Megan kembali ke Belgia dengan raut lelah yang terlihat jelas di wajahnya. Kecelakaan tunggal yang terjadi kepada kekasihnya membuatnya terpukul berat. Selain itu, dia juga harus mengurus jenazah kekasihnya dan ikut kembali ke negara asal mereka.
Sesampainya di sana, dia juga menjadi samsak kemarahan orang tua kekasihnya karena mereka menyalahkannya, bahwa jika tidak menyusul dirinya, maka kekasihnya tidak akan kenapa-napa.
Megan menghabiskan kurang lebih satu minggu di negara asalnya, tetapi setelah itu dia harus kembali lagi ke Belgia karena kuliahnya masih terbengkalai.
Ia menyeret langkah lelahnya memasuki rumah yang dia tempati selama di Belgia. Hawa dingin langsung menusuk kulitnya, dan udara itu sangatlah berbeda dengan udara di luar yang terasa sangat panas. Namun, karena kelelahan, dia tidak terlalu peduli dan segera menjatuhkan tubuhnya pada sofa empuk di ruang tamu.
Bayangan kekasihnya kembali memasuki pikirannya. Teringat tentang kisah bahagia yang pernah mereka lalui bersama. Sungguh, dia tidak menyangka bahwa kekasihnya saat ini sudah tidak ada lagi di dunia.
Ia menghembuskan napas berat. Membawa pandangan menelusuri setiap sudut ruangan. Rumahnya tampak baik-baik saja selama dia tinggalkan beberapa hari. Tidak ada yang berubah, hanya saja semakin terasa dingin.
Setelah beberapa saat, dia beranjak dari duduknya, membawa barang-barangnya ke lantai atas dan memasuki kamarnya. Tepat melewati pintu kamar, indra penciumannya menangkap aroma yang biasanya selalu dia cium di dekat pintu tersebut.
Aroma wangi yang sulit untuk dijelaskan, dan belum pernah dia cium di mana pun sebelumnya di tempat lain.
Biasanya dia tidak terlalu memperdulikan aroma itu, tetapi saat ini aroma tersebut menarik perhatiannya.
Dia melepaskan pegangannya pada koper kecil yang dia bawa. Memundurkan badan dan mencari asal dari aroma tersebut. Mendekatkan hidung pada pintu dan kusen, tetapi aroma yang dia cium itu tidak berasal dari sana.
Dia juga mencoba menjauh sebanyak beberapa langkah dan tidak lagi mencium aroma itu, tetapi setelah kembali mendekatkan badannya, aroma tersebut kembali memenuhi indra penciumannya. Seakan aroma itu hanya terdapat pada bagian tengah pintu, dan tidak pernah pudar meski dia sudah meninggalkan rumah selama berhari-hari.
Tidak menemukan jawaban apa-apa. Dia memutuskan untuk mengabaikannya dan membawa langkahnya ke arah ranjang. Merebahkan tubuh lelahnya di sana dengan pikiran yang masih berkelana pada bayangan indah bersama kekasihnya dulu.
Tidak membutuhkan waktu lama, dia akhirnya tertidur.
***
Megan terbangun ketika matahari sudah kembali menyinari bumi, mengintip ke dalam kamarnya secara malu-malu di balik hordeng balkon yang tidak sepenuhnya tertutup.
Dia dengan perlahan membuka mata. Merentangkan kedua tangannya untuk meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, seraya mengerjapkan mata beberapa kali untuk membiasakan retinanya terhadap cahaya.
Tubuhnya saat ini sudah jauh lebih baik dan segar. Dia seakan kembali hidup lagi setelah beberapa hari mengalami hari yang amat sangat sulit. Selain itu, suasana hatinya juga sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
Dia mengalihkan pandangan pada jam yang terdapat di kamarnya. Melirik jarum jam yang sudah menunjukkan pukul enam pagi, dan dia pun baru menyadari bahwa dia sudah tertidur cukup lama.
Sebab, kemarin dia menginjakkan kaki negara yang dia tempati saat ini pukul 11.00. Sampai di rumah sekitar pukul 11.30 dan dia menghabiskan waktu untuk istirahat sejenak sekitar setengah jam sebelum akhirnya memasuki kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Tampan Penghuni Rumah Kosong 21+++
Rastgele⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️ Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah itu Megan tidak merasakan apa-apa dan juga tidak terjadi apa-apa. Hingga suatu pagi dia terbangun dal...