.prologe.

81 8 0
                                    

• halo? hehe, udah lama banget lupa sama wattpad, akuu datang kembali bawain cerita baruu, janjii ga akan di apus setelah ini, tandain kalo ada typo, sebelum nya jangan lupa voment yaa!! INI KARYA PERTAMA AKU!! semoga kalian sukaaa.

Malam seharusnya menjadi suasana sepi buat beberapa orang, terutama yang tinggal didalam perumahan, tapi malam ini cukup riuh, banyak suara benda jatuh, bahkan pecahan kaca dimana mana dengan teriakan melengking dari seorang wanita, beberapa orang...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam seharusnya menjadi suasana sepi buat beberapa orang, terutama yang tinggal didalam perumahan, tapi malam ini cukup riuh, banyak suara benda jatuh, bahkan pecahan kaca dimana mana dengan teriakan melengking dari seorang wanita, beberapa orang sudah berusaha menenangkan wanita itu, tapi sepertinya sia sia.

BRAAKK

"JANGAN MENDEKAT!! ATAU SAYA AKAN MELUKAI DIRI SAYA SENDIRI!!"

seorang laki-laki berdiri tegap seraya melihat bunda nya seperti orang kesetanan, ia mengusap wajah nya kasar kemudian meraih handphone dari saku nya untuk menelfon seseorang.

"halo? bunda kambuh lagi, cepet kesini." Ucap nya lirih, kemudian mematikan panggilan itu tanpa menunggu balasan dari sebrang, lantas laki laki itu langsung menghampiri mama nya.

"Bi? biar saya aja." Ucap nya, wanita paruh baya itu mengangguk kemudian melangkah mundur ke belakang.

"Bun?"

Tatapan itu kosong, manik mata wanita itu seperti tidak pernah fokus, seolah cemas, takut dan panik yang berlebihan, laki-laki itu meraih pelan wajah sang bunda yang sudah merawat nya sampai sekarang, bohong kalau ia tidak sakit melihat ini, hati nya seperti di tusuk berkali kali.

"Ini aku."

Mata bewarna coklat itu menatap lekat seseorang yang ada di hadapan nya, ia menangkup wajah anak nya sembari tersenyum kecil. "Avrian?"

"Iya ini aku."

"Udah tenang ya? ada aku."

Buir air mata itu terus berjatuhan membasahi pipi, Avrian buru buru menghapus air mata bunda nya kemudian ikut menatap nya lekat.

"Lupain bun, stop nyiksa diri."

"Masih ada aku, aku yang bakal jaga bunda."

"Aku yang bakal sayang bunda, please jangan kaya gini bun." Avrian berusaha untuk tidak menangis, laki-laki itu baru saja pulang dari kuliah, dan sudah disuguhi oleh pemandangan yang membuat suasana hati nya menjadi buruk.

Avrian merengkuh erat tubuh bunda nya seraya menunggu seseorang yang sudah ia telfon tadi untuk datang ke rumah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Andrea. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang