Sesampainya mereka dikamar Taeyong berjalan ke lemari besar mereka mencari kaos longgar dan celana pendek rasanya gerah sekali hari ini, jaehyun yang berada dibelakang Taeyong hanya memperhatikannya.
Tangan lentik Taeyong menarik satu kaos putih dan celana pendek berwarna coklat tanpa canggung Taeyong melepaskan pakaiannya lalu Menganti dengan kaos yang baru diambil.
Mata jaehyun menajam saat melihat lekuk tubuh Taeyong yang sangat memabukkan, mungkin jika tidak sedang hamil jaehyun sudah mengajak Taeyong untuk berbuat.
Selesai Taeyong Menganti baju ia menoleh mencari jaehyun yang ternyata sudah berdiri dibelakangnya, senyum manis Taeyong terlihat begitu matanya bertemu dengan tatapan memuja milik suaminya.
"Jae mau ganti baju?mamih ambilkan dulu," ucap Taeyong beralih hendak menuju lemari jaehyun.
Namun pergerakan itu di tahan dengan tangan besar jaehyun memeluk pinggang Taeyong sedikit melonggarkannya takut anaknya terhimpit.
"What's wrong baby?," tanya Taeyong terdiam merasakan pelukan jaehyun.
"Tidak ada, hanya ingin tidur siang...ayo mamih temani jae tidur jae juga ingin bicara empat mata dengan adik bayi," ajak jaehyun mengarahkan tubuh kecil Taeyong berjalan ke kamar.
Hingga sampai didepan kasur jaehyun membantu Taeyong untuk menidurkan tubuhnya dengan nyaman setelah itu disusul jaehyun yang memeluk perut Taeyong menempelkan kepalanya tepat di perut yang sedikit buncit itu.
"Hai sayang...ini papa," sapa jaehyun pada perut Taeyong.
Merasa belum puas jaehyun menarik kaos Taeyong keatas Memperlihatkan perut putih mulus Taeyong yang selama ini jaehyun elus, perut yang kini berisi janin calon anak mereka.
"Apa nyaman didalam sana?papa yakin kamu bahagia disana karna bisa selalu bersama mamih," ocehan jaehyun membuat Taeyong terkekeh kecil.
"Memangnya kenapa kalau begitu?kan jae juga selalu bersama mamih dan adik bayi sekarang," hibur Taeyong pada jaehyun yang mendongak menatapnya.
"Jae senang dengan adanya adik bayi kita menjadi lebih lengkap, tapi sebenernya ada yang ingin jae sampaikan...," cicit jaehyun dengan wajah yang menghadap perut Taeyong.
"Apa itu?," tanya Taeyong dengan nada penasarannya.
"Jae sebenernya suka ada adik bayi tapi jae mulai berpikir bagaimana jika mamih kesulitan memperhatikan jae dan adik bayi terlebih mamih juga gampang lelah," ujar jaehyun memainkan jarinya diatas perut Taeyong.
"Jae harap mamih paham dengan apa yang jae bilang, bukan berarti jae tidak senang karna adanya adik bayi, karna adik bayi juga anaknya jae, darah daging jae dan jae juga yang membuat adik bayi ada," sambung jaehyun berusaha menata kata kata yang pas.
"Iya mamih mengerti maksud jae, mamih tidak akan kesulitan jika jae juga ikut membantu mamih dan memberikan perhatian kepada mamih juga adik bayi, kita bisa jae yakin dengan kata mamih," kata penenang yang Taeyong ucapkan berusaha membantu jaehyun menghentikan kekhawatirannya.
"Kalau begitu mamih sekarang fokus saja dengan kehamilan ini, jangan terlalu banyak pikiran juga jangan mencemaskan apa yang belum terjadi," ucap jaehyun mulai memejamkan matanya merasa kantuk telah tiba.
"Iya sayang, terimakasih sudah mengkhawatirkan mamih, memikirkan perasaan mamih ya," ucapan terimakasih Taeyong pada jaehyun.
Dihadiahi kecupan di rambut jaehyun membuat jaehyun merasa sangat nyaman tapi si bayi besar merasa haus, dengan cepat ia menaikkan kepalanya hingga bertemu dengan dada Taeyong.
Taeyong yang paham betul ciri pergerakan jaehyun pun tersenyum membantu jaehyun untuk mencari posisi yang nyaman terutama saat nenen.
"Unggg," suara jaehyun menghisap puting Taeyong rakus.
"Pelan saja sayang, nanti tersedak," peringatan dari Taeyong masih abai.
UHUCKK UHUCKK
Tak lama jaehyun tersedak air susu membuat Taeyong sedikit kesal karna Jaehyun yang tak mendengarkan apa perintahnya barusan.
"Kan...,masih juga menghisap terlalu cepat mamih sudah bilang pelan pelan masih tidak didengar," marah Taeyong menarik daun telinga jaehyun pelan.
Jaehyun yang di tarik telinganya menjadi tersentak antara terkejut dan merasa sakit didaerah tenggorokannya membuat air mata jaehyun langsung mengalir tanpa aba aba.
"Sudah tidak usah nen lagi tersedak terus," Taeyong memarahi jaehyun.
Taeyong langsung menutup kaosnya menjauhi jaehyun memberikan sedikit jarang tanpa melihat lagi wajah jaehyun.
"Heuhh mamih jae masih ingin nen hiks...tidak...jangan di tutup," jaehyun mengamuk saat Taeyong menjauhinya.
Kaki jaehyun menahan paha Taeyong untuk tetap duduk membuat Taeyong tidak dapat berdiri,lirikan tajam Taeyong Masih mendominasi jaehyun takut namun ia juga harus bersikeras untuk Taeyong tetap disini.
"Lepas...mamih lelah ya memarahi jae terus menerus mamih juga kesakitan jae gigit terus," Omelan Taeyong jaehyun terima walau sesak.
Nafas jaehyun tersengal sengal lantaran menangis dan masih tidak enak badan, jae belum benar benar sembuh ia hanya mengesampingkan sakitnya karna berita kehamilan Taeyong.
"Telinganya di pakai, mengerti?" sarkas Taeyong mencubit pelan telinga jaehyun yang memerah.
Mata jaehyun menatap sendu mata Taeyong yang tajam sambil tersedu sedu jaehyun mengangguk jangan lupa bibir yang sudah melengkung kebawah.
Taeyong sebenernya mengkhawatirkan jaehyun sebab tersedak dapat menyebabkan sesak nafas yang berbahaya Taeyong sangat takut kalau jaehyun terkena hal semacam itu.
"Hiks...iya jae mengerti hiks...," ucap jaehyun lirih dengan wajah sembabnya.
"Mana yang sakit?mamih lihat," bujuk Taeyong ia lumayan cemas saat tadi.
Jaehyun menunjuk telinganya yang di tarik Taeyong hingga memerah, sebelumnya Taeyong tidak pernah menjewer telinga jaehyun.
San ini lumayan membuat jaehyun trauma dimarahi dengan jeweran di telinga bukan karna sakit tapi Taeyong terkesan tidak menyayanginya lagi.
Taeyong menarik jaehyun ke dadanya mengelus rambut lurus suami manjanya dengan kasih sayang sesekali mengecup rambut basah jaehyun sebab keringat.
Jaehyun merasa pelukan itu kembali menangis namun sedikit tenang karna ia dalam pelukan Taeyong berarti Taeyong tidak akan membiarkannya tidur diluar.
Jujur jaehyun masih butuh tidur bersama Taeyong apalagi kini di karuniai janin yang teringat dengan jaehyun.
"Kalau sudah besar jangan seperti papa ya?papa nakal sekali," kata Taeyong mengusap perutnya.
Tangan jaehyun ikut meraba perut Taeyong mengelusnya dari balik kaos dengan wajah merah jaehyun menggeleng mengusak wajahnya di leher Taeyong.
"Papanya menangis," ejek Taeyong menunduk melihat jaehyun menangis lagi dileher mulus Taeyong.
"Hiks...jae tidak nakal...jae hiks....mau nen saja," ucap jaehyun menarik narik baju Taeyong.
Taeyeon menahan tangan jaehyun menyimpan tangan itu ke perutnya mewakili tangan Taeyong mengusap perutnya.
"Sudah sudah," imbuh Taeyeon menggelengkan kepalanya lelah.
Masih sendiri pun dia sangat drama
Ucap Taeyong dengan gumaman yang didengar jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
nen (jaeyong)
Casualekeseharian jung jaehyun yang biasa dimanjakan lee taeyong atau sekarang menjadi jung taeyong? jaehyun laki laki bertubuh besar dan tegap berubah menjadi bayi besar jika dihadapkan dengan nenen yongi