Daniel dalam perjalanan pulang ke rumah mess tim sepak bola dengan menggunakan taksi berwarna biru muda. Di sepanjang jalan sang supir sesekali melirik Daniel yang melihat ke arah jendela. Bukan bermaksud jahat si supir tidak asing dengan wajah penumpangnya tersebut.
"Mas, kok mirip Daniel Heitinga ya? Tapi Mas ada kumisnya dikit." tanya supir taksi perempuan itu.
Daniel langsung menoleh dan tersenyum memperlihatkan gigi gingsulnya. "Bukan mirip, Pak. Saya memang Daniel Heitinga."
"Oh iya, benar. Kamu Daniel Heitinga," ucap supir taksi yang tidak menyangka mendapat penumpang Daniel cuma gara-gara pria itu menunjukkan gigi gingsul khasnya saat tersenyum. "Ini pertemuan kedua kita. Kamu ingat saya di tempat karaoke dan saya meminta foto bareng?"
"Iya, saya ingat," ucap Daniel yang juga ingat si supir.
"Setelah foto-foto itu kan kamu menampar seorang gadis remaja nih. Kabar gadis remaja itu bagaimana?"
"Dia baik-baik saja kok, Bu."
"Ah iya, Mas Daniel apa Mas ndak takut berpergian tanpa masker?"
"Nggak, saya kan sama seperti Ibu dan orang-orang. Saya sih sekarang udah enjoy ketemu orang."
"Ngomong-ngomong rumornya kamu akan main di liga top tier Amerika Serikat ya? Apa benar?"
"Iya, Bu. Tapi saya tidak jadi karena tidak ada kesepakatan pihak saya dan klub. Jadi saya fokus melatih dan mungkin main di Liga 1."
"Oh, begitu."
"Bu, tolong berhenti di depan orang yang pakai tanktop hitam itu." Daniel melihat di depan ada Devina yang sedang menunggunya.
"Baik, Mas."
Setelah taksi yang ditumpangi Daniel berhenti, Devina membukakan pintu lalu Daniel turun setelah membayar ongkosnya.
Sesudah turun dari taksi beberapa orang di sekitar terutama ibu-ibu langsung melihat ke Daniel dan menduga-duga pria yang mereka lihat adalah Daniel. Devina yang risih dengan situasi itu langsung melepas topinya lalu memakaikan ke Daniel dan mereka berjalan cepat ke rumah.
"Bagaimana pemeriksaannya?" tanya Devina.
"Ya begitu. Tidak ada perubahan." jawab Daniel.
"Kamu ke rumah sakit sendiri?"
"Iya, sendiri. Kalau aku bareng Mbak Alexa pasti aku diantar pulangnya sama dia."
"Apa jawabannya?"
"Jawaban apa?"
"Pengakuanku, Niel. Waktu itu kamu mau jawab tapi nggak jadi."
Devina langsung berhenti lalu memutar badannya menghadap Daniel yang ikutan berhenti. "Niel, bisa nggak berhenti bikin aku menderita seperti ini. Jika kamu menjawab pikir-pikir dulu atau kamu harus lulus sekolah dulu baru pacaran aku nggak bakal menerima jawaban basi itu."
"Kalau gitu jawabanku nggak."
"Kenapa?"
"Fokuslah pada turnamen nanti. Jangan ngelakuin hal konyol kaya gitu lagi."
Devina pun memanyunkan bibirnya sebentar lalu berucap. "Aku tahu. Aku pasti bakalan fokus soal itu tanpa disuruh."
"Et, jangan salah paham dulu dong. Aku jawab nggak itu maksudnya nggak sekarang aku memberitahu jawabanku." Daniel langsung meninggalkan Devina.
*****
Setelah menemani Daniel pulang ke rumah, Devina bersama Nadila kini lari malam keliling kampung tanpa Daniel yang menemani karena dilarang oleh Devina yang tahu Daniel butuh waktu istirahat.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love U, My Coach
RandomKisah cinta seorang atlet sepak bola dan model Daniel Rhys Heitinga (Rassya Hidayah) dengan seorang siswi SMU Putu Devina Wirawan (Aurhel Alana)