CH ⁰⁹

2.2K 163 3
                                    

±
±
±

Dua hari lamanya Xiao Zhan tak pulang ke kediamannya. Entah apa yang pria cantik itu tengah kerjakan, hingga membuatnya lupa jalan pulang.

Wang Yibo merasa kesal, berpikir jika Xiao Zhan sengaja menghindari dirinya. Tanpa berniat memberitahu pria cantik itu, Wang Yibo memutuskan untuk pergi dari rumah Xiao Zhan. Percuma saja ada di tempat itu jika orang yang inginkan tak ada di sana.

Tengah malam, Xiao Zhan pulang dalam keadaan mabuk berat.

"Anak anjing, kau di mana?" Mencari keberadaan Wang Yibo.

Hemh! Xiao Zhan merebahkan tubuhnya di atas sofa. "dia benar-benar pergi." Tersenyum geli. Itu akan lebih baik, semakin Wang Yibo menjauh dari kehidupannya, semakin pula bocah itu akan terjamin keselamatannya.

"Xiao Zhan, kenapa kau tidur di sini?" Wang Zhuocheng yang baru saja masuk, terkejut melihat Xiao Zhan terlentang di atas sofa ruang tamu.

Xiao Zhan menyipitkan matanya, terlalu mabuk membuatnya tak bisa melihat dengan jelas. "Anak anjing." kekehnya.

Wang Zhuocheng mengerutkan keningnya, "anak anjing?"

"Yibo .. aku pikir kau sudah pergi."

Wang Zhuocheng memasang wajah datarnya, ternyata yang dimaksud anak anjing oleh Xiao Zhan adalah Wang Yibo. Ada rasa kecewa dalam hatinya, mengetahui jika bocah itu begitu berarti dalam hati Xiao Zhan.

"Aku akan mengantarmu pergi ke kamar." ujar Wang Zhuocheng pada akhirnya, dia merengkuh tubuh Xiao Zhan. Namun pria cantik itu justru menarik tubuhnya, dan melumat bibir Zhuocheng.

Emp! Wang Zhuocheng terkejut. Jantungnya terpacu kencang, apa dia sedang bermimpi? Xiao Zhan mencium bibirnya?

Tanpa ada penolakan, Wang Zhuocheng melayani keinginan Xiao Zhan. Libidonya semakin memuncak, dia mengungkung tubuh Xiao Zhan. Meraba seluruh tubuh pria cantik itu, memberikan kecupan lembut untuknya.

"Emh .. Yibo ..." bisik Xiao Zhan.

Pergerakan Wang Zhuocheng terhenti. Tidak, dia tidak bisa melakukan ini. Xiao Zhan akan marah besar jika tau apa yang ia lakukan. Dengan cepat Wang Zhuocheng bangun dari atas tubuh Xiao Zhan.

"Kau sedang mabuk, Xiao Zhan." tanpa menghiraukan racauan Xiao Zhan, Wang Zhuocheng mengangkat tubuh pria tersebut. Membawanya ke dalam kamar.

Dengan hati-hati Wang Zhuocheng merebahkan tubuh Xiao Zhan ke atas kasur besarnya, menyelimuti tubuh pria tersebut, lalu mengusap lembut kening berkeringatnya.

"Sangat indah, tapi aku tidak bisa mengungkapkan keindahan ini." Gumam Wang Zhuocheng, mengecup singkat bibir merah Xiao Zhan.

.
.

Mansion Wang.

"Daddy, aku kembali ..." senyum manis Wang Yibo.

Tuan Wang memicing sinis, tersenyum singkat seraya beranjak dari tempat duduknya.

"Sudah ku duga, kau tidak akan tahan dengan kehidupan liar." kekehnya.

Wang Yibo tersenyum dengan wajah datarnya. "Apa Zhuocheng Ge akan pulang malam ini?" tanyanya.

