38. Sungguhan Cerai?

621 34 34
                                    

Zayyan kali ini mengajar di kelas Zeline. Setiap saat mengajar, Zayyan selalu mencuri pandang ke arah Zeline dan disaat pandangan mereka bertemu, Zayyan mengalihkan pandangannya dan pura pura fokus ke berkas berkasnya

"Kelas sudah selesai. Bagi yang mau mengumpulkan tugas, bisa dikumpulkan di Hazel biar dia yang ngumpulin ke saya," beritahu Zayyan

Semua santriwati saling pandang. Hingga ada seorang santriwati yang angkat bicara, "Afwan Gus. Hazel itu siapa?"

Zayyan memijat dahinya. Dirinya lupa yang mengerti sebutan Hazel itu hanya Husna dan Qiya. Selebihnya mereka memanggil Zeline dengan namanya

"Maksudnya Gus Zayyan, Zeline!" Beritahu Qiya yang hanya dibalas anggukan paham santriwati lainnya. Sedangkan Zeline, jangan tanyakan keadaan gadis itu. Ingin rasanya Zeline menolaknya. Baginya tidak adil, tugasnya siapa yang dimintai mengumpulkan siapa? Memang menyebalkan

"Yasudah terimakasih. Semoga ilmu nya bermanfaat. Assalamualaikum," salam Zayyan meninggalkan kelas

〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

Zeline. Gadis itu membawa tumpukan buku teman temannya untuk di kumpulkan ke Gus nya. Ralat maksudnya suaminya

Sampai di ruangan Zayyan, Zeline menaruh tumpukan buku itu di meja nya. Zeline menghembuskan napas saat tidak ada Zayyan. Sebelum Zayyan datang, lebih baik dirinya pergi sekarang. Saat berbalik, Zeline menghembuskan napas gusar. Sejak kapan Zayyan disana?

Mata Zeline terbelalak saat Zayyan menutup pintunya. Zeline mendelik tajam, "Ngapain di tutup?! Gus gak akan macam macam lagi kan?!"

Zayyan hanya menarik senyum tipis. Ada ada saja pikiran gadis itu

"Saya gak mau macam macam. Cuma saya mau nanya satu hal sama kamu. Saya minta kamu jujur, saya gak suka kebohongan," beritahu Zayyan menepis jarak diantara mereka berdua dan membuat Zeline terpojok di dinding

"Kamu hamil?" Jantung Zeline berhenti berdetak beberapa saat. Apa Zayyan mendengar pertengkaran Zeline dan Alea? Jika tidak, darimana Zayyan tahu?

"Gus gak perlu tahu," desis Zeline terdengar judes

"Saya perlu tahu. Saya suami kamu," ucap Zayyan mengingatkan statusnya

"Tapi gak lama status itu gak ada gunanya!"

"Zel. Jangan melenceng dari pembicaraan. Mas tanya, kamu hamil apa nggak?" Tanya Zayyan berusaha sabar menghadapi perempuan labil di depannya

"Emang kenapa kalo melenceng? Ada masalah? Gus paham kan saya nggak suka di atur! Memang kenapa kalo iya?!" Zeline tidak bisa mengatur emosinya. Amarahnya pecah sekarang

"Udah? Itu aja kan? Buang buang waktu. Zeline pamit, ass-" belum selesai menyelesaikan ucapannya Zayyan menahan tangan Zeline. Zeline sedikit meringis saat tangan Zayyan memegangnya terlalu erat sampai meninggalkan bekas merah

"Begini cara kamu berbicara sama suami kamu?" Tanya Zayyan datar tapi membuat jantung Zeline ingin berpindah sekarang. Terlalu berlebihan tapi wajah Zayyan memang menunjukkan amarah yang tertahan. Apa Zeline salah bicara?

"Gus lepas!" Pekik Zeline berusaha melepaskan genggaman lelaki itu

"Perlu kamu ingat, saya nggak suka perempuan terlalu ke labil dan berbohong. Sejak kapan kamu menyembunyikan kehamilan kamu ke saya?" Interogasi Zayyan

"Kalo Gus gak suka kenapa gak cerai?! Zeline mau kita cerai!!"

"Zel. Saya tahu usia kamu usia labil, tapi untuk kali ini saya mohon dewasa sedikit. Dengan kamu minta cerai ke saya itu bukan dewasa, tapi ke kanak kanakan!"

GADIS HAZELKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang