Part 19

1K 101 44
                                    

Calvin menghela nafasnya kasar, ia berusaha untuk tetap fokus pada jalanan didepannya. Ia beberapa kali tak sabaran dan terus menyalip beberapa kendaraan didepannya.

Sesampainya di Kantor Callea, ia dengan segera menuju ruangan istrinya, disana ia menemukan Callea yang terlihat baru sadarkan diri.

Calvin kembali menghela nafasnya, ia segera mendekat dan mengisyaratkan asisten pribadi istrinya untuk memberikan ruang untuk mereka berdua, tak lupa pula berterima kasih karena telah menghubunginya.

Tatapan Calvin tak sengaja melihat satu cup coffe dimeja istrinya, ia sudah menduga Callea pasti melewatkan jam makan siangnya padahal sudah ia ingatkan berkali-kali, ditambah lagi minuman kafein itu menjadi masih menjadi favorite istrinya.

"Sebenarnya aku marah sama kamu tapi itu nggak guna lagi, kita kerumah sakit sekarang" ujar Calvin dengan tatapan penuh kekhwatiran, ia kini membantu istrinya bangun dari sofa dan dalam posisi terduduk Callea segera berhambur kepelukan Calvin, menenggelamkan wajahnya didada bidang suaminya itu.

"Hussst udah ya, kamu tenang ya biar aku tenang juga" ucap Calvin berusaha menenangkan istrinya yang terdengar seperti menangis, ia pun mengurai pelukannya, memandang wajah istrinya yang sedikit pucat, kantung mata yang terlihat jelas serta mata yang mulai sembab.

Dan setelah itu keduanya berlalu menuju rumah sakit terdekat, karena untuk kali ini Calvin tak ingin dibantah.

Sesampai rumah sakit, Callea diperiksa mulai dari denyut nadi dan tekanan darahnya namun taklama setelah itu, Callea dan Calvin saling bertatapan karena menjadi bingung saat diminta untuk melakukan tes lanjutan pada poli Obgyn.

Saat memasuki ruangan dengan papan nama
dr. Friska Wihelmina, Sp.OG., sang dokter menyambut mereka dengan ramah dan mempersilahkan Callea untuk berbaring di ranjang pasien.

Callea yang semakin bingung kala ia diminta mengangkat sedikit bajunya, dan taklama setelah itu sesuatu yang dingin menyapanya.

Calvin tak henti melepas tatapannya dari layar monitor didepannya, dengan tangan kiri Callea yang terus digenggam begitu erat, Callea yang masih berbaring diranjang pasien dengan bagian perut yang tengah di USG oleh sang dokter.

"Nah, yang ini janinnya"jelas sang dokter sembari terus menggerakkan alat USG disekitar area perut Callea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nah, yang ini janinnya"jelas sang dokter sembari terus menggerakkan alat USG disekitar area perut Callea .

Calvin dan Callea diam tanpa suara, keduanya sekilas saling berpandangan penuh haru sebelum kembali fokus pada layar monitor.

"Untuk usia kehamilan yang dipakai itu HPHT (hari pertama haid terakhir) bukan saat berhuhungan intim dilakukan" ujar sang dokter sembari terus tersenyum, ikut merasakan kebahagiaan yang begitu terpancar dari raut wajah pasiennya.

Sepulang dari Santorini, Callea sebenarnya sudah melakukan reservasi untuk esok lusa pada salah satu rumah sakit swasta di Jakarta guna melakukan konsultasi tentang program kehamilan yang sebelumnya sudah ia rundingkan dengan Calvin.

Landing On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang