27. Menyangkut Harga Diri

600 48 28
                                    


ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

KEMBALI, WALAU TIDAK ADA YANG MENCARI

Setelah mengisi perutnya, Zeline berniat kembali ke ruangan Zayyan di rawat. Namun saat berdiri matanya dibuat terkejut dengan noda darah. Zeline teringat satu hal. Bukannya ini waktunya di haid? Zeline sedikit kesal. Mengapa haidnya tidak bisa di tunda dulu?

"Untung gak terlalu merembes," gumamnya mengintip bagian belakang gamisnya. Kantin rumah sedikit dekat dengan toko rumah sakit. Tempat menyediakan obat obatan untuk pasiennya. Zeline berniat membeli pembalut sebelum darahnya semakin deras

"Uang?" Zeline menepuk jidatnya. Beberapa hari ini dirinya cukup ceroboh. Yang pertama, obat ini uang. Bagaimana bisa gadis itu membeli pembalut?

"Masa sih minjem uangnya Gus Zayyan? Mau taruh dimana muka aku," ingin rasanya Zeline menangis sekarang. Tapi, dia membutuhkannya. Untuk kali ini baginya lebih baik menurunkan gengsi nya sedikit. Catat, hanya sedikit

〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

"Assalamualaikum," salam Zeline membuka pintu. Zeline berjalan mendekati brankar Zayyan

"Udah sarapan?" Tanya Zayyan. Zeline hanya mengangguk.

"Gus, Zeline mau— ehm mau—"

"Mau nerima pernikahan?" Potong Zayyan yang mendapat tatapan tajam Zeline.

"Bukan!"

"Ya terus apa? Hm?"

"Uang, hehehe..." Zayyan terkekeh

"Ya Allah gemes. Pengin cium." Isi hati Zayyan

"Bukannya tadi udah dikasih?" Bingung Zayyan. Baginya uang yang ia berikan sudah cukup

"Ya beda Gus,"

"Yaudah sekarang mas tanya, buat apa uangnya?" Tanya Zayyan mulai serius

"Ada deh Gus. Privasi pokoknya. Menyangkut harga diri," Zayyan mengernyitkan dahinya. Sepenting itu?

"Se privasi apa? Coba ngomong nanti bakal saya kasih," ajak Zayyan. Jujur saja Zayyan sedikit penasaran dengan apa yang dimaksud privasi oleh Zeline

"Beli pembalut," Zayyan terkekeh sedangkan Zeline sudah malu dibuatnya. Andai saja tidak terlalu darurat, mana mau Zeline melakukan ini?

"Nah," ucap Zayyan memberikan uangnya tanpa menghentikan tawa nya.

"Tuh kan ketawa," Zayyan terpaksa menghentikan tawanya. Daripada gadis di depannya marah? Lebih baik Zayyan menahannya

"Zel," panggil Zayyan menghentikan Zeline. Zeline berbalik

"Kesini sebentar," titah Zayyan Zeline menurut saja

"Agak deketan," instruksi Zayyan. Zayyan mengambil jaket yang ia punya dan memasangkannya di pinggang Zeline

"Darahnya tadi nembus. Biar gak malu," ujar Zayyan mengikatkan lengan jaketnya

"Syukron Gus,"

"Hm..."

〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

GADIS HAZELKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang