelah. "Sial, aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi."
Jaemin menggeram lirih ketika kepala nya terasa semakin sakit. "Sekarang, apa lagi yang akan di perlihatkan ingatan bodoh ini?" Rintih Jaemin memegang kepalanya.
"Jaemin. Ini aku, Ibumu. Go Youn-jung."
Jaemin menutup erat kedua mata nya ketika sesak di dada nya semakin membuncah. Ia menutup telinga ketika merasakan suara yang asing dan menyakitkan berdenging di telinga nya.
"Maaf, karena sudah memberi banyak tekanan dan beban kepadamu, Jaemin.."
"Jaemin. Kau tidak sendiri. Carilah perempuan itu, dia adalah keturunan Sparta terakhir yang sebenarnya."
"Jika kau benar-benar ingin menghentikan takdir yang begitu jahat ini maka segera bergerak, Jaemin."
"Ibu selalu mencintai... Kesayanganku.."
Jaemin membuka paksa kedua mata nya. Napas nya terengah-engah dengan mata yang terasa basah. Jaemin melihat nya, Jaemin mengingat wajah yang baru saja hadir di memori nya.
Wanita tuna netra yang begitu cantik dan sempurna. Meskipun kedua mata nya terdapat bekas luka goresan pisau, Jaemin akui dia adalah wanita yang sangat cantik.
"Go Youn-jung?" Lirih Jaemin tercekat. "Ibu.." panggil nya serak.
Hati Jaemin terasa begitu sakit ketika mengingat senyum kesedihan dari wajah wanita itu, begitu besar rasa bersalah nya dan Jaemin dapat merasakan penyesalan sang Ibu.
Jaemin memandang ke arah Haechan yang sudah berkelana dalam mimpi nya. Ia mengacak pelan rambut cokelat nya, merasa frustasi dan kesal akan semua rentetan kejadian yang belum bisa ia temukan benang merah nya.
Dahi Jaemin berkerut dalam ketika mengingat sesuatu. "Tunggu, keturunan Sparta terakhir yang sebenarnya?" Gumam nya.
Tangan Jaemin membuka catatan Namkoong Min dengan cepat. Ia merasa telah melewatkan bagian yang penting.
"Tapi disini, Namkoong Min bilang bahwa aku adalah keturunan Sparta yang terakhir." Lirih Jaemin pelan. "Apa konteks keturunan Sparta yang terakhir ini berbeda dengan yang di katakan oleh Ibu?"
Mata Jaemin menerawang jauh ke arah jendela yang memperlihatkan pemandangan langit malam dan pohon-pohon yang menjulang tinggi. Ia mengerjap pelan dan berusaha berpikir keras.
"Ibu bilang jika keturunan terakhir itu adalah perempuan, tetapi Namkoong Min bilang bahwa aku adalah keturunan terakhir Sparta." Pangeran ke-5 itu berdiri dan mendekat ke arah jendela. "Apakah sebenarnya ada dua keturunan terakhir dalam arti yang berbeda?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] The Seven Sons, D² (Delight & Dolour) || NCT DREAM
FanfictionMasa lalu adalah bagian dari masa depan dan masa kini. Sama seperti 7 dari mereka yang masih mencari arti dari sebuah kehidupan. Bersama, dalam 7 jiwa yang hancur secara perlahan. Kita akan kembali kepada masa yang tak lekang oleh waktu. Masa yang m...