02

588 51 0
                                    

"Mama.. Mama.."

Tak tahu sudah berapa kali Awan memanggil ibunya, tapi yang aku dengar suara itu sedikit diiringi dengan isakkan. Aku melirik kesamping dimana Becky masih memelukku dengan erat aku sangat Ingat bagaimana tegas dan liarnya dia ketika menjadi pemimpin.

"Papa!!" Teriakan itu sungguh membuatku terkikik, bagaimana aku bisa membuat ibunya tidur sangat lelap hingga tak bisa mendengar teriakkan lelaki cerewet di luar sana.

Dengan perlahan aku mulai bangkit dari kenyamanan yang aku nikmati tanpa membangunkan Becky yang masih tertidur lelap di bawah selimutnya.

"Ada apa boy?" Ucapku setelah membuka pintu dan melihat Awan yang mulai gelisah.

"Papa kenapa baru membuka pintu? Awan mau Mama" Balasnya sedikit marah.

"Mama masih tidur jagoan" Aku menggendongnya membawanya menjauh dari kamar takut-takut obrolan kami dapat membangunkan Becky.

"Tapi aku mau Mama"

"Apa yang kamu inginkan, Papa juga bisa bantu sayang"

"Aku haus Papa, ini sudah pagi biasanya Mama sudah ada di dapur dan menyiapkan minum untuk ku, tapi pagi ini tidak"

"Oh mungkin Mama lelah sayang dan butuh waktu lebih lama lagi untuk tidur" Aku mendudukkannya di kursi meja makan dan memberikannya air hangat untuk Awan minum.

Ini kebiasaan Becky yang diterapkan kepada kami dimana setelah bangun tidur diwajibkan untuk minun air hangat terlebih dahulu katanya agar kita selalu sehat dan tidak mudah lemas untuk menghadapi hari. Namun aku kira itu hanya lelucon, entahlah aku hanya menurut saja walaupun rasa dan sensasi minum air hangat itu tidak aku sukai tapi dari pada harus mendengarkan Becky mengomel di pagi hari, itu lebih tidak aku sukai.

"Oke Papa. lalu sekarang siapa yang akan membuat sarapan untuk kita?"

"Tentu saja Papa dan kamu boy"

"Papa kan tahu aku hanya bisa makan saja" Katanya cemberut.

"Papa ajarkan"

"Sungguh?"

"Itu jelas sayang, tenang saja Papa sangat ahli membuat sarapan, bahkan Papa telah dinobatkan sebagai membuat sarapan terenak" Ucapku percaya diri.

Awan tepuk tangan bangga atas apa yang baru saja aku katakan padanya.

"Tapi sebelum itu alangkah baiknya kalau kita mandi bersama sayang, bagaimana?"

"Ya itu bagus Papa, Mama nanti akan bangga pada kita dan akan memberikan banyak hadiah atas keberhasilan kita"

"Itu pasti boy"

"Hore" Semangatnya dengan melompat-lompat di tempatnya berdiri. "Nanti aku akan meminta hadiah truck besar pada Mama" Katanya dengan penuh keyakinan.

Aku hanya tersenyum melihat tingkah lucunya. "Ayo kita mandi agar lebih cepat membuat sarapan untuk kita"

"Go.. go.. go Papa"

Acara mandi ku dan lelaki kecilku telah selesai kini saatnya melakukan agenda selanjutnya yaitu membuat sarapan.

Padahal aku tidak pernah membuat sarapan, benar apa kata Awan kami para laki-laki hanya bisa makan dan makan tapi mau bagaimana lagi ketika aku masuk kamar setelah memakaikan pakaian untuk Awan di kamarnya aku melihat Becky masih tertidur sangat pulas seperti enggan untuk membuka matanya.

Nasi sudah menjadi bubur aku terlanjur membual kepada lelaki cerewet itu, Al hasil aku hanya membuat tiga mangkuk sereal dan tidak gelas jus jeruk kemasan untuk sarapan kami pagi ini.

Dendilion (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang