"Papa bangun"
"Sepertinya Papa masih sangat mengantuk sayang, berikan Papa waktu lima menit lagi ya nak"
"Tidak Mama, aku sangat merindukan Papa, sudah lama Papa tidak bermain bersamaku dan juga Papa belum meminun air hangatnya"
Sayup-sayup terdengar percakapan ibu dan anak itu membuatku lebih enggan lagi membuka mata, aku senang menyimak pembicaraan Meraka.
"Papa bangun, ayo bangun" lelaki cerewet ini tidak hanya membangunkan ku dengan ocehannya saja tetapi lihatlah dia juga melompat-lompat diatas kasur empuk ku.
Uhh anak nakal. Apa aku harus memberitahunya kalau ini adalah tempat dimana adiknya diproduksi!
"Berhenti sayang"Kataku langsung menerkamnya ketika dia lengah dan asyik melompat-lompat di atas kasurku melupakan niatnya di awal.
"Papa lepas, kamu menggangguku"
"Kamu yang mengganggu ku"
"Tidak, aku hanya bermain bukan mengganggu Papa"
"Tapi kamu bermain di kasur Papa, kamu tahu? Itu membuat guncangan dan Papa terbangun karenanya"
"Papa juga tahu? Aku sudah membangunkan mu dari tadi tapi kamu tidak mau bangun" Katanya dengan memberontak semakin kuat
dalam pelukanku. "Jadi ini hukuman untuk Papa karena telah membuatku menunggu" Lanjutnya tidak mau kalah."Apa? tapi Papa tidak memintamu untuk membangunkan Papa" Protesku.
"Memang tidak, tapi aku yang menginginkannya"
"Berarti Papa tidak bersalah disini"
"Sudah Awan katakan, Papa bersalah karena telah membuat aku menunggu dan membuat air hangat yang aku bawakan untuk Papa menjadi dingin"
Kenapa mendadak lelaki cerewet ku berbicara seperti orang dewasa, hukuman, kesalahan. Uhh ada apa dengannya?
"Mama..." Teriakanku menggema ke seluruh ruangan.
Benar, teriakan ku! Aku sudah tidak tahan lagi menghadapi bayi cerewet ini aku masih terlalu muda untuk terkena serangan jantung.
"Mamaaa..."
"Ada apa kenapa kamu berteriak sayang?" Ucap Becky setelah sampai dihadapan kami.
"Awan Mama, dia terlalu banyak mengganggu ku pagi ini" Adu ku layaknya anak kecil.
"Yang benar saja, kamu membuatku berlari dari dapur hanya untuk ini?"
"Awan sangat usil, dia tidak membiarkan ku tidur dengan nyenyak"
"Tidak, Mama ini sudah pagi kan, matahari bahkan sudah bersinar, Mama bukankah ini waktunya untuk bangun?" Kata Awan.
Huhh anak ini terlalu pintar!
"Benar sayang" Katanya sangat mendukung lelaki cerewet itu.
"Jadi Papa ayo bangun dan kali ini ayo kita jalan-jalan untuk membeli mobil polisi baru untukku" Katanya semangat.
"Tidak Awan, kamu tidak membutuhkannya" Ucapku serta merubah posisiku menjadi duduk di hadapan Awan.
"Sangat membutuhkannya, itu akan sangat sempurna"
"Tidak ada yang sempurna di dunia ini sayang kecuali Mama" Kataku dengan senyum manis ke arah Becky.
"Tentu saja Mama sempurna tapi aku juga membutuhkan kesempurnaan yang lainnya juga sekarang"
"Astaga sayang siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu?"
"Papa, siapa lagi!"
"Aku?" Kataku dengan menunjuk diriku sendiri. "Kapan Papa mengajarimu nak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendilion (FreenBecky)
RomanceBagian yang seharusnya tergenggam erat dan penyempurna kisah bahagia, tapi sayangnya cinta tak selalu berakhir bersama, kadang kala melepaskan adalah solusi terbaik untuk sesuatu yang sulit digenggam.