11

286 36 0
                                    

"Rose" Setelah apa yang kami lakukan suasana menjadi canggung, dunia seakan hanya tinggal hitam dan putih.

"Ah maaf Freen aku.. aku tidak bermaksud melakukan itu padamu"

"Sudahlah lupakan saja, lebih baik kita beristirahat sebelum pertemuan kita dimulai"

Setelah mengatakan itu aku pergi menjauh darinya. Aku rasa hari ini terlalu berlebihan bagi kami.

Waktu yang ditentukan tiba, Artis yang akan menjadi brand ambassador kami telah sampai terlebih dahulu, tidak datang sendiri tentu saja dia akan selalu didampingi oleh managernya. Sementara aku datang bersama Jorin dan Nutt, sementara Rose dia berkata memiliki pekerjaan lain yang harus dia selesaikan segera.

Dia duduk membelakangi pintu masuk hingga aku tidak bisa melihat siapa artis yang menjadi pilihan Rose sebagai brand ambassador produk terbarunya itu.

"Maaf menunggu lama Nona, perkenalkan saya Freen Mahendra" Kataku, dan tentu saja itu membuat dua orang yang tengah duduk tadi berdiri dan menghadap kami secara bersamaan.

Dia tercengang melihatku, Akupun tidak kalah terkejutnya tidak menyangka dia yang akan bekerja sama dengan kami.

"Tidak masalah Tuan kami juga baru saja sampai. Dan perkenalkan kembali saya marissa Lloyd" Katanya bersikap profesional.

"Senang berkenalan dengan anda dan juga kenalkan dia Nutt asistenku, serta dia Jorin sekertaris ku" Ucapku.

Banyak hal yang kami bicarakan tentang bagaimana kesepakatan akan terjalin, tidak mudah bagi kami untuk mencapai kesepakatan itu, tapi beruntungnya kami bisa meyakinkan mereka meski prosesnya agak alot dan membutuhkan waktu yang lama.

"Baiklah Tuan Freen bagaimana jika kita sedikit minum anggap saja ini sebagai tanda jadi kesepakatan kita" Tawar manager Marissa.

Aku melirik kepada Nutt dan Jorin bergantian bermaksud untuk meminta pendapat mereka."Baiklah" Setuju ku karena aku mendapat anggukan dari keduanya.

Aku meminum beberapa gelas, hanya beberapa tapi itu sudah lebih dari cukup untuk membuatku pusing tapi beruntungnya aku masih memiliki kesadaran penuh, berbeda dari manager Marissa, Jorin dan Nutt terlihat mereka sudah mabuk berat.

"Freen" Ucap Marissa dan mendekat kepadaku.

Aku melihatnya sekilas tanpa berkata apapun.

"Ternyata kamu masih Freen yang sama"

"Tidak aku telah berbeda" Balasku mulai risih terhadap tindakannya. "Bisakah kamu sedikit menjauh dariku?"

"Kenapa sekarang kamu sombong sekali kepadaku"

"Apa maumu"

"Tidak ada, aku hanya senang bisa melihatmu kembali"

Aku tidak tahu dia sudah mabuk atau tidak, matanya terlihat masih segar tapi melihat tindakannya itu membuatku ragu, bagaimana dengan lancangnya dia mengusap pipiku perlahan terus turun dan turun sampai pada dimana telunjuknya mendarat dengan sempurna di dadaku seperti kenangan di masa lalu.

"Lepas, kamu membuatku tak nyaman Marissa"

"Bagian mana yang membuatmu tak nyaman, bukankah ini hal yang paling kamu sukai di masa lalu?" Tanyanya dengan nada menggoda.

"Benar tapi itu masa lalu, dan itu tidak akan mempengaruhiku saat ini"

"Hanya saat ini?" Balasnya semakin berani.

Aku tidak lagi menggubrisnya, aku hanya fokus kepada Nutt dan Jorin haruskah aku meninggalkannya atau menunggu mereka disini, tapi aku tidak tahan melihat Marissa yang masih saja menggodaku itu seakan membuka luka masa lalu yang sedari lama aku sudah tidak merasakannya lagi.

Dendilion (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang