Callea mengerjapkan matanya kala sinar matahari dari celah jendela sangat mengganggu tidurnya. Ia melirik nakas dan segera terduduk begitu menyadari jam sudah menujukkan jam 7. Suara panggilan Mamanya terus menggema memintanya turun untuk sarapan.
Sesaat Callea teringat kembali kejadian yang menimpanya semalam. Tak terfikirkan olehnya bagaimana bisa ia menangis didalam mobil Calvin, ia yakin seyakinnya Calvin pasti mendengar suara tangisannya.
"Sial, malu banget" gerutu Callea sembari membasuh wajahnya, untung saja matanya tidak sembab jika tidak ia akan dihadapkan dengan rentetan pertanyaan dari Papa dan Mamanya.
Suara teriakan Mamanya kembali menggema.
"Iya Maaa,______" teriak Callea kala suara Mamanya kembali berteriak menyuruhnya turun langsung.
Begitu sampai dimeja makan, Callea dibuat terkejut dengan kehadiran Calvin yang bahkan kini akan ikut sarapan dengan mereka.
Deg !
Jantungnya seolah berhenti sepersekian detik dan memompa lebih cepat saat tatapannya bertemu dengan Calvin. Selama beberapa detik mata keduanya seakan mengunci satu sama lain hingga Callea harus mengalihkan pandangannya kearah lain, namun sial atas perintah Mamanya membuatnya duduk bersebelahan dengan Calvin. What's wrong with you Callea gumannya dalam hati, ingin rasanya ia berteriak dan mengusir Calvin saat ini juga.
"Mama kira udah bangun daritadi, belum mandi juga kan?" Ucapan sang Mama benar-benar membuat Callea ingin rasanya menghilang dari sini. Ia berusaha bersikap biasa saja, sebelum mendudukan dirinya disebelah Calvin ia tersenyum seolah menyapa dengan sopan.
"Mama apaan sih, lagian Callea nggak kemana-kemana ngapain mandi pagi-pagi" elak Callea, percuma juga kan jaga image toh imagenya sudah hancur sejak semalam, ralat sejak dulu image nya sudah tak ada lagi didepan Calvin.
"Gini nih anak gadis satu-satunya, mau dinikahkan cepat tapi kelakuannya masih kayak ABG" timpal sang Papa tak mau kalah, hanya bisa menggelengkan kepala dengan semua tingkah ajaib Callea yang terkadang diluar kendali.
"Calvin dari tadi nahan senyum terus tante liat, pasti ngetawain Callea kan?" Ucapan sang Mama mampu membuat Papa dan Calvin tertawa berbeda dengan Callea dengan wajahnya yang mulai memberenggut.
"Nggak berubah ya Om, Tante" kali ini Calvin yang bersuara.
"Emang power ranger yang bisa berubah" Celetuk Callea karena mulai sedikit kesal diejek terus terusan.
"Allea kalau ngomong nggak usah gitu dong sayang" tegur sang Mama namun Callea memilih acuh dan mulai menikmati sarapannya.
Canda tawa menghiasi sarapan kali ini, Callea serasa diacuhkan karena tak bisa larut dalam topik pembicaraan, ini yang jadi anak dia atau Calvin sih gerutu Callea dalam hati. Dalam pembicaraan yang ada dapat Callea simpulkan Calvin sepertinya sering berkunjung kesini ntah hanya sekedar lewat ataupun memang diundang oleh Papa dan Mamanya jika ada acara.
"Ya udah, Om Tante saya Izin pamit ya" ujar Calvin dengan sopan, ia tak enak berlama-lama disini. Tadinya dia hanya bersepeda tapi kebetulan lewat kompleks ia bertemu dengan Om Morata yang sedang Jogging juga, itulah mengapa ia bisa disini sarapan bersama keluarga Morata.
"Hari ini mulai flight lagi?" Tanya Om Morata.
"Iya, Om"
"Kalau ada kesempatan, kita main golf ya Vin" lanjut Om Morata lagi dan setelah itu Calvin pamit dan meninggalkan kediaman Morata dengan sepedanya.
Sudah seminggu sejak pertemuan Callea dengan Calvin. Dan selama seminggu ini juga Callea berusaha menikmati waktu yang ada sebelum kembali ke rutinitasnya di Paris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Landing On You
RomanceCallea Eleanor Morata. Lahir dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan kehangatan membuatnya tumbuh menjadi anak yang cukup manja dan kadangkala susah diatur. Namun seiring berjalannya waktu ia mulai merasakan kehampaan dan tanpa ia sadari hal it...