"katanya ingin jadi papa..."

1.6K 171 8
                                    

sampai dimalam hari saat makan malam tiba.

Dimeja panjang itu berisi empat orang dua kepala keluarga dan dua istri yang sama sama sedang menyiapkan makan suami mereka.

Taeyong yang memegang piring mengisi piring tersebut dengan nasi dan lauk yang jaehyun inginkan dengan sabar Taeyong melayani suaminya walau sedikit kesal karna...

"Bukan yang itu, yang ini, bukan...yang ini ini," tunjuk jaehyun pada lauk berisi udang saus tiram.

"Sama saja jae...," lirih Taeyong lelah.

Ia pegal memegang piring besar dan berdiri belum lagi perutnya yang juga lapar karna belum memakan makanannya namun jaehyun tidak mengerti.

"Jaehyun....," panggil papi yunho dengan sedikit tegas.

Paham dengan panggilan itu jaehyun menghela nafas sedikit lalu beranjak berdiri mengambil lauknya sendiri dan duduk dengan tenang mulai memakan makanannya.

Taeyong yang melihat jaehyun melakukannya sendiri antara senang dan khawatir, bisa saja jaehyun merasa tidak suka atau bagaimana.

"Kembali duduk Tae...," papi yunho memperlihatkan menantunya.

Taeyong mengangguk lemah mengikuti kata mertuanya duduk dan mulai memakan nasinya yang mulai dingin, baru Taeyong ingin menyuapi mulutnya bau nasi itu menyeruak masuk ke lubang hidungnya.

Membuat Taeyong mual dengan bau nasi yang ia cium padahal nasi itu seperti biasa tidak ada yang berubah, jaehyun melirik Taeyong yang menutup mulut dengan satu tangan menurunkan sendok ke piring.

"Are you oke, sayang?," tanya jaehyun mendekat ke Taeyong merangkul bahu istrinya.

"Aku mual...hooekk...," jawab Taeyong buru buru menutup mulut takut isi perutnya keluar.

Jaehyun sigap mengendong Taeyong membawa Taeyong ke kamar mandi dekat dengan ruang makan ia menurunkan Taeyong di wastafel, pantulan kaca dari wastafel memperlihatkan Taeyong yang menahan mualnya.

"Tidak apa sayang,keluarkan saja,", bujuk jaehyun mengelus punggung Taeyong.

"Mual sekali...hooeekk... hooeekk," Taeyong memuntahkan isi perutnya.

Jaehyun memperhatikan apa yang keluar dari perut Taeyong hanya cairan bening agak keruh lumayan banyak hingga Taeyong selesai ia masih memijat pangkal leher Taeyong.

"Perjuangan seorang ibu sesulit ini," kata jaehyun memijat bahu Taeyong.

"Karna itu hoeek...jangan melawan mommy hoeeekk," disela muntah Taeyong menjawab jaehyun.

Jaehyun hanya mengangguk tangannya beralih turun mengusap perut Taeyong, jaehyun menurunkan tubuhnya sejajar dengan perut Taeyong lalu menaikkan kaos si calon ibu.

"Nak...mamih ingin makan adik jangan nakal ya? Nanti papa ajak adik bermain, adik mau apa?membaca?menghitung? Papa lebih suka menyusu," celoteh jaehyun mengajak anaknya didalam Sana berbicara.

"Hahahah...," kekehan Taeyong setelah mendengar kata diakhir kalimat yang jaehyun katakan.

"Lihatlah wajah mamih nak...dia lelah mengurus papa, mengurusmu didalam perut yang harus tetap dijaga walau papa belum bisa menyentuhmu tapi mamih sudah harus menjagamu sejak sekarang, sudah ya marahnya? Atau kamu marah dengan papa? Kalau begitu hukum saja papa jangan mamih papa kuat menanggung kesalahan papa," ucap jaehyun seakan mengajukan diri.

"Yang benar pa?nanti anaknya benar benar menghukum papa," goda Taeyong sambil mengelus rambut jaehyun.

"Iya mih, papa yakin asal mamih tidak sakit semua papa lakukan untuk kalian," kata kata manis jaehyun.

nen (jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang