"ASTAGA, HAZEL!" Teriakan Kazuha dari arah depan toko membuat Sunoo tergesa-gesa meninggalkan meja kasir dan mendatangi mereka.
"Kena -TUHAN! APA YANG TERJADI?!" Jerit Sunoo panik, ia langsung melepaskan kemejanya dan memakaikan nya ke tubuh Hazel. Laki-laki itu hanya menggunakan kaos polos saja.
"Tutup toko," ujar Kazuha menyuruh Sunoo, dan menuntun Hazel untuk masuk.
"Hey, kenapa di tutup?" Heran Hazel dengan sorot kebingungan.
"Kami tidak mungkin membuka toko ketika kau berantakan seperti ini." Balas Sunoo cepat dan menutup pintu toko, membuka gorden jendela sehingga keadaan di dalam toko menjadi agak gelap.
Kazuha membawa Hazel untuk duduk di sebuah kursi santai. "Tunggu sebentar, aku akan mengambil air bersih untuk membasuh tubuhmu." Lalu Kazuha berlari ke arah dapur kecil.
Sunoo segera mendekati Hazel yang hanya terdiam. Laki-laki itu membuka pelan sepatu pansus milik Hazel.
"Sunoo, aku bisa membuka nya," cegah Hazel menahan tangan Sunoo.
"Kau cukup diam, Hazel. Tanganmu yang bergetar kedinginan itu tidak akan bisa melakukan apapun untuk saat ini," seloroh Sunoo mengenyahkan lembut tangan Hazel.
"Maaf menunggu lama," ujar Kazuha yang baru datang sambil membawa ember berisi air hangat. "Tolong ambilkan kotak obat di laci kasir," pinta Kazuha kepada Sunoo.
Kazuha membuka kemeja Sunoo yang menutupi tubuh Hazel. Ia meringis pelan melihat luka-luka gores yang berada di tangan Hazel.
"Ya Tuhan, apa yang terjadi kepadamu?" Lirih Kazuha dan menerima kotak obat dari Sunoo.
Sunoo mengambil kain bersih, membasahi nya dengan air hangat dan mengusap halus tubuh Hazel yang terdapat pasir-pasir halus dan daun-daun kecil yang menempel di tubuh nya.
Sementara Sunoo sibuk membersihkan tubuh Hazel. Kazuha berdiri untuk membersihkan rambut Hazel yang berantakan. Ada ranting, daun dan pasir halus yang menempel di rambut Hazel.
"Ada apa?" Tanya Sunoo lembut kepada Hazel yang hanya terdiam dengan pandangan kosong.
"Kau terjatuh ke dalam sungai saat ingin mencuci pakaian?" Tanya Kazuha dengan suara lembut dan mengusap pelan kepala Hazel.
Hazel hanya diam. Dalam ingatan nya, masih terbayang jelas betapa mengerikan nya arus sungai tersebut. Hazel ketakutan namun, ia merasa terlindungi karena seseorang yang telah ia selamatkan.
"Hazel... berbicaralah," pinta Sunoo memohon. "Kami khawatir kepadamu."
"Apa ada orang jahat yang menyakitimu? Kau mengingat suara orang jahat tersebut? Kami bisa mengadili nya, Hazel." Ujar Kazuha berharap Hazel mau berbicara sepatah kata saja.
Namun Hazel tetap diam. Ia hanya bisa terdiam dalam perasaan kalutnya.
"Hey... kenapa menangis?" Tanya Sunoo pelan dengan ibu jari yang menghapus pelan air mata Hazel.
Hazel tersadar. Saking larutnya ia dalam keheningan, tidak sadar bahwa air mata nya terjatuh ketika mengingat bahwa dengan mudah nya ia meneteskan air mata saat memohon orang itu untuk menerima uluran tangan nya.
Hazel terisak. Belah bibir nya mengeluarkan isakan sedih. Ia merasa kasihan, ia merasa sedih akan laki-laki yang tadi telah ia selamatkan.
"Hazel, kenapa?" Lirih Kazuha memeluk Hazel.
Hazel semakin menangis. Pasti berat menjadi laki-laki itu. Tidak ada yang memeluk nya saat ia putus asa kepada kehidupan nya. Laki-laki itu hanya memeluk lukanya sendirian dan itu sangat menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] The Seven Sons, D² (Delight & Dolour) || NCT DREAM
FanfictionMasa lalu adalah bagian dari masa depan dan masa kini. Sama seperti 7 dari mereka yang masih mencari arti dari sebuah kehidupan. Bersama, dalam 7 jiwa yang hancur secara perlahan. Kita akan kembali kepada masa yang tak lekang oleh waktu. Masa yang m...