17

400 37 3
                                    

"Sedang apa kamu?" Katanya dengan mendorongku kuat setalah dia membuka matanya mengetahui bahwa aku telah berada di atasnya dan mengukungnya.

"Kenapa sayang aku sangat merindukanmu, tidak bisakah kita habiskan waktu bersama setelah sekian lama kamu mendiamkan aku"

"Kamu yang membuat kesenjangan diantara kita, lalu kamu datang begitu saja tanpa melakukan apapun untukku. Gunakan perasaanmu Freen"

"Kesenjangan apa? Tidak melakukan apapun bagaimana? Berulang kali aku meminta maaf kepadamu, aku tahu aku salah, aku yang bersalah. Aku selalu memohon dan membungkuk kepadamu tapi kamu? Melihat pun tidak!" Marahku, kenapa dia tega memperlakukan aku seperti ini. "Aku mohon maafkan aku, jika aku yang memulai kesenjangan itu. Tolong kamu jangan mempertahankannya juga. Aku tidak tahan lagi sayang"

"..."

"Berapa kali lagi aku harus memohon, merendahkan diriku serendah-rendahnya kepadamu sayang. Aku ingin senyummu, aku ingin pelukanmu aku merindukanmu"

Tidak ada jawaban tapi tangisannya semakin terdengar seolah mengatakan 'aku kecewa padamu, permohonan maaf saja tidak akan bisa membayar semua kesalahanmu padaku' Ya, itu benar aku sangat menyadarinya tapi apa lagi, itu hanya masa lalu yang bahkan aku juga tidak pernah menginginkannya.

"Freen"

"Ya" Aku mendongkak dan berjalan dengan semangat tepat setelah dia memanggilku.

"Aku tidak tahu masa lalu mu sepenuhnya, aku hanya tahu cerita tentang ayah dan ibumu. Kamu tidak pernah membicarakan Marissa, aku tidak tahu wanitamu sebelumnya. Freen kenapa kamu tidak pernah menceritakan kenangan itu?"

"Bahkan aku tidak pernah menganggapnya sebagai kenangan, aku tidak ingat jika aku pernah memilikinya di masa lalu" Usapan ibu jariku di kedua pipinya berhasil menenangkannya dia berhenti menangis dan dengan lembut menatap mataku. "Sayang, Freen mu ini tidak pernah menuntut kamu untuk selalu percaya padaku, semua yang aku katakan benar adanya dan apapun yang aku katakan itu berarti telah hilang dalam memory ku"

"Aku pun tidak pernah ingin percaya padamu, tapi sungguh aku tidak pernah memiliki keraguan atas dirimu" Katanya dengan mengusap kasar air mata yang sedikit menetes itu.

"Itu artinya Becky mencintai Freen, atau mungkin sangat-sangat mencintainya"

Tidak bisa lagi terbendung, betapa bahagianya aku ketika semuanya berangsur normal menciptakan kehangatan seperti semula.

" Berarti kamu sudah memaafkan ku?"

"Belum"

"Kamu sendiri yang mengatakan kamu percaya padaku" Balasku lesu.

"Aku akan memaafkan mu setelah kamu membayar semuanya"

"Akan aku lunasi sekarang juga" Seruku dengan semangat.

Apalagi yang bisa aku lakukan selain menciumnya mencurahkan semua kerinduan yang selama ini ku tahan, aku bisa membelainya sepanjang malam, membuatnya berteriak hingga dia merasa puas sangat puas. Tapi..

"Bukan ini yang aku inginkan Freen" Tidak mengerti apa yang dia inginkan, jika bukan belaian lantas apa yang dia ingin, lalu untuk apa menggodaku dengan bertelanjang sejak awal.

"Ishh, tapi aku menginginkannya sayang"

"Tidak ada, mandilah setelah itu kita akan bicara"

"Mandi bersama untuk berbicara itu terdengar lebih baik sayang. Itu akan menghemat waktu kita"

"Aku sudah mandi Freen dan aku tidak ingin basah lagi. Jadi lakukan sekarang atau kita tidak akan berdamai"

"Ayo mandi bersama dan perdamaian akan segera terwujud"

Dendilion (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang