Pagi hari jaehyun sudah mandi dengan sedikit drama harus taeyong yang memandikan awalnya taeyong tidak mau memandikannya namun si tuan jung malah merengek melempar botol sabun hingga pecah.
"Jae? Kenapa memecahkan barang?," tanya taeyong menatap mata jaehyun.
"Hiks...mamih tidak hiks...tidak mau memandikan jaeeee," teriakan jaehyun menggelegar.
"Mamih kan bilang sabar jae mamih masih menyiapkan baju jae,kenapa begitu?," kata taeyong mulai sedikit emosi
Taeyong menunduk memungut botol kaca berisikan sabun yang pecah itu membersihkannya lalu membuangnya ke tempat sampah yang dilakukan taeyong tak lepas dari pandangan jaehyun.
"Mandi yuk? jangan marah marah lagi," ajak Taeyong dengan sabar.
Saat ini jae berada di bath up duduk manis dengan tangan yang sedang disabuni taeyong,jaehyun memperhatikan busa busa tersebut.
"Mamih?tangan jae banyak busanyaa," kata jae sambil meniup busa itu.
"Iya supaya harum," jawab taeyong singkat.
Taeyong mulai menggosok bagian punggung jaw dengan shower puff tentu dengan pelan,kulit jaehyun sangat sensitif.
"Abis ini jae nen ya mih?," tanya jaehyun dengan menolehkan kepalanya kearah taeyong.
"Iya...," jawab taeyong seadanya.
Selesai mandi jae sedang dibantu memasang pakaiannya ,dasi berwarna merah itu disimpulkan oleh taeyong dengan sangat rapih.
"Sudah sayang," kata taeyong sedikit menjauh menoleh kearah kaca memperhatikan penampilan jaehyun.
"Kenapa jae tampan sekali kalah mamih yang menyiapkan semuanya?," tanya jaehyun melihat pantulan dirinya.
"Kan mamih mau suami mamih ini rapih dimana pun," ujar taeyong berjinjit mengecup pipi jaehyun.
"Ayo kita makan," sambung taeyong.
.
.
.Didapur
Makanan sudah disiapkan oleh maid beraneka ragam masakan sudah terhidang terdapat pula secangkir susu diujung piring.
Jaehyun duduk di tengah sedangkan taeyong disampingnya meja ini berbentuk persegi panjang lumayan besar muat untuk 7-8 orang.
Taeyong menyendokkan nasi goreng beserta lauknya seperti telur mata sapi, udang goreng, cumi goreng, lalapan dan sambal ditaruh taeyong piring berisi itu didepan jaehyun.
Jaehyun melihat taeyong tidak menyuapinya melirik taeyong yang sibuk dengan piringnya sendiri
"Mih...jae mau disuapi," ujar jaehyun pelan.
"Iya jae sebentar ya," jawab Taeyong.
setelah itu taeyong menyuapi jaehyun, jaehyun merasakan makanan pagi ini tidak seperti masakan taeyong rasanya berbeda.
"Yang masak ini mamih bukan?," tanya jaehyun menatap taeyong.
"Ga sayang,tadi mamih suruh maid masakin soalnya mamih tadi kesiangan bangunnya," kata taeyong sambil menyuapi jaehyun.
"Jae sudah tidak mau makan," rengek jaehyun.
"Loh kenapa?enakkan tapi?," taeyong menyicip masakan.
Tidak ada yang aneh,rasanya enak dan tidak terlalu pedas lantas apa ya g menbuat jaehyun tidak mau memakanya.
"Jae mau masakan mamih,tidak mau masakan maid," rengekan jaehyun menatap taeyong.
"Sama saja sayang, ini sama saja dengan masakan mamih," taeyong berusaha menyuapi jaehyun lagi.
"Nouuu jae mau masakan mamih,masakan maid berbedaa," teriak jaehyun kesal.
"Sama saja sayang,ayo makan lagi habis ini jae pergi kerja," peringa taeyong sembari melirik jam.
"Tidak ini tidak enak," bantah jaehyun dengan menutup mulutnya.
Taeyong melihat itu mengernyit heran ia pun mencicipin makanan jaehyun dengan sekali suap,rasanya tak ada yang aneh masakan ini enak.
"Apa yang tidak enak?semua enak," ujar taeyong menaruh sendok disamping lauk.
"Jae mau mam masakan mamih...," lirih jaehyun sangat pelan.
"Nanti mamih masak untuk jae tapi pagi ini makan dulu yang ini," ucap Taeyong menyuapi jaehyun kembali.
"Heumm," gumam jaehyun menerima suapan Taeyong
Jaehyun di kantor sibuk dengan berkas berkas yang menumpuk dari yang harus di cap hingga di tanda tangani.
Dirasa mulai lelah jaehyun pun mengalihkan pandangannya ke jam dinding terlihat jam menunjukkan 12 siang yang mana itu jam makan siang namun sang istri tak kunjung datang.
Mengambil ponsel di sebelahnya jaehyun menelpon Taeyong namun tak diangkat jaehyun mulai gelisah menelpon berkali kali.
Tepat di panggilan ke-5 pintu ruangan jaehyun terbuka terlihat Taeyong membawa kresek berisikan makan siang jaehyun dengan tersenyum Taeyong mendekat.
"Sayang?kenapa sedih?,"tanya Taeyong melihat wajah jaehyun yang sudah kusut.
"Jae pikir mamih lupa....," jawab jaehyun dengan suara serak air matanya sudah akan turun.
"Tidak mungkin mamih melupakan jae?jae kan suami mamih," dielusnya pipi gembul jaehyun.
"Heum terimakasih mamih cantik," puji jaehyun kepada istri cantiknya.
Taeyong membuka kotak bekal lalu menatanya diatas meja tamu diruangan jae,bekal itu tersusun rapih dari buah,sayur,hingga lauk ikan shisamo banyak sekali lauk yang Taeyong bawa.
Disuapinya jaehyun yang menatap kagum kearah Taeyong bagai melihat malaikat berhati bersih mata bulat kulit putih bersih yang membuat jaehyun selalu terpanah
"Kenapa jae melihat yongie seperti itu?,"heran Taeyong
"Jae merasa sangat berharga didunia ini karna bersama yongie," Jawa jaehyun tanpa sadar.
"Heum?kenapa begitu?," tanya Taeyong sambil menyuapi jaehyun.
"Yongie yang selalu sabar,perhatian, lemah lembut kepada jae ntah bagaimana lagi jae bisa mendeskripsikan seorang Jung Taeyong," senyum hangat jaehyun sampai berbentuk bulan sabit.
"Jae...kenapa tiba tiba romantis seperti ini?," Taeyong dengan wajah memerah.
"Yongie cantik sekali,melebihi alam semesta dan isinya," jaehyun mendekati Taeyong.
Mengecup kening Taeyong sangat lama seakan memberi isyarat sejatuh cinta apa seorang Jung jaehyun kepada Lee Taeyong yang sudah berubah menjadi Jung Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
nen (jaeyong)
Randomkeseharian jung jaehyun yang biasa dimanjakan lee taeyong atau sekarang menjadi jung taeyong? jaehyun laki laki bertubuh besar dan tegap berubah menjadi bayi besar jika dihadapkan dengan nenen yongi