[11] Developing disease.

206 13 12
                                    

Alooo~ manis jadi guej up lagi wakakak

_______________________________________________________

Happy reading!

.
.
.
.
.

Di uks keadaan terasa ramai dengan Anak-anak kelas 8. Sembari menunggu Leon dan Lion membuka mata banyak yang menyibukkan diri mulai dari bermain game, berdebat, lari kesana kemari, berbincang bincang ghibah pun ada.

Tidak ada penjaga uks disana, saat penjaga akan masuk dihadang oleh ciwi ciwi dengan alasan ada hantu kepala bogel yang sedang terbang. Dan dengan anehnya penjaga itu percaya saja tetapi tidak menunjukkan raut takut atau semacamnya melainkan hanya ekspresi datar yang di tunjukkan.

.

Ruby bosan menunggu, ia mendekat kearah ranjang Lion dan terus terusan memencet hidung kecil yang bangir itu dan sesekali memencet pipi gembilnya. "Ini si bocil kapan bangunnya dah."

Audy ikut mendekat kearah ranjang Leon, dan sama seperti Ruby ia menggangu Leon dengan mencubit pipinya, mengapit hidungnya yang membuat susah bernafas.

Hump!

Audy mengapit Hidung Leon hingga membuat sang empu kesulitan bernafas.

"Audy goblok, ga bisa nafas itu Leon anj." Dengan tidak berperasaan Dira mencubit tangan Audy yang masih bertengger di hidung Leon hingga memerah.

"Sshhh. Jan kenceng kenceng gila rasanya mau kecabut nih kulit putih bersih mulusku," Kepedean Audy tidak dihiraukan oleh Dira ia lebih memilih menutup kedua lubang hidung Leon. Berbeda cara namun tetap SAMA AJA GOBLOK.

Tuk

Vrily yang kesal memukul belakang kepala keduanya hingga menghasilkan bunyi yang cukup keras.

"Guoblok!! Emang gue doang yang paling bener disini, lu berdua sama sama ga berperasaan dengan bayii ku ini." Vrily mengelus surai lebat berwarna hitam dengan campuran sedikit coklat itu dengan lembut.

"Liat tuh Lion!! Kakak lu mau dibunuh sama dua bekicot sawah," Ruby berbicara kepada Lion dengan suara lantang yang membuat orang yang merasa mendelik tidak suka.

"Enak aja!! Orang secantik Princess Belle gini dikatain bekicot sawah, apakabar dengan muka kotak itu!" Sindir Dira dengan mencuri-curi pandang kearah Ruby.

"Nyindir gue lu!?"

"G, ngapain kurang kerjaan juga."

"Terus ngapain lu liat liat gue!, emang sih secara Black Ruby ini sangat terkenal seantero Independet High School." Ruby mengibaskan rambut merah panjangnya kekanan dan kekiri.

"Dan juga ya wajah gue tuh bukan kotak dodol! Tapi jawline gue yang tajem. Kalau gue meawing." Ruby memperaktekan gerakan meawing dan menunjukkan rahangnya. "Nah liat tajem kan."

Rambut panjang itu mulai mengenai wajah manis Lion, yang membuat alisnya mengkerut dengan mata yang tertutup.

Rabela yang hanya mengamati dari tadi membalikkan tubuhnya, duduk membungkuk memegangi kakinya dengan menghadap kearah dinding. "Udahlah emang ga ada yang bener sama temen temen gue."

Erina mengelus punggung teman sekelasnya_Rabela dengan menambah sedikit beban tekanan lagi. "Yang sabar ya Bel, nasib terima aja sih."

"Rin! Coba lu turunin dulu nih kotak p3k, ngapain juga lu naruh di punggung gue. Lu nyuruh rubah jadi kotak emas apa begimane!" Rabela terlihat kesal, tidak teman dekatnya tidak teman sekelasnya ternyata memang sudah mulai menunjukkan tanda tanda stupid mulai dari sekarang.

L Twins Boy[hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang