22 - Yachting, Loving

12.7K 654 118
                                    

Setelah berangkat bersama ke Pulau Dewata menggunakan pesawat berkursi business class, pasangan yang terdiri dari: Adrian-Sabrina, Erisha-Haikal, dan Miranda-Bismoㅡditambah seorang balita lucu bernama Nathan, pengasuhnya bernama Fani, serta asisten para orang tua bernama Hendro, sampailah mereka bersembilan di Kuta, tempat Bandara I Gusti Ngurah Rai berada.

Menempuh perjalanan 30 menit dari Kuta, tibalah mereka di daerah bernama Tanjung Benoa. Salah satu dermaganya merupakan tempat private yacht berkumpul dan tertambat, juga rented yacht eksklusif yang salah tiganya disewa Erisha seharga 60 juta per delapan jam.

Kacamata photochromic Adrian berubah gelap, menyesuaikan terik matahari di atas kepala. Pakai topi hitam, kaus putih lengan pendek dan celana krem selututnya. Berangkulanㅡterkadang bergandengan dengan Sabrina yang bertopi lebar lucu, berkacamata hitam, bercelana krem longgar dengan model sempit pada pinggang. Oh, kausnya putih juga. Mereka sangat seragam.

"Cerah banget. Semesta merestui Yan sama Sabrina buat express honeymoon yang disponsori oleh Kak Erisha," celetuk Adrian sembari mereka semua berjalan di atas jembatan dermaga, menuju yacht-yacht yang terikat di sana.

Tawa Erisha hampir keluar. Haikal tersenyum saja. Orangtua tersenyum, ikut senang. Sabrina yang bergandengan dengan Adrian, tersenyum geli, tapi ya sudahlah. Para asisten sudah hafal tingkah majikan mereka.

"Cie... emang aura pengantin baru tuh membawa hoki, ya." Miranda memberi tanggapan, disusul senyuman Bismo yang sangat sependapat.

Adrian memamerkan senyum bangga. Mengangkat tangan Sabrina yang berpegangan dengannya, lau mengecup punggung tangan sang wanita.

Sampai di ujung dermaga, mereka disambut sejumlah petugas dari jasa penyewaan yacht. Tugas mereka adalah merapikan dan membersihkan luar dalam yacht sebelum melaut, mengecek kualitas dan kesiapan mesin, memastikan penumpang naik dengan aman dan selamat, juga mengatur kapal agar tetap pada posisi seharusnya.

Erisha yang menggendong Nathan, Haikal yang menenteng satu tas, dan Fani yang menenteng satu tas lain, naik duluan. Para petugas menarik tali agar badan kapal mendekat maksimal ke ujung jembatan. Dinding-dinding badan kapal dilapisi bantalan, sehingga tidak akan tergores dengan ujung jembatan. Lalu, satu-satu mereka berpijak, dengan hati-hati menaiki kapal pesiar mini yang berkuota enam orang.

Sabrina tersenyum saat matanya bertemu dengan mata Erisha, kemudian saling melambai. Diikuti lambaian lucu Nathan juga.

Sekarang, giliran Nyonya Miranda dan Tuan Bismo yang naik ke atas perairan. Dengan cara sama, dua orang tua dan satu asisten merekaㅡHendro, naik ke atas yacht kedua. Kemudian terakhir, Sabrina dan Adrian naik ke yacht ketiga.

Setelah persiapan lengkap, termasuk perlengkapan snorkeling dan keamanan lainnya, tiga unit yacht itu berenang pelan meninggalkan dermaga. Haluan atau ujung kapal membelah air laut yang kian ke sana, kian dalam. Cuaca bagus, angin bersahabat. Tidak ada ombak-ombak besar.

Melewati pintu yang agak berat digeser, Sabrina dan Adrian memasuki yacht. Mereka tidak disertai ART mana pun untuk dijadikan asisten sebab Adrian bilang, ia dapat mengurus semuanya. Selain nahkoda, pria itu ingin berduaan dengan istrinya saja.

Saat masuk, mereka menemukan dua sofa sebagai ruang utama yacht. Ada televisi, meja dan lemari, juga dapur bersih. Makanan dan minuman pun sudah tertata di meja dekat sofa.

"Kita room tour dulu, By." Sabrina mencetuskan.

Maka, berkelanalah mereka sebentar. Mengecek lebih jauh ke area kamar utama yang lega, kamar mandi yang bersih, kamar tambahan yang tidak sebesar kamar utama, ruang-ruang kecil lainnya, hingga naik tangga sedikit menuju ruang navigasi yang dilengkapi sofa-sofa nyaman dan meja bermakanan pula.

BABY, LET'S HUG AGAIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang