19| Endar.

5 3 0
                                    

Akhirnya punya waktu buat revisi beberapa chapter yang menurut aku kurang, hehe soo sebelum baca jangan lupa vote dulu :(((, YARR AK SEMAKIN SEMANGAT!!! Lets!

Malam semakin larut, rintik rintik hujan terlihat oleh Andrea saat ini, ia tengah mengendarai mobil dengan keadaan yang tidak fokus sama sekali, gadis itu terus memukuli stir mobil dengan begitu keras, tak memperdulikan tangan nya yang mulai sedik...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam semakin larut, rintik rintik hujan terlihat oleh Andrea saat ini, ia tengah mengendarai mobil dengan keadaan yang tidak fokus sama sekali, gadis itu terus memukuli stir mobil dengan begitu keras, tak memperdulikan tangan nya yang mulai sedikit memar.

Emosi dan rasa sedih yang sama sekali belum usai membuat Andrea hampir frustasi saat itu, kebohongan, Andrea sangat benci itu, Endar membohongi nya selama bertahun-tahun? bahkan dari ia masih kecil sampai sekarang?

Sekalipun memang benar ucapan dari mama nya, kenapa tidak diberi tau dari dulu? kenapa harus menyembunyikan nya sampai sekarang? Andrea sangat bersyukur mereka membesarkan dirinya dengan penuh kasih sayang tanpa memperdulikan bahwa ia bukan anak kandung nya.

Tapi tentu Andrea kecewa, tapi Endar sudah melakukan banyak hal untuk Andrea, sepertinya terkesan jahat bila Andrea membenci Endar padahal selama ini ia dirawat oleh beliau.

Kecepatan mobil itu semakin bertambah, ia menjelajahi kota jakarta tak tentu arah, rintik berganti menjadi hujan yang begitu deras diselingi petir yang ikut menyertai saat itu, Andrea tak memperdulikan darah yang terus mengalir dari kaki nya. Gadis itu tak memakai alas kaki apapun, ia fokus menyetir kedepan, meluap kan semua apa yang Andrea rasakan sekarang.

Hingga ia memberhentikan mobil nya ditempat yang sama sekali tidak Andrea kenali, gadis itu memejamkan matanya meresapi rasa ngilu yang tercipta akibat luka nya tadi. Suasana jalanan cukup sepi, ditambah sekarang sudah larut malam.

"BANGSAT!!" ia bertumpu tangan, menyembunyikan wajah nya disana, tangis itu hampir tidak terdengar akibat bisik nya suara hujan, hingga beberapa menit terdiam sebentar dengan bibir yang gemetar, memperhatikan hujan yang begitu deras dari dalam mobil, ia memejamkan mata nya sejenak seraya menghela nafas pelan.

Gadis itu memutuskan untuk turun dari mobil, melihat dimana sekarang, karna sepertinya Andrea tersesat, genangan air yang seperti sungai kecil berubah menjadi merah karna luka yang ada di kaki nya, rasa perih tentu Andrea rasakan sekarang.

Mata hazel nya menyeluruh untuk melihat suasana sekitar, kesana kemari untuk mencari papan bertuliskan daerah tertentu, tapi ia tidak menemukan nya, tak berselang lama Dari arah depan, cahaya bisa Andrea rasakan, ia mengangkat sedikit kepala nya untuk melihat apa itu, tak begitu jelas pandangan nya akibat hujan yang bertambah deras, bahkan ia sampai menutupi wajah nya akibat cahaya terang itu.

"Andrea?" Panggil nya sedikit teriak, laki-laki itu turun dari motor dengan helm yang belum dilepas, berlari kecil seraya menghampiri nya.

"Kok lu bisa disini?" Tanya Dewa yang dibalas gelengan oleh Andrea, mata dengan netra coklat itu menelisik memperhatikan keadaan Andrea yang sangat berantakan sekarang.

"Pergi Dewa, gue mau sendiri."

"Tolol, gua ga akan pergi."

"Disini sepi, lu ga mikirin itu?"

Andrea. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang