CH ⁰³

2.9K 219 11
                                    

÷
÷
÷

Beberapa tahun berlalu.

Seiring berjalannya waktu, Xiao Zhan semakin acuh dengan profesinya sebagai seorang jalang.
Dia hanya sekedar menjalani alur kehidupan flat untuk menghabiskan sisa umurnya. Tak pernah terlintas dalam otaknya, mempunyai kesempatan menikmati kebahagiaan dunia.

"Kau tidak ingin berhenti?" tanya sosok pria tampan, partner kerja Xiao Zhan -- Wang Zhuocheng. Dia merupakan saudara tiri Wang Yibo, anak dari sekian istri yang dimiliki tuan Wang. Hanya saja Wang Zhuocheng tak terlalu dekat dengan ayahnya, sebatas anak tak dianggap.

Heh! Xiao Zhan terkekeh datar, kembali menyesap batang rokoknya.

"Jika aku berhenti, bocah itu akan mati." sahutnya kemudian.

"Siapa? Wang Yibo? Kenapa kau peduli padanya?" tanya Wang Zhuocheng, melirik sekilas ke arah pemuda di sebelahnya.

"Entahlah .. dia terlalu polos untuk mati di usia dini. Dan aku yakin, jikapun bocah itu mati, tuan Wang tak akan pernah melepaskanku begitu saja."

Wang Zhuocheng mengangguk paham.

"Ah, apa kau sudah mendengar berita tentang klan misterius yang membunuh para kolega tuan Wang?" tanya Wang Zhuocheng selanjutnya.

"Klan misterius?" Xiao Zhan mengerutkan keningnya.

"Hm, aku rasa sebentar lagi tuan Wang akan meminta kita untuk menyelidiki kasus itu."

.
.




Di dalam ruangan gelap, pengap, sepi. Hanya bercahaya kan sorotan rembulan malam yang menembus celah lubang jendela kaca di balik kelambu usang.

Hembusan angin semilir, sayup-sayup terdengar decitan mengerikan dari sebuah benda tajam yang diseret di atas lantai.

Diiringi dengan suara siulan bernada.

Fyuu ... Fyuu ... Fyuu ... Fyuu ...

Lagu indah dari siulan merdu dari sosok pria berjubah putih, yang kini menyeret katana tajamnya. Kian menambah desiran perih di ulu hati.

Shinigami, nama sosok misterius yang membunuh lawan tanpa belas kasih.

"Emph! Emph!" Seorang pria baya, terduduk di atas kursi dengan posisi tangan dan kaki terikat, mulutnya tersumpal kain, hingga membuatnya kesulitan untuk berteriak.

Sosok berpakaian serba putih itu berhenti di hadapan sang pria. Memejamkan kedua matanya, menghirup dalam aroma yang menguar di dalam ruangan pengap tersebut.

"Hemhhh ...." Dia tersenyum mengerikan. "Bahkan dari jarak lima meter pun aku bisa mencium aroma mommy." tawa kecil pria itu.

Dia semakin mendekati pria tua di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia semakin mendekati pria tua di hadapannya.

Duduk di hadapan pria itu, meraih jemari besarnya dan menciumnya.

"Kau berani menyentuh mommy ku, eoh?"

"Emph! Emph!" Pria tua itu meronta-ronta.

Pria misterius itu menatap tajam wajah ketakutan pria tua di hadapannya. "Hanya mommy ku yang memiliki aroma parfum ini. Dan aku ... tidak suka milikku disentuh orang lain." Menyentuh satu jemari besar pria tua yang saat ini nampak bergetar. "menurutmu, hukuman apa yang pantas untuk seseorang yang berani menyentuh milik orang tanpa ijin, hm?"

Iblis tampan itu berdiri dari tempat berjongkok nya. Mengangkat katana tajam yang tampak mengkilat. Menjilat sisi benda tajam itu sensual. Sebelum kemudian mengarahkan ke jemari pria tua di hadapannya.

"Empphhhhh!!" Pria tua itu berusaha berteriak sekuat tenaga. Saat sosok tersebut mulai mengiris perlahan ruas jemarinya.

Darah segar mengucur di atas lantai, seiring dengan jatuhnya ruas demi ruas jemari sang pria tua.

"Hahaha .. ha .. ha ... ha ...!! Tawa psico sosok tersebut.

Dia semakin bringas, menusuk berkali-kali dada pria tua di hadapannya. Hingga darah pria itu muncrat membasahi jubah putih yang ia pakai.

"Mati kau! Mati kau!!" teriaknya, mencongkel bola mata mangsanya, lalu merobek mulutnya hingga sebatas telinga. "mata ini yang memandang rendah tubuh mommy ku! Mulut kotor ini yang mencium bibir mommy ku!! Aku akan membunuh siapapun orang yang berani menyentuh milikku!!"

.
.


"Shhh .. pelan-pelan bodoh!" Umpat Xiao Zhan, pada salah satu rekan kerjanya.

"Aku sudah melakukannya dengan baik, jangan terlalu lebay!" kesal sosok pemuda tampan, bernama Zhu Zan Jin.

Dia merupakan seorang medis yang bekerja sebagai partner Xiao Zhan. Saat ini dia tengah mengobati niple pemuda cantik itu yang terdapat luka lecet, akibat setiap malam harus menyusui para pria hidung belang.

"Ck, menjijikkan." Xiao Zhan memandang tubuhnya di depan cermin. Kedua ujung niple nya tertutup plaster.

"Jangan terlalu sering memberikan dadamu pada pria hidung belang. Apa kau tidak takut mereka menusuk lubang pantat mu?!" peringat Zhu Zan Jin.

"Sebelum mereka melakukan itu, akan aku pastikan penis mereka menjadi sate."

Zhu Zan Jin terkekeh renyah.

"Xiao Zhan! Xiao Zhan!" Wang Zhuocheng berlari sembari berteriak.

"Astaga!" Xiao Zhan buru-buru menutup tubuhnya.

Wang Zhuocheng sedikit terkejut melihat tubuh sexy Xiao Zhan. Dengan cepat dia membalik badan. "Maafkan aku."

"Hm, sudah berbalik lah." pinta Xiao Zhan.

Wang Zhuocheng membalikan badannya, wajahnya bersemu merah.

Zhu Zan Jin hanya mengulas senyum, dia tau jika Wang Zhuocheng menyimpan rasa pada Xiao Zhan.

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" tanya Xiao Zhan selanjutnya.

"Baru saja Daddy mendapat kiriman potongan mayat." ujar Wang Zhuocheng.

"Mayat?"

"Hm, kolega bisnis Daddy yang semalam bersamamu."

Bola mata Xiao Zhan melebar. Dia merasa sedikit janggal, pasalnya siapapun yang tengah bersamanya akan berumur pendek.

"Siapa yang melakukan semua ini?" gumam Xiao Zhan dalam hati.

"Daddy memerintahkan kita berdua untuk menyelidiki hal ini."

"Hm." angguk Xiao Zhan.

.
.



Ratusan jubah putih berlumuran darah kering, terjajar rapi di atas batang besi dalam sebuah ruangan. Nampak begitu indah di pandangan sosok pria yang kerap di sebut shinigami, alias dewa kematian.

"Aku berjanji akan membunuh para bajingan itu untuk mu, mom. Aku mencintai Xiao Zhan .. mommy Xiao Zhan." kikik sosok pria tampan, sembari mengecup foto pemuda cantik yang terpampang besar tertempel di dinding tembok. "Aku merindukan, mommy ..."

MOMMY [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang