15. Selalu Menyangkal

667 67 27
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim, baca nya pelan pelan aja biar dapat vibesnya

Maaf jika masih ada kekurangan di chapter ini

Jangan lupa dukungannya buat mei

Py riding













"Dia na, Zeline... Dia..."

"Koma," lanjut Qiya

DEGH!

Husna terdiam. Seolah jantungnya berhenti berdetak beberapa saat, sampai suatu ketika pelukan mereka berdua terlepas.

Qiya melanjutkan tangisannya, sedangkan Husna sendiri hanya bisa diam. Walaupun begitu, gadis itu tetap mengeluarkan air matanya

"Ning, Ning bohong kan?" Tanya Husna lirih nyaris tidak terdengar. Sedangkan perempuan didepannya hanya menggeleng seolah mengatakan ini memang benar

Mata itu mulai berembun, Husna memegang bahu Qiya dengan kedua tangannya, "Katakan, ini semua bohong kan?"

"ANA MOHON KATAKAN!"

"KATAKAN INI KEBOHONGAN QIYA!!" Sentak Husna berteriak seperti orang gila. Bahkan kedua tangannya mencengkram erat bahu Qiya dan sang empu hanya bisa meringis merasakan bahunya terkena kuku Husna

"A-aku ju-juga mau ini bohong, na..." Tangis Qiya menunduk. Husna melepas cengkraman tangannya, tubuhnya ambruk seolah tidak memiliki kekuatan lagi

Semua berputar didalam kepalanya. Mulai dari kesalahannya pada Zeline, setiap kata katanya yang kasar, dan bayangan ketakutan mimpi itu kembali

"NGGAK!!" Semua orang termasuk Zayyan menoleh

"Zel, jangan tinggalin ana Zel, ana minta maaf buat segalanya, ana tahu ana salah, ana gak benci anti. Ana mau anti kembali..." Isaknya menangkup wajahnya

"Tolong, kembali Zel..." Rancau Husna. Qiya yang melihat memilih berjongkok didepan Husna. Tanpa aba aba, Qiya memeluk Husna

"A-aku gak mau ke-kehilangan dia, na..."

"Lebih baik aku yang mati," Ucap Qiya mengeratkan pelukannya. Husna pun sempat membalasnya dan mereka berdua saling berpelukan dan menangis

"Ana punya banyak salah ke Zeline Ning, ana mau minta maaf sama dia..." Hanya itu yang Husna ucapkan

Sedangkan disisi lain, Zayyan Al Ayyubi. Lelaki itu berjalan mendekati pintu yang kemungkinan tempat Zeline dirawat. Zayyan menatap lewat celah kecil gorden berwarna biru itu

DEGH!

Zayyan memegangi dadanya yang tiba tiba berdenyut sakit. Ada rasa seperti sayatan saat melihat tubuh Zeline yang terbaring lemah dengan alat alat seram terpasang penopang kehidupannya. Tanpa sadar, air mata lelaki itu jatuh

"Ya Allah, mengapa hamba merasakan sakit melihatnya?"

Hingga tiba tiba, ada tepukan di bahu lelaki itu yang membuatnya tersadar. Zayyan menoleh, ternyata ulah Qiya

"Mas, boleh Qiya bicara?" Izin Qiya. Zayyan yang bingung memberikan respons seperti apa hanya bisa mengangguk ragu. Setelahnya Qiya berjalan terlebih dahulu meninggalkannya. Zayyan yang paham, memilih mengikuti Qiya

Disinilah mereka berdua. Hanya ada mereka berdua, namun tetap saja mereka menjaga jarak antar keduanya. Hanya keheningan yang menguasai mereka

Zayyan yang lelah menunggu hanya berdehem, "KHEEMM!"

GADIS HAZELKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang