04

375 40 0
                                    

Setelah Awan benar-benar pergi kini hanya tinggal aku dan Nona Rose, dan menunggu apa yang akan dikatannya padaku.

"Baiklah Tuan Freen sepertinya pembicaraan kita mengenai pekerjaan kantor telah selesai dan maksud saya ingin berbicara secara pribadi dengan anda bukan tentang itu tapi ini mengenai adik saya"

"Maaf Nona saya tidak mengerti" kataku bingung.

"Sederhana saja, saya ingin meminta anda untuk menasehati dan membujuk adikku. Namanya Nutt, dia lulus satu tahun yang lalu dengan predikat sarjana terbaik jurusan marketing dia sangat pintar hanya saja dia sulit di atur, Nut lebih memilih bermain dan menjadi pengangguran dari pada memanfaatkan kepintarannya. Oleh karena itu saya meminta bantuan kepada anda"

"Membujuk" Bingungku. "Tapi saya tidak pernah menasehati apa lagi membujuk seseorang Nona"

"Tapi dilihat dari cara anda, mengasuh Awan itu sangat baik. Terlihat bisa diandalkan"

"Hhaa" Tawaku ringan. " Itu sangat berbeda Nona, Awan sedari bayi selalu bersama saya Nona, lagi pula dia masih kecil jadi sangat mudah bagi saya untuk mengendalikannya"

"Saya percaya pada anda, tolong sekali saja coba terlebih dahulu"

"..."

"Jangan khawatir semua tidak gratis"

"Bukan begitu maksud saya Nona, saya tidak bisa menjanjikan apapun dan saya juga tidak mengerti bagaimana caranya membujuk seseorang" Kataku mulai tidak enak.

"Itu terserah anda, saya percayakan Nutt pada anda dan saya tidak akan pernah keberatan bagaimana cara anda mendisiplinkan Anak itu"

"Baiklah Nona tapi saya harus mendiskusikannya dengan istri saya terlebih dahulu"

"Silahkan. Tapi sebelumnya boleh saya tahu kenapa harus begitu?"

"Sederhana saja Nona karena saya selalu membicarakan apapun kepada istri saya, karena keterbukaan adalah kunci bahagia dalam rumah tangga" Kataku tanpa sadar tersenyum.

"Kamu laki-laki yang sangat manis, baiklah itu tidak masalah dan aku ingin segera mendengarkan kabar baik darimu"

"Ya Nona" Ucapku tidak yakin.

Setelah perbincangan kami selesai akhirnya jam makan siang pun tiba, dan sebagai ucapan terima kasih Nona Rose menawari kami makan siang bersama sekalian untuk menembus janjinya kepada Awan, dia menawarkan kami makan siang diluar setelah itu membawa Awan untuk membeli mobil truknya yang baru.

Tak lupa aku meminta persetujuan Becky terlebih dahulu.

"Sayang" panggilku dalam video call.

"Hai sayang, sudah makan?"

"Belum sayang, bagaimana denganmu?"

"Aku baru saja memesan makanan, karena aku di rumah hanya sendiri jadi aku pikir lebih baik pesan saja"

"Oke sayang itu bagus, tapi pastikan kamu memesan makanan yang sehat dan bergizi"

Becky terkikik. "Tentu saja sayang aku selalu ingat pesanmu. Dan dimana Awan?"

Aku mengalihkan kamera kepasa awan dan memperlihatkan bagaimana Awan membuat ruanganku menjadi jalan tol karena dia sibuk menata mobil-mobilnya yang banyak itu. Sementara Jorin dia pamit untuk istirahat makan siang lebih dulu.

"Hai sayang tidak ingat Mama" sapa Becky pada anak nakalnya.

"Hello Mama aku rindu mama, tapi aku juga suka bermain di kantor Papa, Mama tahu teman-teman Papa baik semua"

"Mama tahu nak tapi kamu juga tidak boleh melupakan Mama"

"Cup cup Mama, Awan tidak lupa, tapi Awan hanya suka bermain di kantor Papa saja"

Dendilion (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang