"Mamaaaa"
Awan berteriak memanggil Becky ketika kami sampai di rumah. Anak itu tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya karena beberapa mainan yang ia dapatkan hari ini, membuatku sedikit khawatir bagaimana jika Becky marah dengan mobil-mobil itu.
"Mama... Mama"
"Mama sedang memasak sayang" Teriak Becky.
"Mama.. Mama lihat aku punya truk besar yang aku inginkan" Kata Awan dan menunjukannya kepada Becky.
"Waw hebat, Papa yang membelikannya?"
"Bukan Mama tapi Bos Papa yang membelikannya katanya itu hadiah untukku karena aku sudah menjadi anak yang baik dan manis untuknya" Tutur Awan panjang lebar.
"Oh anak Mama memang yang terbaik, tapi sayang kamu sangat bau hari ini, apakah kamu ingin mandi sekarang?"
Awan mencium aroma tubuhnya sendiri sebelum berkata. "Mama benar aku sangat bau. Kalau begitu Mama aku harus mandi sekarang, karena aku ingin selalu wangi di depan Mama"
Setelah lelaki cerewet itu berpamitan untuk membersihkan dirinya tinggallah aku dan Becky yang kembali sibuk dengan masakannya.
"Sayang"
"..."
"Cinta"
"..."
"Kamu mendiamkan ku"
"..."
Sudah aku duga Becky akan marah dengan apa yang kami bawa pulang. Dia tidak suka ketika Awan terlalu dimanjakan apalagi tentang mainan-mainannya, dia selalu bilang; 'Mainan Awan sudah terlalu banyak seharusnya kamu tidak lagi membelikannya' tapi jujur saja seberapa kerasnya Becky melarang ku untuk tidak memanjakannya sungguh aku tidak bisa melakukan itu. Aku terlalu menyayanginya dan lagi lelaki cerewet itu terlalu keras kepala seperti ibunya.
"Sayang" Panggilku lagi dengan mesra, tapi percuma saja itu tidak pernah mempan dengan situasi seperti ini.
"Tidak apa sayang jika kamu tidak ingin berbicara denganku, aku akan membersikan diriku bersama Awan, dan setelah itu aku harap kita bisa bicara"
Aku pergi meninggalkannya tapi sebelum itu aku tidak lupa untuk memberikannya kecupan manis di bibirnya, Becky tidak menolak tapi tetap saja dia tidak mau berbicara denganku.
Setelah hari yang sibuk aku akhirnya bisa bersantai di tempat paling nyaman bersama Becky, ya walaupun gadis itu masih enggan berbicara denganku setidaknya kami berada di ruangan yang sama.
"Sayang" panggilku berusaha membuka percakapan.
"..." Tidak ada jawaban.
"Istriku"
"..."
Satu kali lagi dan ini yang terakhir, jika ini masih gagal aku akan menyerah untuk berdamai dengannya.
1
2
Dan...
"Becky?"
"Apa!" Yup dan itu tepat sasaran akhirnya dia mau berbicara kepadaku walaupun pada akhirnya aku mendapat lemparan bantai yang membuatku terjatuh dari ranjang kami.
"Kamu kasar sekali sayang" Keluh ku dengan mengusap-usap pantatku yang pertama kali membentur lantai.
"Apa yang kamu katakan, coba ulang sekali lagi"
"Tidak akan, aku tidak ingin mati sekarang"
Bukan dia yang kejam yang aku inginkan, aku hanya ingin dia berbicara kepadaku tapi kenapa Becky malah semakin marah dan meledak-ledak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendilion (FreenBecky)
RomanceBagian yang seharusnya tergenggam erat dan penyempurna kisah bahagia, tapi sayangnya cinta tak selalu berakhir bersama, kadang kala melepaskan adalah solusi terbaik untuk sesuatu yang sulit digenggam.