16. Pilihan yang tepat

682 60 12
                                    


ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Bismillahirrahmanirrahim

JANGAN LUPA DUKUNGANNYA!!

VOTE! KALAU GAK COMMENT!!
LAA SIDER!!

HAPPY REDENG!!

Didalam hidup pasti ada pilihan. Dan pasti suatu saat kita diminta untuk memilih salah satu dari keduanya. 

_AUTHOR_

"Seenggaknya anti dengerin permintaan maaf ana Zel, jangan kaya gini," isakan tangis perempuan berkacamata itu. Menatap penuh penyesalan didepan tubuh yang terbaring lemah yang hanya ditopang alat medis

"Anti janji bakal lomba, tapi apa? Sampai sekarang anti gak mau bangun, kapan anti bangun??" Ucap perempuan yang sudah putus asa. Dirinya selalu berdoa semoga ada keajaiban yang membantu temannya untuk bangun dari mimpinya

Namun, apakah yang terjadi jika doa itu tidak terkabul? Apakah tubuh gadis bermata Hazel itu bisa terbangun lagi?

Banyak sekali ketakutan yang Husna rasakan. Takut ditinggal Zeline salah satunya. Namun dirinya juga tidak bisa berkehendak. Kematian sudah ada yang mengatur dan itu sudah takdir.

"Assalamualaikum," salam Qiya membuka pintu. Tepat dibelakangnya ada Zayyan

"Gimana? Ada kemajuan?" Tanya Zayyan. Husna menunduk, enggan menjawab pertanyaan pemuda bergelar Gus itu

"Gimana keputusan kalian?" Tanya Husna datar tanpa ekspresi

Qiya dan Zayyan saling tatap, "Tetap sesuai rencana awal!" Jawab Qiya tanpa keraguan

〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

"Qabiltu nikahaha watazwijaha bin mahril madzkur. Hallan!" Ucapan penuh keyakinan menggema didalam ruangan.

Ucapan yang berisi perjanjian sakral. Perjanjian yang mengikat kedua insan menjalankan ibadah terpanjang didalam hidupnya. Ucapan yang harusnya tidak dipermainkan dan hanya diucapkan dengan keseriusan yang matang

Ucapan itu telah diucapkan dia. Lelaki bergelar Gus muda itu. Detik berikutnya air mata Qiya terjatuh. Matanya melirik sekilas tubuh perempuan yang terbaring lemah di brankar putih itu

"Maaf Zel," lirih nya

Sedangkan disisi lain. Lelaki yang mengucapkan kalimat qabiltu itu juga menatap perempuan didepannya

"Semoga ini adalah keputusan yang tepat!" Ucap Zayyan

〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

"Bunda?"

Perempuan yang dipanggil dengan sebutan bunda itu menoleh. Bibirnya mulai menarik senyum manis melihat perempuan remaja bergamis putih itu mendekatinya. Tangannya mulai terangkat mengatakan 'sini sayang, peluk bunda!'

GREP!

"Bunda, Zeline rindu bunda..." Ucap gadis itu menangis sesegukan didalam dekapan penuh kehangatan yang selalu ingin ia rasakan

GADIS HAZELKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang