CH ¹⁴

2.1K 149 2
                                    

±
±
±

"Yibo ... apa kau yakin dengan perasaan mu?" titah Xiao Zhan.

Yibo mengecup singkat bibir sang ibu. "Aku sangat yakin, Mom."

"Tubuhku terlalu kotor untuk pemuda sebaik dirimu."

Wang Yibo menggeleng pelan. "Tidak, kau sempurna bagiku, Mom. Jangan katakan apapun lagi, cukup nikmati persetubuhan kita."

Yibo memeluk tubuh Xiao Zhan, meminta pria cantik itu melingkarkan kedua lengan kokohnya di belakang punggung pemuda tersebut.

"Jika Mommy tidak ingin melanjutkan persetubuhan kita, katakanlah .. aku akan berhenti."

Yibo mulai menggerakkan pinggulnya, menghentak sekuat tenaga membuat sang ibu kewalahan.

"Ugh! Agh! Hah .. Yibo .. a-ahh!!" Xiao Zhan mencengkram punggung berotot Wang Yibo. Tanpa sadar dia melukai punggung bocah itu dengan kuku-kukunya.

"Arghh .. Mommy ... ini sangat nikmat."

Flop!

Flop!

"Yibo-ahh! Tu-tunggu-ahh .. pelanhh .. pelanhh!"

"Mommy, aku menyentuhnya ... apakah ini terasa enak?" Wang Yibo semakin dalam membenamkan penis besarnya. Hingga menyentuh bundalan prostat Xiao Zhan di dalam sana.

"AGHH! Yibo!! Terla-lu-ahh .. dalamhh!"

Wang Yibo tak memperdulikan rengekan sang ibu. Dia terus saja menggempur lubang pantat pria cantik itu, mencari kenikmatannya sendiri.

"Agh! Eungh! Yibo-ahh ... he-eungh .. ah-ah ... hentikan!!"

"Arrghhh ... Yeahh .. Mommy .. lubangmu sangat sempit!"

"Arghh! Eunghh! Aku tidak bisa, Yibo!! Aku keluar!!"

Crott!

Crot!!

Cairan sperma Xiao Zhan muncrat membasahi perut mereka berdua.

Wang Yibo mengusap peluhnya yang menjalar di sekujur tubuhnya.

"Mommy, aku belum cum."

Xiao Zhan menarik napas lelahnya. "Apa ini sudah berakhir?" lemasnya.

"Tentu saja belum, aku ingin melakukannya lebih lama, Mom!" Seru Wang Yibo, kembali mengungkung tubuh sang ibu.

Xiao Zhan menatap sendu wajah tampan sang putra.

Sampai kapanpun kau tidak akan puas dengan tubuh tua sepertiku, Son. Kau akan bosan, suatu saat nanti. Jika itu terjadi, aku tidak akan menyalahkan mu. Aku cukup tau diri, untuk sekedar mengimbangi dirimu.

Xiao Zhan merengkuh tubuh Wang Yibo, memeluknya erat. Setidaknya hari ini dia masih bisa memeluk tubuh kekar itu, sebelum waktu memisahkan mereka berdua.

Cepat atau lambat, Wang Yibo akan menemukan lawan main yang sejajar dengannya. Bukan pria tua kotor seperti Xiao Zhan.

Jlep!!

Wang Yibo kembali menggerakkan pinggulnya.

"Eungh .. Yibo!! Pantatku sangat perih ..."

Wang Yibo semakin mempercepat gerakan pinggulnya. Lalu mencabut kasar batang penisnya, menyemburkan cairan sperma kentalnya ke atas perut sixpack sang ibu.

Hah ... dia mendesah nikmat. Akhirnya, apa yang ia inginkan terwujud setelah sekian lama.

"Mommy, aku mencintaimu." bisik Wang Yibo, merebahkan tubuhnya di samping tubuh lemah pria cantik tersebut.

"Hm." Gumam Xiao Zhan, otaknya terasa kosong. Jiwanya terasa melayang.

Yibo semakin gemas memandang wajah memerah sang ibu. Sejujurnya dia masih ingin bermain, namun melihat wajah lelah sang ibu, dia mengurungkan niatnya.

"Apa lubangku robek?" tanya Xiao Zhan.

"Biar aku periksa, Mom." Dengan nakal Wang Yibo memasukkan jemari besarnya ke dalam lubang basah sang ibu.

Crak!

Crak!

Dengan sengaja Yibo memainkan lubang pantat Xiao Zhan.

"Agh .. Yibo! Jangan lakukan itu!"

Wang Yibo justru memasukkan tiga jemarinya, mengorek lubang basah sang ibu yang terasa begitu lembut. "Mommy, aku menemukannya."

Mata basah Xiao Zhan melebar. "Yibo--aahhh!!"

Penis tegang Xiao Zhan kembali menyemburkan cairannya, namun kali ini bukan cairan sperma. Melainkan cairan orgasme, nampak seperti semburan air mancur.

"Woah!! Ini hebat!" Takjub Wang Yibo.

"Yibo .. aku ingin pingsan." keluh Xiao Zhan.

.
.
.

"Ssshh ..." Tengah malam Xiao Zhan terbangun, tubuhnya terasa remuk oleh gempuran bocah lelaki yang tak lain adalah Wang Yibo.

Benarkah aku bercinta dengan lelaki yang sudah aku anggap seperti anakku sendiri?

Xiao Zhan menangkup kedua pipinya, membayangkan kejadian beberapa jam yang lalu.

"Jantungku ..." gumam Xiao Zhan, meraba dada kirinya yang terasa berdebar.

Seketika wajahnya terasa panas, saat mengingat betapa besarnya penis Wang Yibo yang berhasil membobol keperjakaannya.

Dia menoleh ke arah samping, di mana nampak Wang Yibo tengah terlelap. Jika sedang tidur, bocah ini terlihat begitu polos. Namun saat bercinta? Haih! Xiao Zhan menepuk keningnya tak ingin berpikir kotor.

Tunggu! Xiao Zhan kembali mengingat, saat bercinta tanpa sengaja jemarinya mencakar punggung pemuda ini. Ah, apa anak ini terluka? Xiao Zhan merasa bersalah.

Dengan hati-hati Xiao Zhan memiringkan tubuh Wang Yibo, memeriksa punggung pemuda tersebut.

Seketika pria cantik itu mematung. Jemarinya bergetar, jantungnya kembali terpacu. Bukan karena perasaan cinta, akan tetapi melihat tato yang tergambar di punggung Wang Yibo. Lambang elang dan kapak? Eagle Axe!! Tidak mungkin,  katakan jika ini hanya kebetulan. Otak Wang Yibo bertarung dengan pemikiran-pemikiran negatif.

Wang Yibo membuka kedua matanya, dia tersenyum. Sepertinya sang ibu sudah curiga padanya.

Yibo membalik tubuhnya, menghadap ke arah sang ibu. Sontak Xiao Zhan terjengit kaget. Dengan cepat Wang Yibo menahan lengan pria cantik itu agar tidak terjatuh dari atas ranjang.

"Mommy, apa kau sakit? Kenapa wajahmu terlihat pucat, hm?" lembut Wang Yibo.

"Ti-tidak, Mommy baik-baik saja."

Wang Yibo kembali tersenyum, menarik tubuh sang ibu. Dan merengkuhnya dalam pelukan.

"Ayo kita tidur, Mom .. tubuhmu sangat hangat ..."

Tubuh Xiao Zhan membeku, bolehkah jika dia merasa takut pada bocah yang memeluknya ini?

MOMMY [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang