hello? voment nya ayo.
Kelas sore sudah selesai, Andrea siap siap untuk segera pulang, ia menaruh beberapa buku kedalam tas, sebagian nya ia pegang. "Re? gue pesen cookies coklat nya satu paket ya, buat acara birthday gue." Ucap gadis yang bernama Adel itu.
Setelah mendengar itu Andrea tersenyum manis kemudian mengangguk. "siap, besok gue bawa kesini."
"thanks ya." Lanjut Andrea.
Setelah itu, Andrea pun keluar kelas, ia berjalan beberapa langkah, tapi sudah dikejutkan oleh Avrian yang tiba tiba datang dari belakang. "ngapain si?" Tanya Andrea.
Avrian menunjukkan senyum manis nya, kemudian menggeleng. "gapapa, mau anterin lu balik." Jawab laki-laki itu.
"gue bisa sendiri, gue udah gede juga kali."
"gada yang bilang lu masih kecil." Balas Avrian.
Mereka pergi berdua ke arah pintu utama kampus, tentu itu membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian siswa siswi yang lain, Andrea yang merasa diperhatikan pun risih.
"lu sakit kah?" Tanya Avrian.
Andrea menggeleng, mereka berdua sudah keluar dari gedung kampus, kini tengah menuju ke parkiran mobil, Avrian jadi panik sendiri. "re, bareng gua aja, muka lu udah pucet gitu juga." Ujar nya.
Gadis itu pun berhenti melangkah, seraya menatap datar Avrian. "dibilang gue bisa sendiri, lo budeg? lagian gue ga kenapa kenapa, gausah alai."
Avrian yang mendengar itu hanya bisa diam seraya melihat Andrea yang tengah memasuki barang barang nya kedalam mobil, sedetik kemudian gadis itu sedikit oleng, Avrian reflek ingin menahan tubuh gadis itu, tapi ternyata Andrea tidak jatuh, hanya oleng sedikit.
Ia mendekat, menarik pelan lengan gadis itu kemudian menatap nya. "ini yang lu bilang ga sakit? jelas jelas lu pucet banget re, badan lu juga panas ini, lu gabakal bisa fokus buat nyetir." Ujar Avrian, mata mereka bertemu, menatap satu sama lain, terutama Andrea yang menatap lekat mata segelap obsidian itu, ia jadi teringat sesuatu, Avrian mirip dengan seseorang, dari lekuk wajah nya sangat mirip, tapi Andrea bingung, siapa seseorang itu.
Tatapan mata yang serius, seolah tak ada celah kebohongan disana, lama saling menatap hingga suara keras membuat mereka tersadar. "yan? anterin gue ya? gue kira lo udah balik." Ucap Kristal.
Andrea memundurkan langkah nya pelan, seraya berdesis merasakan pusing di kapala nya. "ayah gabisa jemput gue, gue gatau balik sama sia-" Mata kristal sedikit membulat saat melihat Andrea yang tiba tiba pingsan, tubuh gadis itu ditahan oleh Avrian, dengan mudah nya, Laki-laki itu menggendong tubuh Andrea ala bridal style.
"gua gabisa, naik taxi aja." Jawab Avrian, tanpa menunggu balasan, ia langsung membawa tubuh Andrea masuk kedalam mobil gadis itu, ia berbalik, menepuk singkat pundak Kristal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andrea.
Teen Fiction•| jika kita sudah berani mencintai seseorang, berarti kita juga sudah harus berani merelakan seseorang. Bukan hal yang mudah untuk keluar dari kehidupan masa lalu, kisah, waktu, momen, mungkin terlihat sangat indah untuk seseorang yang mempunyai m...