Kini Daniel benar-benar menjalankan tugasnya sebagai pelatih Nadila dan kawan-kawan dengan memberikan materi latihan berupa teknik dasar bermain sepak bola seperti passing, dribbling, heading, shooting, dan goalkeeping.
Dari lima teknik dasar itu yang menjadi kelemahan Nadila dan kawan-kawan adalah teknik heading dan passing. Teknik dasar tersebut merupakan kunci utama sebuah tim dalam melakukan serangan terlebih jika bola kedua dari posisi bek sayap dan gelandang bertahan di sepertiga lapangan dalam off position, pemain lain harus bisa mendistribusikan ke penyerang atau attacking midfielder/playmaker.
Sekarang ini Nadila dan kawan-kawan sedang melakukan passing secara berkelompok dengan satu kelompok diisi 2-3 orang. Daniel sendiri hanya mengawasi sambil memberikan instruksi setelah memberikan contoh gerakan long pass, short pass dan through pass.
"Tolong nendangnya harus tenang dan jangan terlalu terburu-buru nanti yang terima operan kamu jadi bingung," instruksi Daniel agar Nadila dan kawan-kawan dapat melakukan receive dengan baik saat menerima operan entah dari jarak jauh maupun jarak dekat.
"Iya, Kak!"
Para pemain diajarkan skema penyerangan dengan berbagai pola dari bola pendek maupun bola panjang ataupun campuran antara bola pendek dan bola panjang. Para pemain yang mendapatkan bola enak untuk menyerang melalui through pass langsung melakukan apa yang Daniel suruh tapi yang menerima bola justru gagal melakukannya dengan baik kecuali Sabrina yang bolanya langsung menuju Devina yang menembak langsung ke arah target yang dibuat Daniel dengan kayu bekas yang digantung ke tiang.
"Nice, Bri! Untuk yang lain tolong operan-nya diperbaiki agar bola tidak jadi liar dan tidak direbut lawan!" ucap Daniel memuji kualitas operan Sabrina dan mengingatkan pemain lain.
Setelah latihan passing, Nadila dan kawan-kawan berlatih heading. Sebelum memulai latihan, Daniel memberitahu dan memberi contoh heading yang benar dari awalan, tolakan, mengayunkan kepala sampai mengenai bola dan mendarat.
Sesudah memberitahu dan memberi contoh, Daniel langsung menyuruh Nadila dan kawan-kawan kecuali Sabrina yang berposisi Striker dengan tipe wide target man mempraktekkan teknik heading.
Selain itu Daniel juga mengajarkan drill fox in the box yaitu drill yang memadukan antara teknik passing dengan teknik heading dengan cara memberikan operan ke rekan-rekannya melalui tendangan sudut.
Para pemain Daniel lihat melakukan dengan baik teknik heading dari awalan, tolakan, menyundul bola dengan jidat dan mendarat, kecuali Karin. Entah mengapa saat dia mau melakukan selalu telat saat mengayunkan kepala saat akan mendarat.
"Hei! Karin! Ada apa dengan kamu? Sudah aku perhatikan kamu salah terus? Gimana kalau kamu suruh maju di menit-menit akhir buat cetak gol?!" tanya Daniel heran dengan nada marah. Padahal saat tanding enam lawan enam dia bisa memotong bola dengan cara heading.
"Ma-maaf, Kak. Nanti aku lakukan dengan benar," balas Karin gugup.
"Kak Karin, kamu nggak sopan banget membelakangi Kak Daniel gitu." ucap Sabrina heran melihat Karin setelah mendarat langsung membelakangi Daniel.
"Tau nih, Kak Karin. Ada apa sih kak?" tambah Ghea heran.
Sejak dari rumah Karin selalu buang muka ke arah lain atau membelakangi Daniel karena ia tidak berani melihat Daniel akibat insiden pagi-pagi yang begitu memalukan baginya.
Flashback on
Karin yang baru saja selesai berenang pagi dan berjalan menuju kamar mandi untuk bilas dengan handuk yang melilit di dadanya. Baru saja keluar dari arah depan Ghea datang dan langsung memasuki kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love U, My Coach
RandomKisah cinta seorang atlet sepak bola dan model Daniel Rhys Heitinga (Rassya Hidayah) dengan seorang siswi SMU Putu Devina Wirawan (Aurhel Alana)