Daniel mendatangi ruang kepala sekolah karena ada sesuatu yang ingin kepala SMA Garuda sampaikan padanya. Sesampainya di sana setelah membuka pintu Daniel melihat ada kepala sekolah dan Alexa.
"Kamu nggak bilang datang ke sini, Mbak?" tanya Daniel seraya duduk di samping Alexa. Daniel terkejut karena biasanya sang manajer menghubunginya saat datang ke sekolah.
"Kan aku ke sini mau ketemu Bu Sofia," balas Alexa tersenyum.
"Daniel, manajermu bilang pada saya kalau dia mau membantu tim sepak bola kita," ucap kepala sekolah.
"Membantu?" Daniel bingung dan penasaran manajernya membantu tim sepak bola SMA Garuda dalam hal apa.
"Bu Sofia, saya sama Daniel permisi," ucap Alexa ingin menunjukkan bantuan apa yang ia berikan ke tim sepak bola SMA Garuda.
"Iya, silahkan."
Daniel dan Alexa langsung keluar dari ruang kepala sekolah menuju gelanggang olahraga. Daniel mulai menduga bantuan yang Alexa berikan berupa barang-barang untuk pemainnya.
Sesampainya di sana Alexa dan Daniel melihat Andre sedang membagikan jersey dan celana ke Nadila dan kawan-kawan. Lalu di dekat mereka ada bola baru, alat bantu seperti cone baru, agility ladder, tiang tipis untuk latihan menggiring bola secara zigzag, mini hurdles, gawang mini, rebounders, bola bertali (sidekick soccer ball), mannequin besi buat latihan free kick, sarung tangan kiper baru dan spray buat sarung tangan kiper biar bola bisa ditangkap erat oleh kiper.
"Mbak, apa nggak terlalu berlebihan?" tanya Daniel atas tiga alat yang Alexa berikan yang ia ketahui harganya cukup mahal.
"Tidak sama sekali. Karena nanti sekolah ini ikut turnamen tingkat nasional jadi baju dan celana harus baru dan spesial, lalu tiga alat itu untuk meningkatkan skill para pemain," jelas Alexa.
"Terima kasih ya Mbak, atas bantuannya. Jujur aku nggak memikirkan itu untuk tim ini," balas Daniel.
"Nadila, maaf ya soal yang waktu itu," ucap Alexa pada Nadila saat ia dan Daniel berada di dekat Nadila.
"Iya, Mbak," balas Nadila tak masalah karena yang berlalu biarlah berlalu.
"Saya baru ingat, saya ingin bertemu dengan murid yang di foto bersama Daniel," ucap Alexa seraya melihat ke teman-teman Nadila.
"Woy Devina?!" panggil Nadila pada Devina yang sedang bersender di tiang gawang sambil memakan jelly penambah energi dengan satu kaki diatas bola.
Devina berjalan menghampiri sambil menendang bola yang secara kebetulan mengenai muka Sabrina yang sedang berdiri di garis tengah lapangan sambil melihat seragam yang di dapatnya.
"Mbak Alexa, ini Devina," ucap Nadila memperkenalkan Devina.
"Kamu ternyata orangnya. Saya tidak mengungkit perihal skandalmu itu. Saya mau tanya, apa kamu yang menemani Daniel ke dokter untuk memeriksa lututnya?"
"Iya," jawab Devina.
"Terima kasih ya Devina," ucap Alexa sambil memegang bahu Daniel. Devina yang melihat itu merasa kesal tapi ia bisa bersikap biasa saja.
*****
Malam harinya di rumah mess tim sepak bola, Daniel bersama Nadila, Laras, Karin, Aurel, Ghea, Sabrina, Andre, Coach Donna dan Rian sedang makan burger yang dipesan oleh Alexa. Semuanya begitu menikmati burger tersebut dengan minuman soda putih sambil mereka mengobrol santai.
"Mas Andre, Daniel, tolong sampaikan terima kasih ke Mbak Alexa untuk burgernya," ucap Coach Donna.
"Iya, nanti saya sampaikan," ucap Andre mengerti.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love U, My Coach
AléatoireKisah cinta seorang atlet sepak bola dan model Daniel Rhys Heitinga (Rassya Hidayah) dengan seorang siswi SMU Putu Devina Wirawan (Aurhel Alana)