[14] Diagnosed.

150 12 6
                                    

Alooo~ met malam minggu pada kakak kakak cantik😋

__________________________________________

Happy reading!

.
.
.
.
.

Leon kembali menyuapi bubur kepada Lion, dengan ogah ogahan Lion menerimanya.

Saat Leon mengangkat sendok besi itu dan menempelkannya pada bibir Lion, Lion menutup bibirnya rapat rapat enggan untuk membuka.

"Udah kakak! Udah 7 suap ini, ngelebihin perjanjian," Lion berucap dengan nada kesal, kakaknya melebihi perjanjian yang hanya akan di suapi sampai 4 suap saja tapi apa ini?

"Lagi dong! Baru 7 sampai habis aja sekalian mangkok mangkoknya." Leon masih memaksa Lion untuk membuka mulut sedangkan yang di suapi hanya diam dengan pandangan mata kesal.

"Iya iya udah! Nih minum air dulu." Leon menyodorkan segelas air putih dan di terima  baik oleh sang empu.

Dan yang lain keadaan nya bagaimana? Membawa masing masing popcron dan kacamata berbeda warna untuk melihat drama manis manisan kakak adik didepan ini.

Lion menyodorkan kembali gelas kaca dengan air yang tersisa setengah, Leon mengambilnya dan di taruh di laci samping ranjang.

Lion akan berbaring kembali tapi dengan cepat Leon kembali mendudukkannya.

Raut bingung tercetak jelas pada wajah Lion, "Kok di suruh duduk lagi kak?!"

Leon tidak menjawab, ia mengambil obat yang tadi sudah di berikan oleh dokter dan juga air di dalam gelas tadi, lalu menyodorkannya pada Lion. "Minum obat dulu baru tidur."

Lion memandang obat berbentuk tablet itu dengan pandangan mata horor.

"Kak! Obat sebesar obat nyamuk ini harus di minum satu glekk an?!" Lion tidak langsung meminum ia bertanya dahulu pada kakaknya. Lion memang benar benar susah jika harus meminum obat dalam bentuk tablet kecuali jika dalam sirup ataupun bubuk.

"Ya iya lah langsung di minum! Emang kamu mau obatnya masuk sendiri ke dalam lambung."

"Tapi kak! Obatnya pait banget, ga usah minum ya ya," Lion memandang Leon dengan puppy eyes kebanggaan nya.

Leon sudah terbiasa dengan puppy eyes itu jadi ia menggeleng dan menyodorkan kembali obat obatan itu. "Di minum Lion! Mau sakit terus?!"

Lion menggeleng cepat tapi ia juga tidak segera mengambil obat yang berada pada tangan Leon.

"Di minum bukan di liatin terus Atha."

"Bantu minumnya kakak," Cicit Lion sangat pelan. Tapi Leon masih bisa mendengarnya.

"Iya kakak bantu, minum dulu airnya baru kakak taruh mulut kamu obatnya." Lion mengambil gelas isi air itu dan meminumnya. Menunggu sang kakak menaruh kedalam mulutnya tapi kenapa sangat lama.

"Kamu kepalanya dongakin keatas dulu biar lebih mudah." Lion tetap menurut ia mendongak menatap langit langit rumah sakit dengan mulut yang di buka.

Leon memasukkan obat itu dengan cepat. "Cepat telen Atha obatnya nanti semakin pait."

Glek

"Uhuk uhuk, pait kakak obatnya!" Leon menyodorkan kembali gelas itu, Lion bergerak acak menghindari rasa pahit yang menghampiri lidah dan tenggorokannya.

"Atha! minum bukan malah jadi cacing." Setelah mendengar itu Lion merampas gelas kaca dari tangan kakaknya dan meminumnya dengan rakus.

"Huh..huh, berasa ngelawan maut banget ini padahal minum obat." Lion mengeluh dan mengusap sudut bibirnya yang terdapat bekas air tadi

L Twins Boy[hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang