Part 8

1K 135 63
                                    

Callea merasakan matanya sangat berat belum lagi kepalanya yang berdenyut, selalu begini jika ia terbangun dalam keadaan hangover. Seperti sebelum-sebelumnya ia tak pernah belajar dari kesalahan.

Dalam satu tarikan nafas, ia mencoba memaksa tubuhnya terbangun. Kesadarannya mulai terkumpul saat itu dan ia mulai menyadari semalam ia benar-benar mabuk tapi Callea tak bisa mengingat apa yang dilakukannya bersama Calvin, ingatannya hanya obrolan mereka seputar komitmen.

Callea melirik handphonenya yang berbunyi.
Calvin ? Untuk apa ia mengirimkan pesan sepagi ini. Ia rasa mereka tak ada keperluan lagi.

Calvin
Udah bangun?

Callea tak ambil pusing dan hanya membalas seadanya. Ia segera bergegas bangun untuk berangkat kerja.

Dilain sisi Calvin menatap layar handphonenya, balasan Callea sangat singkat 'Ya' hanya itu.

Mengingat kejadian semalam, Calvin meruntuki dirinya bagaimana bisa ia terbawa suasana dengan begitu mudahnya. Padahal ia bukan tipe orang yang gegabah dalam mengambil keputusan, keputusannya mencium Callea benar-benar diluar kendalinya. Ia akui berciuman dengan Callea membangkitkan sisi lainnya, semalam ia seakan lupa dengan dirinya.

"Bounjour Capt!" Panggil Arsen yang membuat lamunan Calvin buyar seketika.

"Ngelamunin apasih Capt?"

Namun Calvin hanya melirik Arsen, ia memilih memainkan handphonenya.

"Semalam abis darimana Capt.? Pulangnya larut bner" tanya Arsen penasaran.

"Ketemu temen lama" balas Calvin seadanya.

"'Masa?" Tanya Arsen dengan tidak percaya, beberapa tahun mengenal Calvin tentu saja sedikit tidaknya ia hafal kebiasannya seniornya itu. Tak biasanya Arsen pulang selarut itu jika sedang bertugas, ia akui seniornya itu sangat disiplin terutama masalah waktu.

"Gue pergi dulu bentar. Ada urusan" ujar Calvin menepuk bahu Arsen. Ia juga kembali menatap jam tangannya, masih ada waktu menemui Callea sebentar.
.
.
.
.
.
Calvin memencet bel apartemen Callea tapi tak ada respon sama sekali. Ia akhirnya memutuskan untuk menelfon barangkali sedang diluar gumannya.

Tak membutuhkan waktu lama sampai Callea mengangkat telfon darinya.

Dan disinilah Calvin di Café de Flore, salah satu cafe tertua dan tekenal di Paris. Cafe ini tak jauh dari Apartemen Callea, terlebih lagi letak Cafe ini sangat strategis karena berada di persimpangan jalan jadi cukup mudah ditemukan.

Calvin melirik jam tangannya karna Callea belum juga menampakkan dirinya. Jujur ia tak suka orang yang tidak tepat waktu, tapi ntah mengapa saat ini ia menunggu dengan perasaan yang tak karuan ia
merasa seperti baru saja duduk disini tapi tiba-tiba waktu sudah berlalu begitu cepatnya.

Calvin kembali menyesap kopinya, tak terasa 15 menit sudah berlalu.

"I'm so sorry" ujar Callea yang mulai menormalkan nafasnya setelah berlari tergesa-gesa, ia bisa saja tepat waktu namun ia tak bisa berbuat apa-apa karna waktu meetingnya melebihi ekspektasinya.

"Mau pesen apa?" Tanya Calvin, saat itu juga tatapan Callea tak sengaja tertuju pada Expresso yang hampir habis, sepertinya ia sangat terlambat.

"J'ai commandé un americano" ujar Callea pada sang Barista. Setelah itu sedikit kecanggungan menghampiri keduanya sebelum akhirnya Calvin berdehem.

"Happy birthday Allea" ujarnya bertepatan dengan barista yang membawakan mereka sebuah kue. Callea tak bisa menahan senyumnya, ia bahkan lupa hari ini ulang tahunnya. Ia menyipit melihat tulisan ke-30 lalu beralih menatap Calvin yang terlihat sedang menahan senyumnya.

Landing On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang