25. Restoran seafood

63.8K 1.4K 82
                                    

“Tidak.. tidak… Aaaa apa-apaan ini? Menjauh dariku! AAAAA menjauh dariku, brengsek!”

Mulut Megan tidak berhenti berteriak dan mengumpat ketika matanya melihat di sekitarnya dipenuhi oleh makhluk yang mengerikan. Ia melihat makhluk-makhluk seperti yang ada dan film-film horor yang ditontonnya, bedanya saat ini yang di depannya adalah nyata.

Yang berada di depannya sekarang adalah seorang manusia berambut panjang dengan wajah yang hancur. Darah menetes-netes dari wajah yang mengerikan itu. Bukan hanya itu, Megan juga melihat makhluk mengerikan lainnya yang tidak kalah seram dari wanita tadi.

“Aaaa! Aku tidak ingin melihatnya! Menjauh.. menjauh dariku! Jauhkan dia!” teriak Megan. Dia berlari ke arah Metheo dan membenamkan wajahnya pada dada bidang Metheo sembari memejamkan matanya rapat-rapat.

“Aku sekarang percaya kaulah yang paling tampan. Aku percaya… tolong singkirkan makhluk-makhluk mengerikan itu,” pintanya dengan tubuh yang bergetar di dalam pelukan Metheo.

‘Kata siapa aku tampan? Sebenarnya wujudku sama saja dengan mereka.’ itu adalah suara yang biasa Megan dengar ketika ia bisa melihat wujud Metheo. Bisikan seperti angin pada telinganya membuatnya merinding.
Apakah wajah tampan Metheo hanyalah sebuah ilusi?

Megan mendongakkan kepala dengan mata yang masih terpejam. Dengan perlahan dan takut-takut ia membuka matanya. Tapi yang ia lihat wajah Metheo sama saja, tetap tampan dan mempesona.

“Kau mengerjaiku?” Megan melepaskan pelukannya dari Metheo, ia mengerucutkan bibir dengan wajah kesal tetapi terlihat menggemaskan.

“Hahaha… maafkan aku. Ini adalah wujud asliku. Sudah aku katakan, aku sangat tampan dan akulah yang paling tampan dari hantu lainnya. Bahkan aku jauh lebih tampan daripada manusia,” ujar Metheo menyombongkan diri. Meski apa yang dikatakannya memang benar adanya.

“Aku membencimu Setan!”

“Aku mencintaimu Megan!” balas Metheo, yang dibalas delikan mata oleh Megan.

Ia menjauh dari Metheo. Berjalan ke arah pintu melewati melewati makhluk-makhluk mengerikan yang ia lihat tadi. Namun, ketika ia memegang kenop pintu, tangannya tiba-tiba tembus begitu saja dan tidak bisa memegang kenop tersebut.

“Tidak perlu bersusah-payah membuka pintu. Kau bisa menembusnya,” ujar Metheo yang sudah berada di depan Megan. Memegang tangan Mega  dan membawa Megan keluar dari ruangan yang bertuliskan ‘Kamar Mayat’ tersebut.

Di sepanjang lorong-lorong Rumah Sakit, Megan melihat begitu banyak makhluk yang mengerikan. Namun, untung saja dia sudah tidak mencium aroma busuk lagi karena sudah tertutup oleh aroma Metheo yang begitu maskulin dan memabukkan. Dan, ada yang aneh ketika mereka melewati hantu-hantu itu. Kenapa semua hantu yang mereka lewati menunduk? Tapi sudahlah! Megan tidak ingin pusing memikirkannya.

“Aku bertanya-tanya kenapa kau berbeda dengan hantu-hantu lainnya?” tanya Megan, mengalihkan pandangan ke arah Metheo yang berjalan di sampingnya.

“Aku tidak tahu. Aku juga memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh hantu lain, dan hantu lain pun tidak ada yang berani denganku,” jawab Metheo.

Megan seketika menghentikan langkahnya, yang juga membuat Metheo berhenti. Dia menetap Metheo dengan kening yang berkerut. “Apa maksudmu?” tanyanya bingung dan heran.

“Hanya akulah hantu yang bisa berinteraksi dengan benda dan melihatkan wujud asliku kepada manusia.”

Megan masih mencerna ucapan Metheo dengan otaknya, tetapi dia baru ingat akan sesuatu. “Bukankah kamu tadi mengatakan bahwa diluar kamu tidak bisa dilihat oleh manusia? Tapi kenapa aku bisa melihatmu?”

Hantu Tampan Penghuni Rumah Kosong 21+++ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang