42. Hadiah Ponakan

579 39 35
                                    

Setelah shalat dhuhur, Zeline menunggu Zayyan. Saat menunggu, banyak santriwati yang melihat ke arahnya. Zeline sedikit risih, namun dia bisa apa? Berusaha tidak peduli, Zeline menatap pintu mushala menunggu Zayyan

"Gus Zay lama bener!" Gerutu Zeline. Tiba tiba ada tangan yang melingkar di pinggangnya. Zeline menoleh ke samping, gadis itu menghembuskan napas gusar.

"Kirain siapa. Bikin kaget," Zayyan hanya tersenyum tipis mendengar gerutuan Zeline

"Lama nunggunya?"

"Pake nanya! Istrinya lumutan,"

"Istri?" Tanya Zayyan memperjelas ucapan Zeline

"Iyalah. Kan saya istri Gus Zayyan, kan?" Tanya Zeline polos. Harusnya tanpa dia bicara Zayyan paham kan maksudnya?

"Mau ikut mas gak?" Tanya Zayyan mulai serius

"Kemana?"

"Beli gamis buat Zafra. Dia ulang tahun," beritahu Zayyan yang mengingat hari spesial adiknya. Zeline hanya mengangguk. Dengan semangat, Zeline menarik tangan Zayyan

"Kemana Zel?" Tanya Zayyan saat Zeline menarik tangannya. Zeline sudah berdiri, namun Zayyan masih santai duduk

"Katanya beli gamis!! Ayooo!!" Ajak Zeline bersemangat. Zayyan terkekeh, yang beli gamis siapa yang bersemangat siapa. Setelahnya Zayyan berdiri dan membiarkan Zeline menarik tangannya

"Jalan Gus!!" Zayyan hanya menggeleng heran. Mengapa Zeline sangat bersemangat? Mau tidak mau Zayyan mengendarakan mobilnya meninggalkan area pesantren

〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

"Zel, ini bagus gak?" Tanya Zayyan menunjukkan gamis pink manis dengan renda tipis bunga. Zeline menoleh, selanjutnya gadis itu mengangguk. Zayyan menyimpan gamis pilihan pertamanya dan memilih melihat lihat gamis lainnya. Barangkali saja ada yang lebih bagus dan cocok untuk adik kecilnya

"Zel, kalo yang ini?"

Zeline menoleh, lagi dan lagi Zeline hanya mengangguk. Zayyan menaruh kembali gamis itu dan mencari cari gamis yang lainnya

"Zel, yang ini?" Lagi. Zeline mengangguk saja. Zayyan menggaruk kepalanya, apakah Zeline memperhatikannya? Sedaritadi semua gamis yang Zayyan tunjukkan Zeline hanya mengangguk. Bahkan Zayyan berharap Zeline berkomentar tentang gamis yang ia pilihkan

"Zel. Daritadi 10 gamis yang saya pilih kamu gitu terus responnya. Jelek semua, ya?" Tanya Zayyan. Zeline berbalik dan refleks menggelengkan kepalanya

"Nggak. Semuanya bagus kok. Cuma— ehehmmm... "

Zayyan mengernyitkan dahinya. Zeline menggentung ucapannya membuat Zayyan penasaran dengan lanjutan kalimatnya

"Apa?"

"Gus terlalu pemilih. Tinggal pilih satu gamis yang menurut Gus Zayyan bagus. Daritadi ada gamis tanya ke saya eh disimpen parahnya lagi cari gamis yang lain. Kasihan loh Gus gamisnya diduakan terus," Zayyan cengo mendengar penuturan istrinya. Mengapa pikiran Zeline sampai ke sana?

"Ya Allah, punya istri kok unik," Zayyan terkekeh. Ada ada saja baginya. Selanjutnya Zayyan melanjutkan aktivitasnya mencari gamis untuk adiknya. Saat menemukan yang tepat, Zayyan berbalik. Awalnya Zayyan berniat ingin meminta pendapat Zeline tapi niatnya urung saat Zeline tidak ada disana

"Zel..." Mata Zayyan berfokus pada gadis abaya ungu yang memilah milah pakaiannya. Zayyan yakin itu adalah Zeline. Dengan semangat, Zayyan berjalan ke arahnya

"Zel..." Gadis yang dipanggil itu berbalik. Zayyan membulatkan matanya saat ternyata gadis itu bukan Zeline istrinya

"Gus Zayyan disini juga?!" Sumringah Alea

GADIS HAZELKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang