Sayang❣️
Aku beliin sayang testpack tadi, pas pulang nganter. Aku taro di atas meja rias ya😊
Semoga positif kayak gini aamin 🥢Sabrina
Kok sumpit sih byyy??😪😪
Oke dehhh. Aku tesnya kalo kamu udah pulang aja ya nanti malem🥰Sayang❣️
Soalnya gak ada emot garis dua hehehe
Oke sayang😘😘
Aku cinta kamuuu....😘😘😘Sabrina
Lucuuuu bgt kamu tuh byyy🥹🥹Sayang❣️
Thanks yaa🤓
Oh iya, tadi aku ngobrol sama sainganku. Nanti aku ceritainSabrina
Saingan? Siapa??Sayang❣️
Rizky🤓Sabrina
😭😭😭😭__________________
Sabrina senyum-senyum sendirian. Baru saja ia membaca kembali pesan dengan suaminya tadi siang, setelah mengecek mutasi rekening yang ketambahan enam jutaㅡgaji bulanannya sebagai salah satu guru sekolah swasta di SMP Nusa Karya.
Setelahnya, Sabrina bangkit dari ranjang empuk. Mengambil gelas tinggi gemuk dari nakas besar di sebelah tempat tidur. Meminumnya hingga sepertiga, kemudian kembali duduk. Kali ini, di salah satu sofa pada kamar itu.
Melihat jam pada ponsel, pukul sembilan malam. Para orang tua belum tidur biasanya. Sabrina pun menuju kontak telepon ibunya, lantas menekan ikon panggil segera. Bila tidak diangkat, barulah menelepon ayahnya.
Suara sambungan terdengar beberapa kali. Hingga bunyi keempat, panggilan itu pun membuahkan hasil.
"Halo, Rina."
"Halo, Bu. Belum tidur, kan?"
"Belum. Ada apa, Sayang? Eh, gimana kemarin di Bali? Ibu lihat story-story Rina, asyik banget kelihatannya. Tapi Ibu takut lihat yang pas Rina foto-foto di yacht...."
Sabrina tersenyum. Ibunya takut laut. Lantas, ia pun berbaik hati menceritakan apa-apa yang terjadi di Bali beberapa hari lalu. Keseruan perjalanan, kehangatan keluarga Adrian, hingga momen-momen menyenangkan yang ada. Terasa sedikit lelah juga, tapi semua terbayar dengan hiburan alam yang menyita waktu secara indah.
"Seru banget, ya? Enak kedengarannya. Ibu seneng banget Rina makin cocok sama Adrian, cocok juga sama keluarganya. Ibu bener-bener seneng anak Ibu bahagia. Nggak salah Ayah sama Ibu jodohin sama Adrian, kan? Pak Bismo sama Bu Miranda juga pasti seneng dapet menantu cantik, pinter, dan baik kayak Rina." Ungkapan bahagia dan kebanggaan pun diakhiri kekehan puas dari Damayanti.
Tentu saja. Orangtua mana yang tidak bahagia bila anaknya bahagia setelah menikah dari perjodohan yang mereka rancang. Dalam kasus Damayanti dan Fahmi, asalkan 'setara'. Jika tidak, 'skip dulu' istilahnya.
Namun rona bahagia yang memancar jelas walau hanya dari suara itu, menyadarkan Sabrina pada tujuan utamanya menghubungi sang ibu. Makin keukeuh untuk jujur. Akan tetapi, tidak layak lewat telepon. Sabrina menjunjung tinggi adab dan sopan santun.
"Iya, Bu. Rina juga bersyukur. Adrian baik banget orangnya. Dari dulu." Ia sedikit menekan dua kata terakhir, tapi tidak terlalu brutal juga tekanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY, LET'S HUG AGAIN ✔️
RomanceLima tahun sudah pasca Sabrina memutuskan Adrian. Alasannya, ingin punya pendamping lebih dewasa dibanding Adrian yang katanya posesif, egois, dan suka mengekang. Adrian begitu sakit hati diputuskan sepihak, tapi mencoba tegar dan paham. Ia masih sa...