Pertama yang aku lakukan adalah memeriksa denyut nadinya, denyutnya masih stabil tapi dia terlihat sangat pucat dan terakhir yang aku lihat dia memegang perutnya.
Tanpa pikir panjang aku menggendong Rose membawanya ke rumah sakit terdekat.
Sesampainya di rumah sakit Rose segera ditangani dokter yang berjaga. Suasana sangat sepi mengingat ini hampir tengah malam.
Karena tidak mungkin aku meninggalkan Rose dalam keadaan seperti ini, aku memutuskan mengirim pesan teks pada Becky memberitahunya bahwa mungkin aku tidak akan pulang, kerena pekerjaanku yang mendesak. Untungnya becky mengerti walaupun aku yakin banyak sekali pertanyaan yang dia simpan untuk nanti. Namun apa boleh buat Rose sendiri dalam keadaan seperti ini. Itu bukan hal yang baik.
Sekitar 2 jam menunggu Rose tersadar dari pingsannya, dia sedikit terperanjat melihat aku ada di sampingnya menunggunya dengan sabar, meski agak terkantuk-kantuk.
"Rose tenanglah kamu tadi pingsan, kebetulan aku lembur dan aku melihatmu pingsang di ruang karyawan jadi aku memutuskan untuk membawamu ke sini" Ucapku panjang lebar.
"Kita di rumah sakit?" Tanyanya kebingungan.
"Ya kita di disini, dokter bilang kamu kurang istirahat, asam lambung naik dan terlalu banyak mengkonsumsi kafein" Jelas ku.
"Ya, akhir-akhir ini banyak sekali yang harus aku tangani"
"Tapi tidak sampai menyakiti dirimu sendiri Rose"
"Lain kali tidak akan" Katanya sambil melihat langit-langit rumah sakit.
"Bagus"
"Kamu tidak pulang, istrimu tidak marah?"
"Tadinya aku akan pulang tapi mengingat kamu hanya sendiri aku jadi tidak tega dan aku tidak tahu keluargamu, aku tidak bisa menemukan kontaknya di ponselmu, ponselmu dikunci dan mengenai istriku tentu saja dia akan mengamuk" Kataku dengan tawa.
"Hha, kamu cerewet Freen persis seperti Awan, dan mengenai istrimu aku minta maaf dan maaf juga karena telah merepotkan mu lagi"
"Itu bukan masalah besar. Tapi apakah kamu bisa memanggil keluarga, kerabat atau siapapun itu yang bisa menjagamu disini sepertinya sekarang aku harus pulang"
"Pulanglah Freen, aku bisa menjaga diriku sendiri, aku lebih baik sekarang"
"Kabari dulu keluargamu, mungkin mereka sedang mencemaskan mu"
"Tidak Freen aku terbiasa berdiri dengan kaki ku sendiri jadi kamu tidak perlu khawatir" Katanya tanpa melihat ke arahku.
"Tapi Rose..."
"Kamu sangat cerewet Freen" Potongnya.
Aku merasa iba kepadanya bagaimana mungkin meninggalkannya sendiri disini sedangkan aku juga merasakan bagaimana rasanya sakit tanpa ada yang menemani.
"Baiklah aku akan menunggumu sampai pagi nanti, aku tidak bisa meninggalkanmu sekarang dan semoga saat pagi itu tiba kamu sudah di perbolehkan pulang"
"Itu tidak diperlukan Freen, sungguh aku bisa melakukan semuanya sendiri"
"Jangan menolakku Rose aku tahu rasanya sendiri, aku pernah merasakannya" Yakinku. "Anggap saja ini balas budiku karena kamu memanjakan Awan tempo hari"
Belum sempat Rose menjawab suster datang mengantarkan makan untuk Rose. Aku segera membawanya dan memberikannya kepadanya.
"Makanlah Rose" Kataku dengan memberinya semangkuk sup hangat tapi belum sempat Rose menerimanya aku melihat kedua tangannya bergetar mungkin dia terlalu lemas karena perutnya yang kosong dan kekurangan istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendilion (FreenBecky)
RomanceBagian yang seharusnya tergenggam erat dan penyempurna kisah bahagia, tapi sayangnya cinta tak selalu berakhir bersama, kadang kala melepaskan adalah solusi terbaik untuk sesuatu yang sulit digenggam.