"Hm, mungkin." singkat sang ayah. "pergilah ke kamarmu, nikmati kekayaan yang aku miliki." Pria tua itu melangkah, dan berhenti di samping tubuh Wang Yibo. Dia menoleh sembari berseringai, "kau bukan apa-apa tanpa ku."

Wang Yibo berdecih malas. "Tunggu giliran mu bertemu dengan malaikat maut, tua bangka."

Tengah malam, Wang Yibo masih terjaga. Duduk di sofa ruang santai, sembari menikmati wine mahal dari dalam sloki.

Tak lama terdengar suara derap langkah seseorang, Yibo beranjak dari tempat duduknya, menyambut sosok tersebut.

"Zhuocheng Ge, kau pulang?!" serunya.

Suara ceria Wang Yibo justru membuat bulu kuduk Wang Zhuocheng meremang.

"Yibo?" gumamnya.

Wang Yibo semakin melebarkan senyumannya, berlari kecil mendekati sang kakak. "Apa kau tidak merindukan ku? Adik kecilmu kembali, apa kau senang?" tanyanya bertubi.

Yibo menarik lengan Wang Zhuocheng, membawanya naik ke lantai lima.

"Yibo, kau ingin mengajakku ke mana?"

Wang Yibo menghentikan langkahnya, mengerjapkan matanya polos dengan posisi kepala sedikit miring.

"Ikutlah denganku." Dia kembali menarik lengan sang kakak.

Langkah mereka terhenti di ujung lorong balkon pembatas.

"Zhuocheng Ge, apa kau ingat masa kecil kita? Kita pernah bermain di sini. Dan---" Wang Yibo memutus ucapannya.

Wang Zhuocheng nampak gelisah,  wajahnya berubah pucat pasi, dia ingat betul apa yang terjadi di balkon ini bersama Wang Yibo, saat mereka masih kecil.

Yibo tertawa datar, "Aku pernah mendorong Gege dari sini, hingga Gege mengalami patah tulang dan hampir mati. Karena Gege berani mengambil mainan milikku."

"I-iya, aku ingat. Maafkan aku, ok." gugub Wang Zhuocheng. Dia sangat takut jika bocah gila ini kembali melakukan hal yang sama padanya.

Wang Yibo melangkah mendekati tubuh Wang Zhuocheng. "Apa Gege takut padaku?"

"Yibo, apa yang kau inginkan sebenarnya?"

"Zhuocheng Ge ... apa kau tau kesalahanmu?" Wajah Wang Yibo mendadak dingin. Tatapan matanya begitu menusuk. Seolah mampu mengunci pergerakan Wang Zhuocheng. "aku ingin mengambil milikku yang sudah kau ambil. Aku benci milikku disentuh seseorang tanpa seijin ku. Kembalikan milikku, jika kau tidak ingin berkahir sama seperti masa kecil kita."

Gleg!

Wang Zhuocheng menelan ludahnya sendiri. "Yibo, apa maksudmu?"

Wang Yibo tersenyum evil. "Aku tau, kau cukup pintar untuk memahami kata-kata ku. Menurutmu, apa yang sekarang paling berharga dalam hidupmu? Sesuatu yang membuatmu merasa bahagia jika memilikinya."

Pasang mata Wang Zhuocheng melebar, kedua pupilnya bergerak gusar. "Xiao Zhan?"

"Aku tau, kau diam-diam menyukainya. Tapi ...." Wang Yibo menarik kerah kemeja yang dikenakan Wang Zhuocheng. Menatap sengit kedua mata pria di hadapannya itu. "aku ingin mengambilnya darimu, Zhuocheng Ge ... aku menyukainya terlebih dahulu. Jadi, biarkan aku memilikinya ..." Wang Yibo melepas cengkraman tangannya, mengibas baju lusuh sang kakak dengan memasang wajah tak bersalah.

"Zhuocheng Ge, apa kau mengerti?"

Wang Zhuocheng tak dapat berkata-kata selain menganggukkan kepalanya.

MOMMY [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang