[20] taken care of

232 15 2
                                    

Aloo~ sowwy lamaaa ga up, baca sampai akhir ya aku mau kasih tau sesuatu dikit🤏

___________________________________________

Happy reading!

.
.
.
.
.

Dua mobil dan beberapa motor itu berhenti di pinggir jalan, jika di tanya kenapa? Itu karna tidak ada satu pun yang tau dimana letak rumah Leon dan Lion.

Mau membangunkan sang pemilik rumah akan tetapi selalu di urungkan. Leon dan Lion baru saja tertidur, akan merasa kasihan jika kembali di bangunkan.

Zero yang menyewa mobil pertama juga kebingungan, ia merasa tak tega Leon dan Lion tertidur layaknya seorang bayi, benar-benar pulas dengan wajah damai.

Mau tak mau Zero dan yang lainnya turun dari mobil, berkumpul di dekat trotoar dan meninggalkan Leon Lion dan pak sopir di dalam mobil.

"Jadi gimana ini?! Ga ada yang tau dimana rumah Leon dan Lion." baru saja turun dari mobil Arka merasa terpojokkan atas pertanyaan Rabela yang tiba-tiba saja menyerangnya.

Dengan santainya Arka mengangkat bahunya acuh, tidak mempedulikan pertanyaan dari Rabela yang membara.

"Sialan!" umpat Rabela tanpa sadar, Zero menatap Rabela tajam dan di balas tatapan tajam kembali oleh Rabela.

"Perempuan kok bisa ngumpat?!" Pertanyaan bodoh dari Galih membuat Rabela mengalihkan perhatiannya dari Zero.

"Gue Manusia Biasa. Perempuan juga bisa mengumpat, siapa yang berbicara jika perempuan tidak bisa mengumpat?!" nyali Galih menciut, Rabela adalah perempuan berani dan kasar karna didikan orang tuanya yang keras.

"Maaf." Setelah meminta maaf Galih menunduk, menatap trotoar yang ia pijak.

"Gue suka ini, di ship in aja ga sih?!" Bisik Ruby pada Vrily dan di angguki semangat oleh Vrily.

"Gue juga suka malesub dua bocah ini, boleh naik kapal kalian ga?!"

"Gue juga gue juga mau naik!"

Ruby dan Vrily memutar kepalanya kearah Audy dan Dira yang menginginkan menaiki ship mereka. Senyum lebar tercipta di semua wajah sahabat Rabela.

"Jangan tinggalin gue sama Edrea dong!" Enrina dan Edrea juga mendengar percakapan keempat sahabat itu. Menaiki kapal ini tidak masalah bukan?

Dira mengayunkan tangannya meminta Enrina dan Edrea mendekat, setelah mendekat Audy menaruh telapak tanganya di udara dan di ikuti oleh yang lainnya.

Hiyak!

"Ngomong-ngomong, mau di sebut apa ini? Ga enak kalau ga punya sebutan tersendiri," Edrea menanyai teman-temannya, berfikir keras mencari salah satu gabungan nama.

"Rabela dengan Galih, Beli? Mungkin pantas, oh atau Raga!" Dira mengusulkan idenya dengan antusias, teman-temannya hanya memandang malas dan menggeleng.

"Begal? Itu cocok ga?"

"Pakai nanya lagi kau Ruby, pikir sendiri sana!" ucap Vrily ngegas, Ruby hanya merolingkan matanya. Apa yang salah dengan ide nya?!

"Ralih, Beih."

"Apaan anjir?! Beih benih sekalian!"

"Lalih! Udah mantep banget itu!" setelah sekian lama terdiam akhirnya Edrea dapat menyuarakan pendapatnya yang hanya di anggap angin lalu.

"Tengok sini tengok sini!" Audy beberapa kali menepuk tangannya, mencari perhatian teman-temannya yang sedari tadi masih meributkan nama.

"Udah di tentukan kalau namanya menjadi, Begal!"

L Twins Boy[hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang