"hati jae sakit mamih...

2.6K 218 19
                                    

Dari kemarin malam jaehyun menatap Taeyong dengan tatapan sedih menunduk ntah apa sebabnya Taeyong tidak tau.

Sampai pagi ini Taeyong selesai mandi dengan handuk di kepalanya Taeyong mengeringkan rambut dengan hair dryer memberikan vitamin rambut agar rambutnya bernutrisi.

Semua tidak lepas dari pandangan jaehyun pria itu duduk di kasur dengan selimut sebatas pinggang bibirnya melengkung kebawah.

Taeyong selesai merawat rambutnya beralih menoleh melirik jaehyun yang menatapnya sedari tadi Taeyong mengulurkan tangan mengelus rambut jaehyun dengan sangat sayang.

"Bibirnya kebawah trus, jae mau apa sayang?," tanya Taeyong menatap wajah jaehyun.

Bukannya menjawab jaehyun melah semakin mewek menatap Taeyong sangat dalam seakan ingin mengatakan sesuatu namun takut dimarahi.

"Jae mau nen?jangan menangis dong sayang," hibur Taeyong mendekat lalu mengecup puncak kepala jaehyun.

Taeyong semakin sesak melihat jaehyun menggeleng menjauhkan kepalanya dari Taeyong,perasaannya sedari pagi belum ada Taeyong memarahi jaehyun.

"Jae tidak mau dipeluk mamih,sayang?," bujuk Taeyong dengan sangat lembut takut menyakiti perasaan jaehyun yang sensitif ini.

Semenjak bermain hujan kemarin seperti jaehyun sangat sensitif terlihat dari ia meminta maaf kepada Taeyong kemarin dan Taeyong mendiamkannya.

Jaehyun yang sensitif ini benar benar melebihi bayi sakit bergerak sedikit saja Taeyong pasti salah menurut jaehyun memang harus disayang sayang, dipeluk, dicium, dan di tanyain apa keinginannya.

Mata jaehyun melirik lirik kearah dekapan Taeyong dekapan yang selalu membawanya kearah yang lebih tenang itu selalu dirindukan jaehyun.

Ah tapi tidak sekarang, hati jaehyun masih sakit dimarahi mamih kemarin
, monolog jaehyun dalam dirinya.

"Sayang?lihat mamih," kata Taeyong menarik jaehyun kedalam dekapannya.

Badan jaehyun malah menjauh memberontak saat sudah dekat dengan pelukan Taeyong wajahnya menghadap belakang tangannya berusaha melepaskan pegangan Taeyong.

"Hiks tidak mau hiks..huahh lepasin jae," berontak jaehyun semakin menjadi.

Saking kuatnya jaehyun menahan diri sampai tubuhnya terbaring kesempatan bagi Taeyong berada diatas tubuh jaehyun lalu membawa kepala jaehyun ke dadanya.

"Stss...dengarkan detak jantung mamih," perintah Taeyong dengan nada tidak mau dibantah namun pelan.

Jaehyun menenangkan dirinya menempelkan telinga di dada Taeyong, Taeyong mengatur nafasnya agar tenang.

Menghadapi jaehyun yang mengamuk seperti ini sangat berat belum lagi kalau Taeyong salah bicara karna apa yang diserap jaehyun sungguh buruk.

"Hiks...mamih jahat hiks...jaehh pernah di cubit mamih," adu jaehyun nafasnya memberat karna menangis tersedu sedu.

"Iya sayang, maafkan mamih pernah mencubit paha jae ya? Sakit pahanya ya sayang?," ucap Taeyong mengelus paha jaehyun.

Padahal kejadian ini cukup lama mungkin ada 2 Minggu lalu saat Taeyong mencubit paha jaehyun karna gemas tidak mau mandi, tanpa sadar tangan lentik Taeyong mencubit paha putih jaehyun.

Jaehyun mengangguk pelan menjawab ucapan Taeyong matanya terpejam air mata mengalir dari sela sela pelupuk mata jaehyun.

"Mamih sayang sekali dengan jae, mamih mau jae selalu terawat, merasa di sayang, mamih perhatikan jae sampai mamih sudah tidak ada lagi," Suara Taeyong melemah.

Akhirnya mereka terdiam bersama sama menenangkan kepala yang terasa panas, jaehyun yang kekanakan seperti ini pasti ada faktornya.

Dihari Taeyong mencubit paha jaehyun itu, jaehyun hanya menangis memeluk Taeyong sambil memegang paha yang habis di cubit Taeyong.

Sebenernya cubitan itu tidak terlalu sakit namun bagi jaehyun berlipat lipat sakitnya karna sedang dimarahi Taeyong hanya meninggalkan bekas sedikit kemerahan.

Taeyong setelah mencubit jaehyun pun mengelusi paha jaehyun sambil mengatakan maaf karna kelepasan mencubit jaehyun hari itu.

Itulah salahnya, Taeyong tidak memikirkan jaehyun yang merasa lebih sakit hati dari pada cubitannya merasa sudah tidak di sayang lagi perasaan jaehyun sekarang ini.

Masih dengan posisi yang sama Taeyong mengecup kening jaehyun berkali kali mengelus rambut lepek jaehyun karna keringat.

"Sampai keringatan begini sayang," kata Taeyong merapihkan rambutnya jaehyun menyugarnya kebelakang.

"Bayangkan mommy tau kelakuan anaknya seperti ini," gumam Taeyong pelan tapi dapat didengar jaehyun.

"Jangan...nanti mommy marahi jae hikss," masih sesunggukan jaehyun menjawabnya.

Ketukan pintu terdengar membuat Taeyong beranjak membuka pintu dengan pelan muncul wajah mommy Jeong dari balik pintu dengan senyum merekah.

"Hallo sayang...,"sapa mommy Jeong dengan tangan terbuka siap memeluk Taeyong.

"Hallo mommy cantik...," puji Taeyong pada mertuanya memeluk mommy Jeong dengan senang hati.

"Rindu sekali mommy sama kamu, jae  kemana Yong?," kata mommy Jeong sambil memeluk menantunya.

"Ada di dalam, kalau mommy mau lihat kelakuannya masuklah kedalam," ajak Taeyong melepas pelukan lalu menarik tangan mommy Jeong dengan pelan masuk ke kamar.

Sampai di kamar mommy Jeong melihat wajah merah jaehyun sambil memeluk guling menatap kearahnya, mommy Jeong menggeleng sambil berkacak pinggang.

"Kenapa nak?kenapa menangis?," tanya mommy Jeong mendekatkan diri pada jaehyun yang berada di kasur.

"Huh...mommy hiks...kapan sampai? Jae tidak apa mommy," Jawab jae dengan sedikit terisak.

"Mommy baru saja sampai, jae jangan menangis dong kasihan Taeyong mengurusi jae setiap hari," ucap mommy Jeong membelai wajah anaknya dengan lemah lembut.

"Jae demam ya?pipinya hangat," sambung mommy Jeong.

"Sepertinya iya mom, jae kemarin main air hujan," adu Taeyong melirik wajah jaehyun.

"Eungg mamih...," dengus jaehyun.

"Kan?tau akibatnya kalau bermain air hujan,jae nakal sekali ," ucap mommy Jeong mencubit hidung bangir jaehyun.

"Jae tidak nakal, jae mau mengambil bola terus bolanya menggelinding kearah hujan yasudah jae ambil terus jae basah," cerita jaehyun panjang lebar berusaha membela diri.

Taeyong yang mendengar cerita jaehyun menggeleng geleng masih sempat pula jaehyun membela diri dihadapan mommy nya yang jelas jelas Taeyong sebagai saksi hidup dan bibi sebagai saksi mata.

"Minum obat dulu ayo,mommy tidak mau jae sakit," kata mommy Jeong lalu membuka laci yang ada di samping jaehyun berisi obat obatan.

"Jae sembuh jae tidak perlu obat mommy," elak jaehyun menutup mulutnya.

"Tidak,haru minum obat Taeyong tolong pegangi jae ya," titah mommy Jeong.

Taeyong mengangguk lalu memeluk jaehyun dengan sangat erat menyimpan tangan jaehyun pada pinggangnya lalu di jepit pula lengan besar jaehyun.

"Hiks...mamih lepaskan jae tidak mau," berontak jaehyun menangis menatap Taeyong.

"Tss...hanya satu obat, tidak lebih ayo agar cepat sembuh," bujuk Taeyong menatap mata jaehyun.

Jaehyun menyesali tangisannya karna tangisannya membuat ia harus meminum obat pill pahit ini

Kasihan sekali jae kita

nen (jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang