CH ⁰⁸

2.3K 183 4
                                    

±
±
±

"Emh ..." Xiao Zhan membuka kedua matanya, terdiam sesaat mencoba mengingat apa yang sudah terjadi padanya. Dan sekarang ---

"Bagaimana bisa aku ada di kamarku?" gumamnya. Dia ingat betul jika malam itu sedang bersama dengan seorang pria di sebuah hotel ternama.

Xiao Zhan menelan ludahnya berat, mengingat sekelebat ingatan bahwa malam itu dirinya tak sadarkan diri. Dengan cepat dia meraba bagian bawahnya, memeriksa apakah pria itu memperkosanya?

"Tidak, aku baik-baik saja. Lalu apa yang terjadi malam itu?" bingung Xiao Zhan.

Cklek!

"Eh?" Xiao Zhan terkejut dengan kedatangan Wang Zhuocheng.

"A-maaf, aku pikir kau masih tidur." Kelicutan Wang Zhuocheng, dia merasa malu melihat Xiao Zhan tengah mengangkang meraba lubang pantatnya sendiri.

"Tidak apa-apa." Santai Xiao Zhan. "Zhuocheng, apa kau yang membawaku pulang malam itu?" lanjutnya.

Wang Zhuocheng menggaruk belakang kepalanya, "Iya." sahutnya, dia merasa jika ini kesempatan bagus untuknya. Menarik perhatian Xiao Zhan, meski malam itu dia juga tak tau siapa yang menyelamatkan Xiao Zhan. Tiba-tiba saja ada seseorang mengantarkan pria itu pulang dalam keadaan tak sadarkan diri.

"Hm, terima kasih." ucap Xiao Zhan, entah mengapa ada kekecewaan mengganjal isi hatinya.

"Xiao Zhan, sebentar lagi sarapan datang. Sebaiknya kau membersihkan tubuhmu terlebih dahulu." ujar Wang Zhuocheng pada akhirnya.

"Hm." angguk Xiao Zhan.

Wang Zhuocheng pun keluar dari dalam ruang kamar Xiao Zhan.

Xiao Zhan meraup wajah kusutnya. Ingatannya melayang, memikirkan di mana Wang Yibo berada? Bocah itu benar-benar pergi dan tak memberikan kabar apapun. Ah, Xiao Zhan lupa jika dia tidak memiliki kontak bocah tersebut.

"Apa dia sudah makan?" batinnya. Ada rasa tak tega, jika bocah itu harus berkeliaran di pinggir jalan mencari sesuap nasi. "hah, uang yang aku berikan pasti masih tersisa." tak ingin ambil pusing, Xiao Zhan memilih untuk membersihkan diri.

.
.

"Hei, kau!" Wang Yibo menunjuk salah satu anak buahnya, menggerakkan jemarinya meminta  agar mendekat.

"Ya, Bos, ada tugas untukku?" tanyanya.

"Hm." angguk Wang Yibo. "Pukul tubuhku hingga babak belur."

"Hah?!" Anak buah Wang Yibo yang mendengar permintaan sang tuan nampak tercengang.

Apa bosnya ini sudah kehilangan akal? Hanya orang tidak waras yang meminta untuk dipukul.

"B-Bos, apa maksudmu?" bingung para bawahan Wang Yibo.

"Haih!" Wang Yibo malas menunggu, dia mengambil tongkat baseball, dan memberikan tongkat tersebut pada anak buahnya. "Cepat pukul tubuhku."

"Ta-tapi ..."

"Lakukan! Atau aku yang akan mematahkan tanganmu!" ancam Wang Yibo.

"I-iya, Bos." Gugub mereka, dengan ragu-ragu para anak buah Wang Yibo memukul tubuh tuannya tersebut.

"Lebih keras!" kesal Wang Yibo.

BUGH!

BUGH!

Sesuai dengan permintaan sang tuan, para brandalan itu memukul brutal tubuh Wang Yibo, hingga babak belur. Bahkan wajahnya pun nampak membengkak.

"Cukup!"

"Bos, baik-baik saja?" Khawatir mereka, hendak membantu sang tuan bangun.

"Ck, pergilah!" marah Wang Yibo.

Sungguh, manusia jelmaan iblis satu ini benar-benar sulit untuk dimengerti.

Yibo tertatih berjalan menuju ke arah kamar mandi. Dia berkaca di depan cermin, menatap wajahnya sendiri yang tampak begitu mengenaskan. Dia tersenyum geli, "Mommy, jika kau melihat ku dalam keadaan seperti ini, apa kau masih tega mengusirku?"

Malam menjelang, Wang Yibo meminta anak buahnya untuk mengantarkan dirinya ke kediaman Xiao Zhan.

Sesampainya di tempat tersebut, Wang Yibo duduk menyadarkan tubuhnya di pinggir gerbang.

"Mommy, cepatlah pulang .. aku benar-benar sekarat." keluh Wang Yibo, demi mencari perhatian sang ibu dia rela mengorbankan nyawanya.

Tiga jam berlalu, Wang Yibo benar-benar lemas. Kedua matanya terasa berat sekedar untuk terbuka.

Tak lama terlihat gerombolan mobil mewah mendekat, Yibo tersenyum tipis, hatinya terasa berbunga-bunga mengetahui sang ibu sudah kembali.

"Astaga! Anak anjing!! Apa yang terjadi padamu?!" Panik Xiao Zhan, mendapati sang putra tergeletak tak berdaya di depan gerbang. "cepat! Bawa dia masuk!" perintahnya.

Xiao Zhan segera memanggil dokter, untuk memeriksa keadaan Wang Yibo.

Selepas mendapat perawatan, Xiao Zhan membersihkan tubuh pemuda blangsakan itu. Menyeka tubuh babak belurnya dengan hati-hati.

"Eungh ..." Lenguh Wang Yibo.

"Kau sudah bangun?" senyum Xiao Zhan.

"Mommy ..." cebik Wang Yibo, dia mulai terisak lirih.

"Hei, it's ok .. ada Mommy di sini." Xiao Zhan memeluk tubuh Wang Yibo, mengelus rambut hitam pemuda tersebut.

"Aku takut." Isak Wang Yibo, dalam hati dia bersorak kegirangan, berhasil mendapat pelukan manis dari sang ibu.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu, hm?" lembut Xiao Zhan.

Wang Yibo menatap sendu wajah Xiao Zhan, seperti tatapan seekor anjing kecil yang habis dibuang tuannya.

"Aku dirampok, Mom .. mereka mengambil uang yang Mommy berikan padaku, lalu memukul tubuhku hingga babak belur."

Xiao Zhan naik pitam, "Brengsek! Katakan padaku! Siapa bajingan yang berani menyakiti mu!" marahnya.

Wang Yibo kelabakan, "A-aku tidak ingat siapa mereka Mom. Semua memakai topeng, dan aku tidak bisa mengenali wajah mereka."

Xiao Zhan menggertakkan gigi-giginya, "Apa mungkin anggota Eagle Axe?" gumamnya.

Uhuk!

Hampir saja Wang Yibo tersedak air liurnya sendiri. Astaga! Ibunya ini teramat jenius.

"Mom, ijinkan aku tinggal bersamamu." Yibo memelas.

Xiao Zhan menatap tajam wajah pucat Wang Yibo. Ck! Tak ada pilihan lain. "Hm, selama kau masih dalam tahap pemulihan. Setelah sembuh, kau bisa pergi dari sini." putus Xiao Zhan, meninggalkan Wang Yibo seorang diri.

Wang Yibo menatap dingin kepergian sang ibu.

Masih bersikeras menyingkirkan ku ..

MOMMY [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang