Part 6

883 126 19
                                    

Jatah cuti Callea telah habis, hari ini ia akan kembali ke Paris dan kembali ke rutinitasnya.

Callea berjalan menuju antrean check in counter untuk melakukan check in sekaligus menaruh bagasinya. Setelah itu ia memasuki area Lounge, saat itu juga ia merasa dipanggil oleh seseorang, suara yang terdengar sangat familiar.

"Callea!" Panggilan yang akhirnya membuatnya menoleh. Ia berharap ia salah lihat namun suaranya begitu Callea hafal.

"Willy?" Ucap Callea seolah tak percaya.

"Long time no see you Al, bner-bner nggak berubah sama sekali ya" ujar Willy begitu santai. Tak lupa pula ia menyodorkan tangannya namun Callea hanya menundukan sedikit kepalanya.

"Apa kabar?"

Pertanyaan basa-basi yang diajukan Willy membuat Callea mulai merasa tak nyaman, jujur saja ia tak terlalu senang dengan pertemuan ini.

"Seperti yang lo liat. I'm good" Callea berusaha bersikap biasa saja dan menjawab seadanya. Lama tak bertemu dengan Willy ternyata banyak perubahan yang terjadi padanya bahkan Callea sempat tak mengenalinya tadi.

Willy sedikit berdehem sebelum menyuarakan maksudnya."Bisa bicara sebentar nggak Al?" tanyanya dengan penuh harap.

Callea tak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya, ini adalah interaksi pertama mereka setelah kejadian itu. Jujur saja ada perasaaan yang tak bisa Callea jelaskan, semuanya becampur jadi satu.

"5 menit aja oke?" Ujarnya lagi setelah melihat respon Callea yang hanya terdiam.

Suasana Lounge seolah mendukung dengan lalu lalang orang-orang yang tak begitu ramai, Willy mengajak Callea duduk dikursi yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Seketika suasana canggung menyelimuti keduanya.

"I did the unforgivable thing Al, sorry baru bisa minta maaf secara langsung. I'm so sorry" ucap Willy dengan penuh penyesalan, Callea hanya terdiam tanpa bersuara. Jujur saja ia dilanda kebingungan, dilain sisi ia membenci Willy namun kini perasaaan bencinya tiba-tiba saja membuncah begitu mendengar permintaan maaf langsung darinya.

"Kalau gitu gue duluan ya" Willy segera bergegas karena boarding call untuk penerbangannya sudah diumumkan. Setelah kepergian Willy, Callea menutup wajahnya berusaha menahan dirinya untuk tidak menangis. Namun sial air matanya bersiap akan turun, ia mengambil tissue dari tasnya berusaha sebisa mungkin untuk tak terbawa suasana. Gue harap kita nggak pernah ketemu lagi guman Callea dalam hati. Salah satu prinsip hidup Callea adalah sekali dikecewakan ia akan menutup interaksi dengan orang itu, tidak ada maksud lain karena Callea hanya melindungi dirinya.

Selama menunggu di Lounge, Callea memikirkan banyak hal tanpa sadar salah satu staf maskapai menghampirinya karena panggilan boarding telah tiba dan ia diminta segera untuk memasuki gate.

Good morning passengers. This is your captain speaking. On behalf of the entire crew, welcome aboard Airlines flight EK359 to Dubai. Our flight time will be of seven hours and fifty minutes. We will be flying at an altitude of 36,000 feet at a ground speed of 550 miles per hour.

Before we take off, I would like to remind you to fasten your seatbelts securely. If you have any questions about our flight today, please don't hesitate to ask one of our flight attendants.
Thank you for choosing Emirates.
Enjoy your flight.

Waktu take off semakin dekat, seluruh kru kabin mengambil tempat masing-masing, mengencangkan sabuk pengaman dan bersiap untuk lepas landas. Suara mesin pesawat yang semakin menderu membuat Callea memejamkan matanya, to be honest she never liked flying cause aiplanes scared the shit out her.

Landing On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang