8. Tetap bersama?

728 72 19
                                    






Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh semua. Gimana kabarnya?

Sebelum membaca, alangkah baiknya klik bintang di bawah pojok ya. Hargai mei yang nulis dan kasih semangat! Vote kalian, gratis tapi berharga bagi author manapun

Siap jadi reader yang baik? Stop Silent reader!!

Pilihan orang tua memang selalu terbaik untuk anaknya, tetapi tidak semua anak bahagia dengan pilihan orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pilihan orang tua memang selalu terbaik untuk anaknya, tetapi tidak semua anak bahagia dengan pilihan orang tuanya

_Tazqiya Izzatunnisa_

〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

Latihan hari ini selesai. Gus Zayyan pamit undur diri dan menyisakan Husna dan Zeline yang memasukkan barang barangnya ke tas dan bersiap kembali ke asrama. Saat mengemasi barang barang, Husna teringat satu hal. Cukup membuatnya bingung dan menjanggal bila tidak ditanyakan.

Dengan keberanian yang dipaksa, gadis kacamata itu memanggil temannya, "Zel!"

Zeline yang masih sibuk hanya membalas dengan deheman, "Hmm...?"

Husna menarik napas dalam dalam, "Kamu suka sama Gus Zayyan?" Zeline menelan salivanya kasar. Matanya menatap Husna yang masih menunggu jawabannya. Zeline menarik nafas-tersenyum

"Apa sih Na? Emang sikap saya kaya suka ya sama Gus Zay?" Ucapnya berusaha menyakinkan. Husna menyipitkan matanya, menatap dengan tatapan tidak percaya

"Yang bener?" 2 kata tapi membuat Zeline panas dingin. Zeline tetap bersifat tenang dan menjawab, "Iya! Gak mungkin juga kali saya suka!" Sanggahnya

"Ya tap-"

"Udah Na, ayo ke asrama. Malah bahas Gus Zay!" Husna tidak bisa berkata kata lagi. Ia memilih menurut dan menghilangkan pikiran janggalnya

〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

"Hazeline!!!" Zeline dan Husna bisa menebak siapa yang berteriak. Dan benar saja. Didepan mereka ada Qiya. Zeline dan Husna mengerutkan keningnya sat melihat Ning Qiya yang masih mengatur napas

"Kenapa Ning?" Tanya Husna sekaligus mewakili Zeline

"Na, boleh saya ngomong berdua sama Zeline?" Izin Qiya. Husna menatap Zeline seolah bertanya kenapa?. Zeline mengedikkan bahunya tanda memang tidak tahu

Dengan ragu Husna mengizinkan, "Silahkan Ning..." Qiya tersenyum dan menarik tangan Zeline dan membawanya menjauh dari Husna

〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

"Kenapa Ning?" Tanya Zeline saat Qiya membawanya di taman pondok belakang

"Zel-" Qiya menjeda ucapannya. Raut wajahnya menggambarkan raut serius dengan bingung keraguan. Zeline langsung bisa menebak

GADIS HAZELKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang