27. gudang

56.6K 965 99
                                    


Mampir yuk ke novel author yang ada di fizzo. Di sana juga gratis dan tidak pake koin.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Mata Megan berbinar menatap dolar-dolar tersebut. Mulutnya tidak henti-hentinya mengeluarkan kata-kata yang tidak bermakna.

“Tutup matamu,“ Metheo kembali menyuruh Megan untuk menutup mata dan Megan pun mengikutinya dengan meminjamkan kedua matanya.

“Buka matamu.” Metheo pun kembali menyuruh Megan setelah beberapa saat.

Ketika Megan membuka matanya, dia sudah berada di rumahnya. Lebih tepatnya di ruangan bawah tanah di tumpukan emas batangan tadi. Lagi-lagi, hanya sekali jentikan jari, dolor yang ia lihat sebelumnya sudah berada di depan matanya.

“Apakah tubuhku sudah bisa merasakan benda sekarang?“ tanyanya mengalihkan pandangan kepada Meteo.

“Kemarilah. Berikan aku ciuman terlebih dahulu,“ pinta Metheo sembari memberikan gestur tangan agar Megan mendekatinya.

“Nanti saja. Aku sudah tidak sabar memegang uang ini “ tolak Megan Karena dia benar-benar sudah tidak sabar dan  pada akhirnya Metheo tidak ada pilihan lain, dia pun mengabulkan permintaan Megan.

“Sekarang kau sudah bisa memegangnya.“

Mendengar jawaban Metheo, dengan cepat Megan berhamburan kepada tumpukan uang yang berada di depannya. Yakinlah, uang-uang dan emas batangan itu tidak mungkin habis selama hidupnya.

“Ini gila! Aku kaya … aku kaya, hahaha aku kaya!” Megan berteriak senang di atas uang-uang itu dan menghambur-hamburkan uang tersebut.

“Yuhuu … aku benar-benar kaya.” ketika Megan berteriak dengan girang tiba-tiba dia menghentikan aksinya.

“E-eh wait! Apakah aku benar-benar tidak sedang bermimpi?” dia kembali menampar pipinya dengan cukup kuat tetapi dia langsung meringis ketika  merasa sakit.

“Aku benar-benar tidak bermimpi.”

”Kau memang tidak bermimpi. Ayo kita ke atas. Sekarang sudah sangat larut,” ajak Metheo.

Menggeleng cepat. “Tidak! Aku ingin tidur di sini, di atas tumpukan uang. Aku ingin menghabiskan waktu dengan uang-uang ini,” tolak Megan.

”Jika kau tidak mengikuti perkataanku, aku akan mengembalikan uang dan emas itu ke tempat semula,” ancam Metheo.

”No!” Teriak Megan mendengar ancaman tersebut.

”Jika kau tidak ingin itu terjadi, maka turuti perkataanku.”

Dengan berat hati Megan turun dari tumpukan uang itu. “Bye, bye, anak-anakku. Kita berpisah sementara, ya. Mommy janji, besok pagi Mommy akan langsung ke sini menemani kalian,” ujarnya dengan penuh dramatis menatap uang dan emas itu.

Hantu Tampan Penghuni Rumah Kosong 21+++ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang