HALOOOOOOO AHAHAHA, OKE KEMBALI DENGAN AKU, SOO SEPERTI BIASA, JANGAN LUPA UNTUK VOTE SEBELUM BACAAA, OKEEE UDAH? L'EST GO!
Masa evakuasi berjalan cukup lama karna puing-puing bangunan sudah mulai rapuh terbakar, membuat petugas pemadam kebakaran jadi kesusahan untuk menemukan Ayah Andrea yang terjebak didalam sana, tapi mereka berhasil membawa keluar beliau dari dalam, buru buru Andrea membawa ayah nya kerumah sakit.
Sementara Erisa dan Thea menemani Endar dirumah, didalam ambulance Andrea terus berusaha untuk memanggil ayah nya, tubuh beliau 70% terbakar, yang paling parah di bagian leher karna terkena balok jatuh dari atap dalam keadaan terbakar.
Tangis itu tak kunjung berhenti, Andrea memeluk tubuh pria itu dengan sangat erat, menumpahkan rasa rindu yang belum usai sampai saat ini, Andrea sangat merindukan ayah nya.
"yah? bangun yah.."
"jangan tinggalin Andrea yah.."
"bertahan untuk aku, aku mohon.."
Gadis itu meraih tangan sang ayah yang penuh luka bakar, ia menggenggam nya tanpa rasa takut, seraya memejamkan mata nya sejenak.
"ayah?" Panggil nya, tapi sama sekali tidak ada sahutan dari ayah nya, mata itu tertutup dengan sangat rapat.
"Andrea sayang banget sama ayah, bertahan demi Andrea yah.."
••••
Didalam koridor, tubuh pria itu segera dibawa ke ruang ICU untuk segera mendapatkan pertolongan pertama, sedangkan Andrea tengah menunggu didepan ruangan itu dengan perasaan yang tidak bisa diartikan, Andrea belum siap, Andrea belum siap dengan ini semua.
Ia meluruh, mencoba menepis jauh jauh rasa ketakutan nya sekarang, membuang jauh jauh fikiran negatif nya sembari terus menghapus air mata itu.
"re?" Suara itu tampak familiar, ia mendongak menatap Avrian yang kini berdiri tepat di hadapan nya, lantas Andrea langsung ikut berdiri.
Ia berjalan lunglai menuju tempat duduk yang tersedia, di ikuti oleh Avrian dari belakang, laki-laki itu terus memperhatikan Andrea yang hanya menatap kosong kedepan, beralih Avrian membuka tutup botol air mineral, dan menyodorkan air itu untuk Andrea.
Andrea menggeleng, mendorong pelan air itu yang berada di hadapan nya. "gue ga haus." Tolak nya.
Avrian menghela nafas nya pelan, ia tak memaksa, laki-laki itu memilih untuk menaruh air mineral disamping nya, kemudian ikut terdiam, sama sekali tidak ada pembicaraan.
Beberapa menit Andrea menunggu, hingga seorang dokter keluar, saat itu juga Andrea langsung beranjak dari duduk nya menghampiri dokter tersebut. "gimana keadaan ayah saya?" Tanya nya dengan wajah berharap.
Cukup lama terdiam, dokter itu tersenyum tipis seraya memegang bahu gadis itu. "saya udah berusaha buat menyelamatkan ayah kamu, tapi luka bakar itu hampir 84%, maaf ayah kamu gabisa diselamatkan.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Andrea.
Novela Juvenil•| jika kita sudah berani mencintai seseorang, berarti kita juga sudah harus berani merelakan seseorang. Bukan hal yang mudah untuk keluar dari kehidupan masa lalu, kisah, waktu, momen, mungkin terlihat sangat indah untuk seseorang yang mempunyai m...