36. menghilangkan ingatan

14.9K 436 71
                                    

Megan terduduk di ranjang dengan perasaan dan pikiran yang berkecamuk. Air mata tidak henti-hentinya mengalir. Apakah yang dia lihat tadi adalah alasan kenapa hatinya akhir-akhir ini menjadi tidak tenang? 

“Berhentilah menangis, aku tidak apa-apa,” ujar Metheo memeluk Megan yang bergetar karena tangisan. 

“Aku tidak ingin kehilanganmu, Metheo. Aku tidak ingin!” Raung Megan dengan pipi yang kian basah oleh air mata. Ia memeluk Metheo dengan erat, seakan tidak mengizinkan makhluk itu untuk pergi atau beranjak darinya sedikit pun. 

“Megan, seseorang teman kampusmu dulu yang pernah menyukaimu, ternyata hingga saat ini dia masih menyimpan perasaan yang sama kepadamu.”

“Apa maksudmu?” Tanya Megan dengan raut bingung, seraya melepaskan pelukannya dari Metheo. Dia menatap Metheo dengan tatapan penuh tanya. 

“Setahun yang lalu ada teman priamu yang ikut belajar kelompok ke rumah ini. Dia selalu memperhatikanmu dan diam-diam menyukaimu, tapi ketika itu aku mengisenginya. Ternyata hingga saat ini dia masih menyimpan perasaan yang sama kepadamu. Dia adalah pria yang baik dan penuh kelembutan.”

Megan menatap Metheo dengan mata yang terbuka lebar. “Apa maksudmu, Metheo? Aku tidak ingin orang lain, aku hanya ingin kau!” Jawab Megan yang tersulut emosi dan kembali memeluk Metheo dengan sangat erat. Sungguh kata-kata Metheo barusan terdengar aneh baginya dan dia tidak suka. 

“Megan, aku juga tidak tahu aku kenapa. Sudah beberapa tahun aku di dunia hantu, dan sekarang aku menunjukkan tanda-tanda akan menghilang.

“Kau tahu jika arwah-arwah bergentayangan di dunia ini adalah arwah yang masih memiliki tujuan, mungkin saja dendam dan hal lain.

“Aku memang tidak mengetahui apa alasanku bertahan sampai saat ini tanpa mengetahui siapa keluargaku ketika hidup. Sebelum bertemu denganmu, aku memang berniat ingin mencari tahu siapa keluargaku semasa aku hidup dan juga ingin mengetahui seperti apa kematianku, kenapa aku terperangkap di dunia ini? Tapi, setelah bertemu denganmu, aku sudah tidak berniat lagi mencari tahu siapa keluargaku dulu dan kenapa aku mati. 

“Aku sudah tidak mengingat tentang kemauan awalku lagi dan aku juga sudah bersamamu setahun ini, mencintaimu dan menjalani hari-hari bahagia bersamamu. Sepertinya tujuanku terperangkap di dunia ini sudah tercapai, dan itulah yang membuatku dengan perlahan menghilang. 

“Aku mohon, Megan. Buka lagi hatimu untuk orang lain,” ujar Metheo dengan panjang lebar. 

“Kau tidak boleh pergi!” seru Megan dengan dada yang terasa sangat sesak dan air mata yang mengalir deras. 

“Megan, mengertilah. Aku juga ingin bersamamu. Tapi kita berbeda, Megan. Itu tidak mungkin.”

“Tidak … tidak hikss, aku tidak ingin kehilanganmu.”

Dalam waktu yang bersamaan dengan ucapan Megan, sekarang bukan lagi tangan Metheo yang transparan, tapi begitu juga dengan tubuh Metheo. Pelukan Megan yang tadinya sangat erat, sekarang berubah karena tubuh Metheo tidak lagi bisa ia sentuh. Hal itu membuatnya kembali panik dalam tangisan kuat. 

“Megan, dengarkan aku. Kita saling mencintai, kita pasti akan bersama meski tidak sekarang.”

“Tidak Metheo. Kita harus bersama sekarang!”

Dengan pikiran yang kalut dan masih terisak-isak. Megan turun dari tempat tidur dan berlari ke lantai bawah. Tujuannya saat ini adalah dapur. 

Hal selanjutnya yang dilakukannya seketika membuat Metheo panik karena saat ini Megan sedang menggenggam dapur dan mengarahkan ke urat nadi di tangannya. 

Hantu Tampan Penghuni Rumah Kosong 21+++ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang