Chapter 9

4 0 0
                                    

Daniel mendatangi kantor Alexa untuk menemui sang manajer atas inisiatifnya sendiri karena sejak pindah ke mess tim sepak bola Daniel menutup komunikasi dengan sang manajer.

Setibanya di sana, Daniel langsung menuju ruangan Alexa, dan dirinya langsung bertemu dengan Andre yang tengah duduk di balik meja kerjanya yang terkejut melihat kedatangan Daniel.

"Ada apa ke sini?" tanya Andre.

"Mau ketemu Mbak Alexa," jawab Daniel. "Dia ada di dalam?"

"Nggak ada. Bos Alexa baru saja pergi ketemu client," jawab Andre.

"Apa boleh aku menunggunya di dalam?"

"Tentu, silahkan."

Daniel langsung masuk ke dalam ruangan Alexa sementara Andre mengirimkan sebuah pesan ke Alexa memberitahu kalau Daniel datang mau menemui Alexa. Selesai mengirim pesan tersebut, Andre langsung menyusul masuk ke dalam ruangan untuk menemani Daniel.

"Aku sudah mengiriminya pesan tentang kamu ke sini. Kamu harus menunggu sejam dua jam karena agenda dia padat," ucap Andre seraya duduk di sofa.

"Gapapa, Mas. Aku juga datang ke sini juga tanpa memberitahu," balas Daniel tidak masalah.

"Walau mungkin agenda Bos Alexa padat banget dan kamu ingin bertemu secara mendadak, Bos Alexa selalu memprioritaskan kamu dibanding agendanya yang sebenarnya sangat penting."

Ceklek

Daniel menoleh ke pintu yang terbuka, masuklah Alexa ke dalam dengan nafas yang tak beraturan seperti habis lari jarak jauh.

"Seperti ini. Tapi bukankah tidak mungkin sampai ke sini dengan cepat?" Andre sedikit heran karena Alexa pergi sekitar 15 menit yang lalu yang pasti sudah jauh dari kantor.

"Aku pas pergi ke tempat client sempat melihat Daniel. Dan dugaanku tepat kalau dia pasti bakalan ke sini," jawab Alexa.

Andre lalu pergi keluar meninggalkan Alexa dan Daniel yang ingin berbicara sesuatu tanpa harus melibatkannya kecuali Alexa yang meminta untuknya tetap berada di ruangan.

"Jadi kamu ada apa datang ke sini?" tanya Alexa.

"Aku ingin minta maaf atas sikap dan perbuatanku akhir-akhir ini. Terutama sejak pertemuan terakhir itu aku menutup komunikasi kita karena aku hanya ingin menjalankan tanggung jawabku saja," jelas Daniel.

"Iya. Gapapa kok, Niel. Aku juga minta maaf atas perkataanku waktu itu," balas Alexa. "Oh iya, gimana rasanya tinggal bersama dalam satu rumah anak-anak tim sepak bola yang di sana kamu satu-satunya pria?"

"Bagaimana Mbak Alexa tahu kalau aku tinggal di sana?" tanya Daniel.

"Daniel.... Daniel... Apa sih yang seorang Alexa nggak tahu dari kamu. Apapun yang kamu sembunyikan dengan cepat aku dapat tahu," balas Alexa terkekeh. Alexa bisa tahu karena sempat membuntuti Daniel.

"Tinggal bersama mereka sebagai cowok satu-satunya itu rasanya gak tahu karena aku tak sempat memikirkan itu. Tapi aku bersyukur mereka itu baik dan ramah, tidak macam-macam mencari kesempatan gitu."

"Niel, kamu mau nggak perpanjang masa kerja sama kita?"

"Berikan aku berpikir mengenai ini, Mbak."

"Oke, semoga keputusanmu yang terbaik untuk kita."

"Ya sudah, Mbak. Aku pamit dulu ya, mau melatih."

"Iya, Niel."

Setelah Daniel keluar dari ruangan, Andre masuk ke dalam membawa sekaleng minuman dingin untuk Alexa sekaligus memastikan apakah Daniel mau atau tidak perpanjang masa kerja sama dengan Alexa.

I Love U, My Coach Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang