Chapter 19

21 0 2
                                        

Pertandingan final Piala Kartini akan segera dimulai yang menyajikan derbi Bali antara tim unggulan SMA Dyatmika melawan tim yang diawal turnamen dianggap paling lemah yang sekarang menjelma sebagai kuda hitam turnamen yaitu SMA Garuda.

Perjalanan kedua finalis di turnamen ini dari fase grup hingga final cukup sempurna dan sangat mirip. Di fase grup kedua tim sama-sama meraih poin sempurna dan belum pernah sekali kebobolan, Di babak 16 besar dan 8 besar sama-sama menang tipis, dan di babak semifinal kemarin sama-sama menang di babak extra time. Performa kedua tim yang luar biasa ini diprediksi akan berjalan alot dan sengit.

Sebelum pertandingan final dimulai ada pertandingan perebutan juara 3 sepak bola putri SMA / SMK yang mempertemukan derbi Jawa Timur yang dimenangkan oleh tim asal Malang, SMA Singosari.

Walau pertandingan berlangsung di Bojonegoro, pendukung kedua tim sekolah asal Denpasar yang terdiri dari murid, guru, kepala sekolah, pemilik sekolah dan orang tua murid hadir di venue. Pendukung kedua tim saat ini sama-sama menyerukan chant dengan diiringi drum dan airhorn saat kedua tim tengah melakukan pre-match training.

"Daniel!"

Daniel yang sedang mengawasi pemainnya yang sedang melakukan pre-match training langsung menoleh ke arah tribun yang di sana ada rekan-rekannya sesama pesepakbola Indonesia keturunan Belanda.

"Good luck ya! Semoga juara!"

"Ya! Thanks ya guys!" balas Daniel tersenyum.

"Eh, mereka semua itu pernah kita kalahin bukan?" tanya Karin yang terus memperhatikan tim lawan sambil menyemprotkan spray ke sarung tangan.

"Matamu picek! Yang kita kalahin itu pemain lapis ketiga sama lapis keempat mereka," jawab Aurel sambil menaikkan kaus kakinya.

"Ghe, perutmu sakit? Nyeri haid kamu tiba-tiba datang ya?" tanya Laras yang melihat Ghea sedari tadi memegangi perut dan beberapa kali meringis.

"Iya, nanti kalau dibawa main hilang sendiri nyerinya." jawab Ghea.

PRIT!

Wasit meniup peluitnya tanda pre-match training selesai. Kedua tim langsung membereskan bola yang digunakan ke jaring lalu berjalan ke ruang ganti untuk mengganti pakaian yang proper untuk berbaris sebelum masuk lapangan kembali dan juga mendengarkan instruksi dari pelatih masing-masing.

Di ruang ganti Daniel menggambar formasi dan taktik yang akan ia gunakan di papan tulis sedangkan Coach Donna memberikan motivasi ke para pemainnya.

"Ini penantian kita sejak lama bermain di babak final sebuah turnamen. Saya minta kalian bermain dengan baik, efektif dan cerdik," ucap Coach Donna memberikan pesan pada para pemainnya.

"IYA!"

"Jangan pada nervous dong, tunjukkan kepada semua orang kalau kita bisa!" tambah Daniel.

Daniel, Coach Donna, Rian, Andre dan para pemain tim sepak bola SMA Garuda langsung menyatukan satu tangan ke depan.

"GARUDA! GARUDA! GARUDA! GO! GO! GO!" seru mereka semua sambil mengangkat tangan.

Di dalam lorong stadion 11 Pemain SMA Garuda dan 11 Pemain SMA Dyatmika berbaris dengan dua kapten berdiri di depan untuk masuk ke lapangan setelah lima wasit dan line up tim sepak bola SMA Dyatmika diumumkan oleh announcer.

"Sekarang saya umumkan line up SMA Garuda. Dengan formasi 4-4-2, nomor 13 penjaga gawang ; Komang Karina Prakasa, nomor 2 bek kiri ; Evalina Ranaditya, nomor 5 bek kanan ; Olga Esterina, nomor 22 bek tengah ; Wayan Aurel Wiranata, nomor 11 bek tengah ; Made Ghea Ranitama, nomor 3 gelandang tengah ; Almira Alkatiri, nomor 15 gelandang tengah ; Kadek Larasati, nomor 8 gelandang bertahan ; Ida Ayu Pamela Rakasiwi, nomor 16 striker ; Cokorda Nadila Ariana, nomor 7 striker ; Putu Devina Wirawan, nomor 4 gelandang serang ; Nyoman Sabrina Marino, dan pelatih kepala ; Daniel Rhys Heitinga," ucap announcer line up SMA Garuda.

I Love U, My Coach Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang