Pada akhir September nanti, Callea dihadapkan dengan Fashion Week edisi Musim gugur musim panas. Persiapan demi persiapan terus dilakukan, Callea benar-benar memfokuskan dirinya bahkan ia sampai tak sadar waktunya benar-benar tersita. Walaupun demikian ia merasa tertantang akan itu, perasaan puas akan hasil yang ia dapatkan nanti menjadi sebuah kebanggaan tersendiri.
Namun dilain sisi Callea merasa komunikasinya dengan Calvin mulai ada kendala. Ntah hanya perasaannya yang sensitif atau memang nyatanya seperti itu.
Callea baru sampai di Apartemennya, ia memperhatikan sekeliling apartemennya yang bisa dikatakan cukup berantakan, ia bahkan lupa kapan terakhir kali merapikannya.
Callea menghela nafasnya, energinya sudah terkuras seharian ini. Baru akan mendudukannya dirinya disofa suara dering handpone dari dalam sling bagnya membuatnya menoleh.
"Bonjour" sapa Barra dari seberang telfon.
"Gue lagi capek Bar, to the point aja" timpal Callea karena ia tahu betul Barra akan sengaja berlama-lama.
"Ckk, lo gitu ya sekarang sama gue, jarang-jarang loh gue ada waktu buat nelfon" gerutu Barra.
"Iya deh iya" ujar Callea pasrah karena Barra semakin menjadi jika semakin tak ditanggapi.
"Jangan lupa dateng ke nikahan gue lo, awas aja kalau nggak dateng"
"Iya Bar iya, gue bosen tau lo ingetin terus, gue nggak sepikun itu Barra" walau sedikit kesal namun Callea tetap mengangguk meluluskan permintaan sahabatnya itu.
Diseberang telfon Barra menyeringai lebar, seolah bersorak dalam hati karena ia tahu Callea masih bisa menyempatkan waktunya ditengah kesibukannya itu," Ya barangkali lo lupa, by the way, kok gue ngerasa lo makin sibuk sih, makin susah tau hubungin lo Al"
"Perasaan lo aja kali" balas Callea.
"Gue kenal sama lo udah lama ya Callea"
Callea hanya terdiam karena nada bicara Barra mulai terdengar serius.
"Al, lo dengerin gue nggak sih?"
"Hah?"
"Lo nggak lagi bengong kayak orang bego kan?"
"Apaan sih"
"Nggak sama lakik lo kan?" Tanyanya lagi.
"Kenapa emang?"
"Ya gue takutnya ganggu kalian lah, gue udah kebayang wajah cemburunya gimana" ledek Barra.
"Bisa aja lo"
"Gue nggak mau tau ya pokoknya lo harus dateng, jangan lupa lakik lo dibawa"
"Gue bisa sendiri Bar, gue nggak bisa jamin Calvin bisa ikut atau nggak"
"Emang lo udah tanya? Belum kan?" Tanya Barra namun Callea kembali terdiam.
Diseberang telfon Barra menghela nafasnya. "Something isn't right" Selidik Barra karena tak biasanya Callea terdengar gundah seperti ini, dari nada bicaranya saja Barra sudah bisa menebaknya.
"Perasaan lo aja kali" Callea yang masih berusaha mengelak.
"Ckk, gue udah hafal ya Al dari nada bicara lo aja ada yang salah"
Callea kembali terdiam mendengar ucapan Barra.
"Isi hati perempuan itu kebalikan dari apa yang diucapkan. Kalau ada masalah ya dibicarain dari hati hati, samperin bila perlu" Ucap Barra yang mencoba memberikan solusi walau ia tak tahu masalah yang sebenarnya apa.
"Nggak ada masalah Bar"
"Trus?"
"Perasaan gue aja kali ya yang sensitif" lirih Callea namun masih bisa terdengar oleh Barra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Landing On You
RomanceCallea Eleanor Morata. Lahir dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan kehangatan membuatnya tumbuh menjadi anak yang cukup manja dan kadangkala susah diatur. Namun seiring berjalannya waktu ia mulai merasakan kehampaan dan tanpa ia sadari hal it...