18| ayah pergi?

8 3 0
                                    

HEYYOOOOO, KEMBALI LAGI HAHA, ak lagi revisi beberapa chapter yang kurang, sooo sebelum bca jangan lupa vote dlu yaaa!!!

Ditinggalkan seseorang adalah part hidup yang paling sakit kemungkinan, pertemuan pasti ada perpisahan, tidak ada manusia yang benar-benar singgah selamanya, mereka hanya datang sementara kemudian pergi, tapi  meninggalkan kenangan yang cukup baik...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditinggalkan seseorang adalah part hidup yang paling sakit kemungkinan, pertemuan pasti ada perpisahan, tidak ada manusia yang benar-benar singgah selamanya, mereka hanya datang sementara kemudian pergi, tapi  meninggalkan kenangan yang cukup baik untuk di ingat, Andrea. Andrea akan ingat memori indah yang pernah ia lakukan oleh ayah nya.

Rintik hujan jatuh tepat di permukaan kulit seorang gadis yang kini terduduk didepan gundukan tanah, menengadah ke atas langit seolah ini hanyalah mimpi, ia menggeleng merasakan sedih nya disamping wanita yang sama ikut terpukul atas kepergian ayah.

Banyak orang yang datang untuk mengucapkan belasungkawa terhadap keluarga Andrea, termasuk Erisa, Thea, Deo, Jee, Dan juga Dewa. Mereka datang bersama sama untuk menemani Andrea sepanjang pemakaman ayah nya.

Benar, merelakan adalah hal yang paling sulit untuk di lakukan. Merelakan bukan perihal kita bisa membiarkan seseorang itu pergi, tapi kita juga harus belajar ikhlas menerimanya, terdengar mudah, tapi kenyataan sangat sulit.

Tidak banyak momen atau kesempatan yang Andrea dapat belakangan ini, momen kebersamaan oleh ayah nya hanya sebentar, Dan Andrea benar benar sangat merindukan beliau sekarang.

Rindu ini belum usai ayah.

Tapi ini takdir, takdir yang membuat ayah nya pergi dan Andrea sama sekali tidak menyalahkan itu, Andrea tau kalau takdir adalah alur hidup yang harus dijalankan dengan semestinya, susah senang, harus diterima.

Suara lirih tangisan masih terdengar cukup baik di telinga nya, curi curi ia melirik untuk melihat mama nya yang kini sedikit meringkuk sembari memeluk foto mendiang ayah, tangan nya bergerak mengusap pelan bahu Endar.

"Ma? Ikhlas ya?" Ucap Andrea.

Endar menoleh, dengan tatapan lelah nya ia mengangguk, Andrea sontak tersenyum tipis seraya mencium sekilas punggung tangan milik mama nya, Andrea sedih? Tentu, tapi gadis itu menahan nya agar Endar tidak terlalu memikirkan nya.

Kedua netra itu menyeluruh seolah sedang mencari seseorang disini, tapi sayang nya, seseorang yang dicari itu tidak hadir, ia menunduk, perlahan mengelus papan kayu yang bertuliskan nama sang ayah.

"Yah? Andrea masih kangen." Ujar nya lirih.

Dari banyak nya teman teman Andrea yang datang, hanya Avrian yang tidak ada disini.

....

suasana duka masih menyelimuti keluarga ini, diadakan pengajian yang dihadiri tetangga komplek, Andrea bersyukur karna mempunyai tetangga yang sangat baik menurut nya, setelah pengajian, Erisa, Thea dan juga Andrea sekarang tengah duduk di ruang tamu.

Andrea. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang