44

198 41 20
                                    

Setelah hari dimana Rose di rawat juga aku yang bersedia memenuhi keinginannya, wanita itu tidak lagi meminta hal apapun dariku.

Selama hari-hari itu juga Becky dengan berbesar hati bersedia untuk menjaga Rose di rumah sakit ketika aku harus kembali bekerja dan sibuk dengan kertas-kertas yang menumpuk di mejaku.

Belum lagi setelah hari itu keinginan-keinginan aneh mulai menggangguku sesuatu yang sebelumnya sangat aku benci kini aku selalu menginginkannya. Seperti saat ini bagaimana susah payahnya aku membujuk Becky agar ia mau memanggangkan seekor ikan besar untukku.

"Ayolah sayang hanya sekali ini saja, aku janji tidak akan meminta apapun lagi darimu"

"Berhenti mengikuti ku Freen. sebenarnya apa yang terjadi padamu, ini yang kedua kalinya kamu meminta sesuatu yang berkaitan dengan ikan, dan terakhir kita melakukannya kamu tidak berhenti mual selama 4 hari berturut-turut"

"Aku tidak tahu tapi aku sangat menginginkannya sayang"

"Tidak, tidak bisa. Dari pada kamu terus merengek seperti ini lebih baik kamu pergi kekantor dan lakukan tugas-tugasmu sayang"

"Tidak, aku akan tetap di sini dan mengganggumu sampai aku mendapatkan apa yang aku inginkan"

Becky menggelengkan kepalanya jengah atas apa yang aku minta sejak kemarin malam, tidak memperdulikan aku yang terus mengikutinya walaupun dia merasa sirih tapi itu tidak menghentikannya untuk menyelesaikan semua pekerjaannya.

"Sayang aku hanya ingin mencium aromanya saja, tidak lebih. Bahkan aku bisa menciumnya dari jauh tanpa harus melihatnya dari dekat"

Becky berhenti dari kegiatan mencucinya melempar kain itu lalu menatapku dengan menyipitkan matanya. "Jika seperti itu manjakan lah hidungmu di tempat lain, jangan menambah pekerjaanku Freen"

"Kamu pelit sekali cinta" Penolakan itu menusuk hatiku, tapi apa boleh buat. "Baiklah kalau begitu aku akan memintanya kepada Jorin, aku yakin adik kesayanganmu tidak akan menolakku" Balasku sangat yakin.

Becky membulatkan matanya serta kedua tangan yang ia letakan di pinggangnya juga dengan bibir yang perlahan terbuka siap meledakan sumpah serapahnya.

"Sayang jangan menganggu orang lain, lagi pula saat ini dia sedang bekerja. Berhentilah bersikap konyol dan lakukan saja pekerjaanmu dengan benar"

"Tapi sayang"

Gumamku putus asa, mengapa sulit sekali untuk membujuk wanita ini, benar-benar keras kepala memang.

Dengan langkah lunglai perlahan aku menjauh darinya dengan kekecewaan yang bahkan aku sendiri tidak bisa menjelaskannya. Tapi dalam beberapa langkah selanjutnya aku berhenti ketika satu ide melintas di kepalaku yang tidak mungkin Becky akan menolakku lagi.

Aku berbalik menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala memindai setiap bagian yang selalu aku sentuh.

Becky ku sangat menggoda walaupun ia tidak berada di atas ranjang. Dengan langkah hati-hati tanpa suara aku mendekatinya melingkarkan lenganku di pinggang rampingnya dengan bibir yang menelusup ke lehernya.

"Apa yang kamu lakukan Freen?" Tanyanya dengan mencoba melepaskan lenganku di pinggangnya.

"Membujuk mu. Apa lagi?"

"Lepaskan! Bagaimana kalau Rose dan Awan melihat kita?"

"Jangan mencari alasan cinta" Ucapku berbisik di telinganya ketika aku telah puas mencicipi leher halusnya.

"Freen"

Tidak peduli sejauh mana ia akan menolak, aku tetap melakukan apa yang ingin aku lakukan padanya. "Mereka tidak akan melihatnya sayang" Tanganku beralih dari pinggang menuju buah dadanya meremasnya bersamaan mencoba memberikan sensasi yang mungkin bisa merubah keputusannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 13 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dendilion (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang